Hanya Bergumam Sekilas berlalu tanpa menderu Sekali lagi pada hari ini setelahnya sebelum hitungan kelima Tak ada yang berubah Semestinya memang tak ada yang berubah Rupanya kau tidak menangkap dengan sempurna Karena aku pun meragu Hanya bila kau tak lagi di sini Mungkin masih ada yang ingi
Pandangan Pertama Sebenar-benar warna biru Hari ini bergaris putih Wajahmu selalu seperti itu Tanpa riak bergerak Dan aku terlanjur melarut Bersemu jingga Memerah muda Sesederhana itukah pesona By: noorisme
Masih untuk Pesona Pagi Hanya ingin mengungkapkan Sebelum akhirnya kisahmu Terkubur lembaran menua Aku merasakan dengan sadarku Harus seperti apakah Aku mencintaimu Aku teryakinkan waktu Bukan kata Bukan laku By: noorisme
Kepada Diri Tidak perlu pembicaraan lagi Tentangmu Tentangku Bersama angin Bersama debu Tidak tentang kebersamaan kita By: noorisme
Seperti Sebelumnya Tanpa berfikir wujud aku tetap memilih menjadi ada Tanpa adamu aku tetap memilih wujud menjadi Aku ingin kau tahu Aku ada Selalu ada By: noorisme
Kepada Pesona Pagi Harimu tak kulihat senyuman Tak ada yang bisa kupinta dari sebuah kenangan Pada setiap waktu yang mereka sebut malam Kupintakan cahaya terang Cahaya terang Cahaya terang Cahaya terang hidupmu Meski cahaya terang itu aku Tapi aku bukan cahaya terangmu Tak pantas juga men
Dari yang Kulihat Mungkin hanya ingin tahu Usah mendengar yang mungkin tak nyata Usah menjelang yang seharusnya tak terjadi Meski arah lahar selalu selatan Itu hanya kabar yang kudapat dari seorang kawan Dua puluh menuju harimu Begitu banyak raga lalang berlalu Bergeming dalam mangu Tak in
Kamu yang Kulihat Kartika terduga rentetan keriuhan Ini hari yang ditunggu Gerakmu tak kuhindarkan Urung melahirkan tanya Sesuatu yang kau utarakan selanjutnya Tapi ini di luar dugaanku Ada yang belum sempat kusampaikan pada akhirnya Fantasimu mungkin Fatamorgana aku menamainya By: noo
Ada Yang Kulihat Setelah pertemuan setelah rasa Akankah semuanya sama saja Beberapa kali kutangkap matamu Tidak sampai hitungan kelima Kau mencariku dengan dalih waktu yang tak lama lagi Dalam ruang tanpa bertanya maksudmu Makna itu tergelar By: noorisme
Berkelana Dalam Hingar Sosok itu membuka pintu dengan misteri Saat mengaku diri pada kesunyian Dalam hingar sudutku sendiri Tak lagi menunggu pagi demi menemukanmu Aku dalam pelukan matahari tanpa terbakar Sudah lebih dari cukup By: noorisme
Diam-diam Pertama kita jabat tangan, kau diam. aku merayumu bisikkan love you, kau diam. tanpa pikir panjang aku melamarmu, kau diam. malam-malam aku mencumbuimu, kau diam. setahun, dua tahun, sepuluh tahun pernikahan, kau masih diam. kuputuskan mengajak janda muda ke rumah, kau hanya diam. di ak
Rindu Kesumat : ke Haribaan Azizah Di pangkal pagi, aku melenggang menuju kesunyian, ruang tempat berbaring seluruh keheningan. aku mengendarai rindu untuk mencapaimu. Seiring namamu sering mendesing dibibirku. Puisiku menjadi piatu sejak kau kian jauh dari jangkauku. Di ujung pagi, kesunyian menu
ZIEISME 2 Cahaya mengembara dari bintang ke bintang seperti jantungku, berdetak sekencang ombak pasang genderang bayangmu bertandang seremang malam menolak terang anganku mengabadikanmu dengan puisi yang tak lekang oleh kenang Mungkin kau tak tahu, Zie bahwa dirimu adalah sumber segala pui
KEPADA JALUR SENGKETA Anyir seluruh raga ini Hamparan bingkaibingkai raga Saling tindih Saling didih Setelah mereka jatuh dari bibirbibir Pemisah kehidupan Sulursulur ringkih terkail bongkahbongkah sembap Yang sedari tadi memuji keji Burungburung besi pembawa karikil atom Adakah sebongkah emas ya
PERMINTAAN SEORANG KAWAN Demi air dan riaknya Yang memercikkan barokahnya ketika subuh Demi langit dan bintangbintangnya Selaku penaung semesta, kala bulan dan bintang hilang Saling berkejaran Demi Dzat yang aku dalam takdirnya Hujan mendekapku di selasar Tuhan Hanya selimut bisu yang sudi berbagi
SELOROH ANGIN 1 Kecambahkecambah nestapa berserakan kala terik Mengikuti cahaya yang menerobos lubanglubang buatan Di bantalanbantalan kepala Orin terjamuri Suara Gong ramai berterbangan di awang Memecah gendanggendang di dua Lorong sempit milik daun Dan lelehan lilin merah di dalamnya 2 Pujangg
Hilang Rasa, Hilang Ingatan memasuki kota ini aku seperti pendatang baru tak pernah merasa pernah datang ke kota ini sebelumnya bahkan pernah mengalami berbagai kenangan disini aku tak ingat kenangan itu aku tak merasa hal apapun hanya rasa linglung kemana aku harus pergi dengan apa aku me
Merasa Jenuh sejenak bosan pada rutinitas harian terpaksa diperbuat demi pertahanan kehidupan merasa jenuh karena terlalu biasa namun ini adalah senjata melawan kebutuhan kepenatan adalah kawan tanpa lelah tanpa berpaling selalu menghantam daya tahan ini adalah kenyataan pada tanggung jawab By:
Gombal Aku tak mengerti Dgn hati ini Mengapa tak karuan begini Semua campur aduk rasanya Seperti rujak cinta …Manis krna senyummu Pedas terbakar cintamu Kaulah yg membuatku Rindu Tak sabar menemuimu By: Kang Fuad
Puisi Cicak Sore baru saja beranjak dari bibir ranummya matahari Aku beringsut menyongsong malam dalam pelukan puisi Perlahan, kusadari seekor cicak tengah melata dimataku Tak tampak sikap waspada dari caranya merayapi tatapku Tidak juga terlihat takut diburu mendera ketajaman tatapnya Lalu .. Hap,