menggugat karena mempelai pria tidak hadir dalam resepsi itu lebih pas, masalahnya sebelum pernikahan pasti sudah ada proses lamaran, pendaftaran di KUA dst. koq ga ada critanya ya
Sejarah biasanya punya minimal 2 sudut pandang. sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia bukan cuma milik bangsa Indonesia tetapi juga Belanja, Jepang dan pihak2 lain yang ikut menyaksikan dan mencatat.
klo ngga salah oxymoron itu biasanya berbentuk frase yang memiliki makna cenderung bertentangan satu sama lain, misalnya "pilihan tunggal" tapi bisa dijadikan one liner jokes juga yang cenderung menyindir misal: good politician, seleb kurang terkenal
kalau baru setahun ngelatih tapi belum berhasil wajarlah, ini udah mau 4 tahun ngalatih timnas ga ada prestasi ya out lah. Gaji ga mau kurang tapi prestasi nawar2.....PSSI juga sama aja. secara peringkat juga Indonesia masih kalah dengan negera2 ASEAN lainnya, bahkan dengan filipina yang liga nya
yg 1 main di top level klub elite dunia, yg 1 main di top level kub elite asia ... itu baru satu perbandingan,
belum juga sebulan main udh dibilang bahagia, noh kalao udah 2 musim main baru deh bisa nilai. Ibarat pengantin baru baru beres malam pertama udh dibilang keluarga samawa.
kalau media mainstream seperti stasiun TV pasti melalui proses pembuatan konsep, penyuntingan dan selalu ada penanggung jawab acara yang akan mengkritisi konten2 yang pantas atau tidak, berbeda dengan media sosial dan media streaming yang lebih terkesan spontanitas tanpa pertimbangan kepantasan dan
ada logo pemkot udh jelas yg bikin pemkot tapi mengatasnamakan warga depok, ga jadi bangga deh walkotnya
STY jadi pelatih timnas korea U20 cuma setahun, jadi pelatih timnas senior korea juga cuma setahun. dan semuanya minim prestasi. tapi jadi pelatih timnas Indonesia memasuki 4 tahun, masih minim prestasi juga. di level asean games hanya perunggu tahun 2019 (masih kalah dengan rahmad dharmawan yg mam
Dari dulu pengungsi selalu ada tapi ada yang bisa diterima dan berbaur dengan penduduk setempat dan ada yang tidak. Mau kerja dan punya survivor skill jadi modal utama walaupun jadi warga kelas dua sekalipun. Tapi kalau ga punya skill dan maunya dibantu terus jangan harap bisa diterima dimana pun.
sejak 1998, rata2 pelatih timnas hanya 1-2 tahun saja, sedangkan STY sudah memasuki tahun ke-4 melatih timnas sejak tahun 2019 , artinya STY adalah pelatih timnas periode terlama
Ujung2nya nanti minta bantuan WHO/negara2 OKI/ NGO . Tapi tenaga kedokteran/medisnya semua harus ngikutin aturan2 Taliban.
Wajar aja ganti pelatih kalau gagal berprestasi, di AFF kemarin timnas malah gagal jadi finalis dan tanpa cetak 1 gol pun di semifinal. Miskin peluang dan kreasi. TImnas selalu dibawah bayang2 vietnam dan thailand. Prestasi timnas tidak ada bedanya dengan2 pelatih2 timnas sebelum STY
sampe sekarang ane belum tau standar pendidikan/sertifikasi guru dan pengajar pesantren itu seperti apa