Tokoh warga itu langkahnya agak limbung saat berada di dekat jasad Rasma yang tergeletak di tengah kerumunan orang banyak. Tapi berusaha bertahan agar tidak jatuh tersungkur di atas tanah. Tubuhnya menggigil. Ia menggigit bibirnya. Dadanya terasa sakit kembali. Ia mengatur nafasnya beberapa saat. S
Tokoh warga itu langkahnya agak limbung saat berada di dekat jasad Rasma yang tergeletak di tengah kerumunan orang banyak. Tapi berusaha bertahan agar tidak jatuh tersungkur di atas tanah. Tubuhnya menggigil. Ia menggigit bibirnya. Dadanya terasa sakit kembali. Ia mengatur nafasnya beberapa saat. S
"Kau ikut saja berbonceng denganku," kata Hamildan. Tokoh masyarakat itu tahu kalau orang-orang menantikan dirinya mengambil keputusan terkait adanya kejadian itu. Dan benar saja. Orang-orang yang berkumpul di rumah Burhan serempak memandang ke arah dirinya saat ia datang dengan berbonce
Petir di langit tiba-tiba menggelegar. Orang itu terlonjak kaget. Angin berhembus kencang. Orang itu memandang langit. Tampaknya lagi-lagi akan turun hujan dengan lebat. Ia mempercepat gerakan tangannya mengais sisa-sisa uang dan perhiasan di kantong baju temannya yang sudah tewas. Tampaknya masi...
Perlahan-lahan ia membalikkan badannya. Menghadap sosok berbungkus kain kafan yang terlihat bercak-bercak tanah lumpur Lalu memandang sosok itu dengan lebih teliti sembari mengerutkan alis. "Oh, kau mau menakutiku, ya? Berpura-pura menjadi sosok pocong segala? Siapa kau?! Burhan??!" ia m
Keduanya saling berpandangan sejenak. Tapi hanya beberapa saat, karena beberapa detik berikutnya kedua perampok kambuhan itu bagai kesurupan menyerbu masuk ke dalam kamar. Geruduk sana sini memunguti sisa-sisa uang dan perhiasan di atas lantai. Ada pecahan satu rupiah dan lembaran sepuluh rupiah y
RAMPOK YANG SIAL Burhan terpaku sejenak. Namun detik berikutnya ia bagaikan kesetanan segera mengayuh sepeda pancalnya hingga Ruspandi tertinggal di belakang. "Bang! Tunggu, Bang!" Ruspandi berteriak. Ia menggapai-gapai ke arah Burhan sembari berlari mengejar Burhan yang kemudian menghe
Maaf, mungkin judulnya sama, tapi ini karya aseli sendiri, silakan agan lihat alur cerita dan tokohnya apakah sama? Bang beben adalah orang yang sangat saya hormati karena beliau adalah guru pembimbing sastra saya, jadi saya gak berani memplagiat karya beliau, silakan anda tanyakan kepada bang be...
DALAM PELARIAN Hhhhrrrrrkkkk....kkkk.... Terdengar suara mengeruk seperti suara berteriak namun tersekat di tenggorokan. Burhan bergegas memasangkan palang pintu dapur. Lalu menyilangkan telunjuknya di bibir saat Ruspandi menatapnya penuh tanda tanya. "Ada apa ini bang?" Ruspandi masih
Hhrrkkkkh.... Terdengar suara menggeruk dari balik tanah. Papan nisan itu terus bergoyang-goyang diselingi oleh angin kencang dan hujan deras. Hhhhh... Hhhhhhh..... Hhhrrrrhhhhkkkh! Suara itu penuh dendam dan kebencian. Sesuatu yang bergerak seakan-akan berusaha keras untuk keluar dari dalam tana...
Keempatnya secepatnya memandikan mayat. Agak.tergesa-gesa dan terkadang saling berpandangan satu sama lain. "Iiihhhh...!" salah seorang pemandi cumiik lirih. Ia menarik tangannya cepat-cepat dari tubuh si mayat. Dan bergegas berlari ke luar kamar. Tanpa mempedulikan yang lain terlihat ke
Puncaknya tubuh Rasma tampak mengejang-ngejang. Mulutnya menganga seperti ingin mengeluarkan teriakan kesengsaraan. Lalu suara paraunya terdengar yang diiringi semburan darah segar keluar dari mulutnya bagaikan muntahan larva gunung merapi. Semburan darah secara aneh itu berhamburan ke segala arah
Ia tersandar pada sandaran kursi. Melepaskan nafas panjang, lalu mendesah pelan sambil menggeleng-geleng kepala. "Aku permisi dulu," katanya tiba-tiba. Dan ia beranjak berdiri dari duduknya. Berjalan ke luar kamar dengan tertatih-tatih. Burhan masih agak bingung dengan sikap tamunya bar
Menginjak bulan ketiga setelah mereka mengalami perubahan hidup, orang meninggal tak wajar kembali bertambah di kampung itu. Ciri-cirinya mengalami sakit aneh dengan kulit memerah disertai bintil-bintil yang mengeluarkan darah, kemudian mereka meninggal setelah kejang-kejang dan mengalami muntah ...
Maret 1950 Rambut wanita itu terlihat acak-acakan. Matanya menatap kosong ke depan dengan raut wajah terlihat dingin. Mukanya pucat dan tampaknya ia sedang sakit keras dan menahan sakit. Tapi ia tak bergeming. Ia mengenakan gaun tidur motif bunga bunga dan terbaring di atas ranjang di dalam kamar
Sandah adalah wujud arwah penasaran seorang wanita yang semasa hidupnya menganut ilmu tertentu, entah itu pengasihan ataupun ilmu pesugihan yang beraliran hitam. Sandah menjadi.legenda yang cukup menakutkan di Kalimantan. Biasanya ia akan menjumpai orang-orang yang dikenalnya setelah ia meninggal...
Adit baru saja merebahkan dirinya di depan TV untuk menikmati film dokumenter di Chanel National Geografic, ketika tiba-tiba pintu kamar kost nya diketuk. Ia menoleh ke pintu. "Ya, masuk aja. Tak dikunci," serunya dari dalam. Pintu dibuka. Adit tercengang. Ternyata Norsy. Perasaannya be...