Setitik Mahakarya Aku pengangum mereka di kala pagi.. menyusuri tepi daun..hingga ke ujung menyatu di setitik bening.. kemudian jatuh membasahi tanah.. dahan itu menari sejenak melepaskan setitik beban untuk sebuah keseimbangan baru begitu mereka memulai kehidupannya menyulam pagi yang padu sebe
Kompasiana dan Kopi Duhai Kompasiana Dirimu memang mempesona Sejak pertama berjumpa Aku tak kuasa menolakmu Tampilanmu yang putih dan bersih Seakan memancarkan cahaya Yang terus memanggil mesra Duhai kompasiana Dirimu bagaikan kopi Sekali mencoba Mata ini seakan terus terbuka Untuk ter
Saat Cinta Datang Saat cinta datang rindu dan cemas saat terpisahkan marah dan cemburu saat diduakan berdoa untuk yang diharapkan cinta bagai anak panah menembus jantung mendorong atau menariknya sama sakitnya atau memang harus dibiarkan saja merasakan getarannya yang memabukkan berharap akhir ind
Se-Jalan Di sana sebuah waktu sedang menjemputku, Menaburkan detak hidup dalam ragaku Menyulami gerak napas dalam jiwaku dan menenun kemasan harapan dalam kalbuku. Di sana sebuah waktu sedang menemaniku Membisikan kenangan dalam dadaku Melukiskan kesan dalam mataku dan memasang pesan dala
Sahabat Ber-dejavu Hurray senja kali ini sedang dirajah hujan hingga aku dapat menuliskannya. Seperti titik embun yang menjadikan jemariku tintanya untuk melambungkan pagi ke udara. Tapi bagaimana caranya merajah? Kertas, batu, kapas yang membuat patung tentang hujan beraroma. Dia telah lama meraja
Medan Perang Terasa Menjemukan Ada kalanya, ketika kematian menjadi semacam lelucon Mayat mayat tak bernyawa menjadi semacam mainan. Ada kalanya, kematian menjadi semacam guyon Beberapa mengencingi malaikat maut Padanya ditunjukkan seringai kebal senjata Ada kalanya, tubuh tubuh kaku berserak
Kalau Tiba Waktuku Tuhan…. Sepanjang hidupku Kau tidak pernah meninggalkanku Kau selalu mendampingiku Kau selalu ada dalam segala suka dan dukaku Dan Kalau tiba waktuku Aku tak punya kuasa untuk menolak panggilanMu Karena aku adalah milikmu sepenuhnya Termasuk segala yang aku punya Kalau tiba wa
Untukmu merangkai kata tak semudah merangkai bunga.. menjadi suatu kalimat bermakna untukmu.. mencari kata yang pas pun, bagai mencari jarum kecil diantara tumpukan jerami.. butuh waktu untukku.. walau aku bukanlah penyair yang lihai mempermainkan kata.. tapi aku hanya seorang yang ingin baha
Indah Tanpa Paksaan Terlalu cepat kau katakan cinta. Terlalu awal kau menginginkanQ. Biarkan semua berjalan normal. Jangan kau paksakan…. Atas ijinmu,, biarkan aku mengenalmu. Atas ijinmu,, lalu aku membutuhkanmu. Atas ijinmu aku mencintaimu… Semua akan begitu indah jika tanpa kau paksakan.
Isi Hati Sang Pecinta Kasih… Ketika ronamu menjamah sukmaku Saat senyum manismu menaburkan benih-benih kerinduan di hati… Kuputuskan terbang bersama sayap-sayap cintamu… Sebab aku ingin menggapai suatu keniscayaan… Keniscayaan akan ikatan yang tak lekang oleh zaman.. Layaknya urat nadi yan
Rembulan Di Padang Senja aku berjalan diantara beribu padang ilalang mereka membelaiku dengan sentuhan bunganya yang halus tak seperti awan yang selalu menurunkan hujan untukku seakan mengejekku di sini, di antara padang ilalang aku tetap berjalan menelusuri ribuan padang ilalang mencari janj
Sakit Ini Sakit ini terasa nyata ketika sadar, seperti inilah mungkin sakitnya kamu ketika aku berbuat hal yang sama seperti ini terhadapmu, bahkan kamu mungkin lebih sakit lagi sampai sebelum ini terjadi, aku masih tidak merasakan seperti apa sakitnya kamu padahal itu sudah berpuluh-puluh tah
Sang Pecinta Kesendirian Tak selamanya lelaki pencinta hujan mendambakan air mata langit. Ketika sendiri masih terus merundung jiwa, kadang merindukan matahari terangkan jiwa. Tak selamanya pertanyaan menjadi pertanyaan. Karena pada akhirnya, ada saatnya ketika pertanyaan adalah jawaban itu sendiri
Diam ” Berbicara tanpa bahasa, berteriak tanpa suara. Toh ternyata diam pun punya nyawa..” by: Achmad Aziz
Sungai Angsa Pagi hari di akhir bulan di tepi sungai memandang angsa liar berenang tenang itik kecil bercanda timbul tenggelam di tepi sungai jauh disana atap gedung tinggi menjulang camar dan gagak lincah beterbangan gadis kecil manis berpita merah jambu berlari kian kemari mengejar kupu-kupu beb
Gadis gadis manis itu berdiri ditepi jalan dalam keremangan malam dengan dandanan yang berlebihan mencoba mencari peruntungan ditengah gemerlapnya kota besar mencoba berdamai dengan malam tak peduli angin yang menusuk tulang tak peduli mata-mata nakal yang selalu menatapnya dengan liar tak peduli l
Kau kau… lagi lagi dan lagi selalu kau anggrek tidak kah kau bosan dengan ku untuk sekejap saja pergi dari pikiranku seolah kau menari nari tiada henti, tidak capek kah? hmm… andai saja sedikit kau ungkapkan apa yang ada di hatimu saat ini pasti aku akan bisa menikmati tarian tarianmu
Rindu Tak Berpigura Tak peduli meski musim menyemai sepi Aku melucuti hatimu Memajang senyummu Ditengah padang gersang rumput liar Membingkainya dalam rasa yang telanjang Tanpa pigura Mencumbu aroma cinta yang tertatih Tanpa kedip beralih Seringkali… Mesti meringkuk di sudut gelap hati Menangkap
Kita Tidak Berpisah, Sayang ketika aku menunduk kulihat kakiku menginjak bumi bumi sama yang kamu injak ketika aku menengadah kulihat langit masih berdiri tegak langit sama yang memayungimu kau tahu kita selalu bersama tersenyumlah segalanya baik selaras dengan semesta kau rasakankah kita ber
Kembali menapakkan kaki di bumi Indonesia tercinta sekian waktu menapak di tanah suci al mukaramah berjuta nuansa terlihat beda , berlainan dan beda dengan tanah airku walaupun demikian tetaplah tersimpan beraneka kekayaan dan kelebihan masing-masing tanah suci dengan nuansa kerahmatan, tempat