💜Dokter Fazli💜 “Maaf, jika keputusan ini mendadak dan membuatmu kecewa.” Fazli menunduk setelah selesai mengutarakan niatnya. Sedangkan aku hanya bisa terdiam menahan gejolak di dada. Bagaimana tidak? Bulan depan kami akan menikah, tetapi Fazli memutuskan untuk pergi ke negara yang seda...
💜Rindu dari Tanah Syam💜 Ijab kabul telah selesai dikumandangkan dua jam yang lalu. Seharusnya—Naima—perempuan berhijab biru muda itu duduk bersanding di pelaminan yang begitu megah. Namun, ia lebih memilih untuk menyendiri di ruang baca. Menumpahkan segala kesedihan yang ia rasakan. Air...
“Maaf, jika keputusan ini mendadak dan membuatmu kecewa.” Fazli menunduk setelah selesai mengutarakan niatnya. Sedangkan aku hanya bisa terdiam menahan gejolak di dada. Bagaimana tidak? Bulan depan kami akan menikah, tetapi Fazli memutuskan untuk pergi ke negara yang sedang berkecamuk itu. Meng
❤️Bab 10❤️ Aku mengangkat wajahku, menemukan kembali tatapan mata teduh yang pernah melambungkan perasaanku. Pria itu tersenyum, senyum yang seakan kembali menggetarkan jiwa. “Apa kabar, Kay? Aku sangat merindukanmu.” Ada debaran yang tak biasa kala kalimat itu terucap dari bibirnya. ...
❤️Bab 9❤️ Hening. Sedang aku terpaku di tempat, melihat Zein yang masih berlutut di depanku. “Jika kamu tidak bahagia menjadi istriku ... aku rela melepasmu.” lirihnya sembari berusaha bangkit, hingga kini ia berdiri di depanku sembari menghapus pipinya yang basah. Aku yang terkejut m...
❤️Bab 8❤️ Selama Zein tidak di sampingku, aku sering menghabiskan waktuku dengan Sam. Yaah, walau hanya sekedar makan siang atau makan malam saja, tak lebih. Terkadang kami menghabiskan sore hingga senja untuk sekedar minum kopi di taman kecil restoran barunya. Entah mengapa, tak ada kekh...
❤️Bab 7❤️ “Semua ini untukmu. Jika kamu sedang merasa kesepian, datanglah ke sini, aku akan selalu ada untukmu, kapan pun kamu.” Aku terdiam, menunduk. Tidak tahu harus bilang apa. “Kamu suka kan dengan semua ini?” “Sam, tak harus begini juga. Aku ini bukan ....“ “SamLa. Sam...
❤️Bab 6❤️ Pertahananku hancur, aku merasa tak berkutik di hadapan Sameer. *** Sam membawaku kembali ke cafe, tapi ia tak membawaku ke dalamnya, melainkan ke sebuah bangunan mungil yang terletak di samping cafe. Aku tertegun di depan pintu bercat coklat tua itu. “Kayla, ayo masuk!” aja...
❤️Bab 5❤️ Aku bergegas menuju parkiran masjid. Bersyukur ketika tidak menemukan mobil Sam di sana. Bersyukur? Tidak, maksudku, kenapa dia tidak datang? Bukankah katanya hari ini dia mau menjemputku untuk kembali makan malam? Tapi ke mana dia belum datang juga? “Assalaamu’alaykum, Kayl...
❤️Bab 4❤️ “Sam ....” “Kenapa? Bukankah kita pernah saling tertarik? Ayolah Kay, jangan munafik! Di sini tidak ada orang, apa yang kamu takutkan? Tidak akan ada yang melihat kita.” “Kamu salah, Allah melihat kita,” jawabku lirih dengan suara bergetar. Sungguh aku sangat takut s...
❤️Bab 3❤️ Sejak Sam melihatku datang ke restoran bersama Zein, aku tak pernah lagi berjumpa dengannya. Takut jika perasaan ini membuatku jatuh ke dalam perselingkuhan. Meskipun tak bisa kupungkiri, Sam mulai menarikku ke dalam sebuah rasa yang tak biasa. Masih teringat dengan jelas, bagai...
❤️Bab 2❤️ Aku mematut diri di depan cermin, setelah mengenakan gamis biru muda dengan jilbab segi empat senada. Teringat akan undangan Sam kemarin, aku memutuskan untuk kembali makan siang di sana. Meminta Pak Khairul mengantarku lagi. Kenapa aku mau memenuhi undangannya? Bukankah kami ba...
❤️Bab 1❤️ Waktu shalat Zuhur baru saja berlalu. Seharusnya akhir pekan ini ada Zein bersamaku. Akan tetapi pekerjaannya jauh lebih penting dari istrinya ini, terpaksa aku menghabiskan akhir pekan seorang diri. Bosan rasanya di rumah, aku meminta tolong pada Pak Khairul untuk mengantarku m...
PART 22 (ENDING) 💐Bab 22 (ending)💐 Enam tahun telah berlalu, dan aku masih di sini bersama Alisha. Menjalani hidup tanpa Devan, dan menyerahkan semua urusan kepada Allah. Rasanya ini jauh lebih menenangkan. Sejak usia Alisha menginjak empat tahun, aku memutuskan kembali menempati rumah Deva...
PART 21 💐Bab 21💐 Satu minggu sejak aku kembali dari rumah sakit, Rafi datang menjenguk. Membawa kado dan sekeranjang buah berikut seikat mawar. Ditemani Mama, aku menemuinya di ruang tamu. “Bagaimana dengan kantor? Apakah ada masalah?” tanyaku setelah berbasa-basi sejenak. “Sejauh ini...
PART 20 💐Bab 20💐 Sudah satu bulan lamanya aku tidak ke kantor, dan selama itu pula aku tinggal di rumah orang tua Devan. Sebab sebelum pergi, ternyata Mbak Rima mampir ke rumah mereka, memberi kabar kalau dia tidak bisa bekerja lagi denganku. Sehingga malamnya mereka langsung datang ke ruma...
PART 19 💐Bab 19💐 Mataku menatap kosong jalanan yang sedikit mulai sepi, karena jingga hampir memudar menyambut malam. Tak ada pembicaraan antara aku dan Rafi. Kami diam seribu bahasa. Bahkan sampai mobilku yang ia kendarai memasuki halaman rumah. “Terima kasih sudah mengantar,” ucapku. ...
PART 18 💐Bab 18💐 “Bu Puja, Ibu baik-baik saja?” Suara Rafi menyentakkanku dari lamunan. Entah sudah berapa lama pria itu berada di depanku. “Eh, iya, Raf. Maaf, saya jadi ngelamun.” “Sudah waktunya makan siang, Bu.” Rafi mengingatkan. “Oh iya, silahkan kalau kamu mau makan sia...