Label musicnya jg dapat pastinya. Tp kl di media sosial yg dikelola ahli waris, pembagiannya mungkin lebih berimbang. CMIIW
UUD MD3 kan kalau berkaitan dengan tugas legislatif. Kl ribut2 di bandara yg sama sekali ga ada kaitannya dg tugas AD sbg anggota dewan, masak ga boleh memenuhi panggilan polisi. Lagipula mlh bagus AD datang ke polisi utk dimintai keterangan. Biar jelas semua duduk persoalannya. Jujur sj, saya jg e
Beda tipis, bang. Ahli warisnya Opung Elpis justru malah dapat lebih gede krn jumlahnya ga sebejibun Uncle Bob. :wakaka
therminust Tentakel AS menjangkau ke seluruh dunia. Muslim bunuh2an di Timteng & Asia Tengah, sesama Katolik musuhan di Amerika Selatan, kita saling bantai di thn 65 & sekarang gontok2an krn isu asing aseng. Mau nyebut konspirasi kok serasa lebay. Tp dunia ini mmg dikontrol segelintir org.
Taliban ini lama2 kayak khmer merah. Apa2 dilarang. Kl semua budaya dilarang a/n agama, maka semua peradaban manusia akan kembali ke titik nol.
Sudah bukan rahasia lg kl org Korea termasuk yg paling rasis di Asia. Mereka mendewakan ras Kaukasia tp senang menghina ras lain yg sebenarnya msh serumpun. Cm kata “sipit” itu yg bikin geli campur sedih. Soalnya bs melebar ke mana2. :wkwkwk
Dilema sih memang. Pandemi membuat hal2 yg dulu normal skrg malah jd ga normal/berbahaya. Tp artikel di atas menyoroti secara umum problem ibu pekerja yg menyusui.
Tdk ada satu pun negara yg berpengalaman menghadapi pandemi spt saat ini. Semua kebijakan masih kental unsur trial & error. Ga usah jauh2, kasus covid di ASEAN, Vietnam, Malaysia, Thailand, tak terkendali. Filipina memberlakukan hukum tembak bg yg melawan kebijakan pemerintah terkait pandemi.