Part 10 "Toloong ... toloong." Yati berteriak hingga suaranya parau. Berulang kali dia meneguk saliva agar dapat melegakan tenggorokan yang terasa kering dan sedikit perih saat mengeluarkan suara. Malam pekat, bintang dan bulan pun enggan menyapa. Yati meraba sekitar tempatnya terjatuh.
Iya, sudah saya keep di WP ๐ Mau diteruskan di Kaskus. Tambah part, tapi masih belum selesai. Sibik Corona ๐
Part 9 Pak Mul mengerjapkan mata, mengumpulkan ingatan, lalu buru-buru duduk. Entah sudah berapa lama dia pingsan. Makhluk berbulu dan menyeramkan sudah membuatnya tak sadar diri. Namun, sekarang dia sadar berada di rumah Sri Juminten, tetapi entah di bagian mana. Jelas bukan di bagian tengah yang
Part 2 "Mama ....!" Miko menghambur ke pelukan Bu Heni yang berdiri menahan terkejut. Aan duduk memegangi kedua lututnya. "Kenapa, An? Pasti kamu jahili Miko lagi!" seru Bu Heni kesal. Dia khawatir Miko tumbuh jadi anak yang penakut lantaran sering dijahili dan ditakut-takuti ...
Part 8 Bu Lia mendengar suara rintihan. Pelan sekali, sampai-sampai terdengar seperti bisikan. Keringatnya membanjiri wajah, berulang kali disapu dengan ujung jari. Diteguknya saliva berulang kali agar jantung tak terlalu cepat berdetak. "Tolong ...." Sudah tiga kali Bu Lia berkonsentra
Hans198 Benar di sana sudah tamat. Tapi, rencana bagiannya akan lebih panjang di sini. Anyway, meskipun ini copypaste, saya gak ngambil karya orang.
Part 7 Susan tetangga ujung desa, merasa perutnya melilit. Kepala janin seperti akan mendobrak jalan lahir yang masih buntu. Wajahnya ditekuk, bak kertas origami yang sudah dibuat beberapa pola. Keringatnya mengucur deras dari setiap sudut rambut. Pasien Bu Lia mengalami pecah ketuban, padahal us
Part 6 ย โAda apa, Bu?โ tanya Aji dan Pak Mul kompak. Saking terkejutnya mendengar jeritan Bu Lia mereka masuk berbarengan ke kamar, sampai-sampai Ibu dan Kusuma ditinggal berdua di beranda. โSeluruh permukaan kulit bagian belakang Yati biru. Apa sebelum dipijat Bude Sri memang begitu kond...