- Beranda
- Berita dan Politik
Kematian Helmud Hontong Kembali Disorot, Sikap Tolak Tambang Jadi Perbincangan
...
TS
mpat
Kematian Helmud Hontong Kembali Disorot, Sikap Tolak Tambang Jadi Perbincangan

Kematian Helmud Hontong kembali viral dan dikaitkan dengan sikap tegasnya menolak tambang emas di Pulau Sangihe. (Foto: ANTARA/HO-Dok. Pribadi)
Nama Helmud Hontong, Wakil Bupati Kepulauan Sangihe yang meninggal dunia pada 2021, kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Perbincangan tersebut mencuat setelah sejumlah akun mengunggah ulang narasi lama yang mengaitkan kematiannya dengan sikap politik Helmud yang dikenal menolak aktivitas pertambangan emasdi Pulau Sangihe.
Isu ini kembali mengemuka setelah sebuah unggahan di media sosial Instagram menyebarkan kembali cerita wafatnya Helmud tanpa menyertakan kronologi lengkap. Meski peristiwa tersebut telah berlalu beberapa tahun, kematian Helmud dinilai masih menyisakan tanda tanya di tengah publik.
Helmud Hontong meninggal dunia pada Juni 2021 saat berada dalam penerbangan rute Denpasar menuju Makassar. Kepergiannya terjadi secara mendadak ketika ia masih menjabat sebagai wakil kepala daerah dan tengah bersuara lantang menolak izin pertambangan emas di wilayah Kepulauan Sangihe.
Menurut Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), wafatnya Helmud sejak awal dinilai memiliki kejanggalan. Koordinator Nasional Jatam, Merah Johansyah Ismail, menyampaikan keheranannya atas peristiwa tersebut karena Helmud merupakan figur publik yang bersikap tegas terhadap isu pertambangan.
"Ini mengagetkan. Kedua, misterius dan agak janggal kematiannya. Karena dia figur publik, kepala daerah yang menolak tambang. Bahkan dia juga mengirim surat ke ESDM," kata Merah Johansyah Ismail.
Kronologi di Dalam Pesawat dan Polemik Tambang
Berdasarkan keterangan Harmen Rivaldi Kontu, ajudan pribadi Helmud saat itu, kondisi sang wabup memburuk ketika berada di dalam pesawat. Harmen menjelaskan Helmud sempat mengeluh pusing dan meminta dioleskan minyak kayu putih di leher serta bagian belakang kepala.
Beberapa menit kemudian, Helmud disebut tidak lagi merespons panggilan. Harmen mengaku melihat darah keluar dari mulut dan hidung Helmud. "Sekitar lima menit saya lihat Bapak tersandar. Saya panggil dan colek, tapi sudah tidak ada respons. Kemudian keluar darah dari mulut dan tidak lama dari hidung," ujar Harmen.
Pramugari kemudian meminta bantuan penumpang yang memiliki latar belakang medis. Helmud dipindahkan ke bagian belakang pesawat untuk mendapatkan pertolongan. Seorang dokter sempat memeriksa denyut nadinya, namun upaya penyuntikan adrenalin dibatalkan karena denyut jantung tidak lagi terdeteksi.
Setibanya di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, petugas karantina kesehatan memastikan Helmud telah meninggal dunia.
Sebelum wafat, Helmud diketahui sempat mengirim surat pembatalan izin tambang PT Tambang Mas Sangihe ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 28 April 2021. Surat tersebut dikirim atas nama pribadi, bukan mewakili Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Menurut Sekretaris Daerah Kepulauan Sangihe, Harry Wollf, pemerintah daerah tidak pernah mengirimkan surat resmi terkait pembatalan izin tambang. "Dalam kapasitas pemerintah tidak ada. Mungkin beliau menyurat dalam kapasitas pribadi," kata Harry.
Pasca kematian Helmud, koalisi masyarakat sipil Save Sangihe Island (SSI) menggagas petisi daring yang mendesak pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Tambang Mas Sangihe. Petisi tersebut juga meminta pengusutan tuntas atas wafatnya Helmud.
Di tengah derasnya spekulasi publik, Komnas HAM mendorong aparat penegak hukum melakukan penyelidikan. "Komnas HAM mendorong ada proses penyelidikan polisi supaya semuanya jelas sehingga tidak timbul spekulasi publik," kata Beka Ulung Hapsara, Komisioner Komnas HAM.
Referensi: TrenMedia.co.id
soelojo4503 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
390
10
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
691.5KThread•2Anggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya