Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Situasi Darurat, Pemerintah Pusat Diminta Permudah Izin Internasional Masuk Aceh
Situasi Darurat, Pemerintah Pusat Diminta Permudah Izin Bantuan Internasional Masuk Aceh
Situasi Darurat, Pemerintah Pusat Diminta Permudah Izin Internasional Masuk Aceh
Tayang: Kamis, 4 Desember 2025 14:29 WIB
Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nurul Hayati


zoom-inlihat fotoSituasi Darurat, Pemerintah Pusat Diminta Permudah Izin Bantuan Internasional Masuk Aceh
Serambinews.com/Rianza Alfandi
JUBIR POS KOMANDO – Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin. Foto direkam Senin (1/12/2025).
A-
A+Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pemerintah Aceh meminta pemerintah pusat untuk mempermudah proses perizinan masuknya bantuan internasional, untuk penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Tanah Rencong.

Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin mengatakan, kemudahan akses tersebut menjadi penting karena kondisi masyarakat di wilayah terdampak sangat membutuhkan dukungan logistik.

“Kita berharap pemerintah pusat dapat memberikan kelonggaran agar akses bantuan ke kawasan bencana bisa lebih cepat,” kata Murthalamuddin, Rabu (3/12/2025).

Murthalamuddin menyampaikan, saat ini beberapa wilayah terdampak bencana di Aceh masih sulit dijangkau akibat rusaknya jaringan jalan, jembatan, hingga komunikasi.

Kendala komunikasi semakin diperparah oleh ketiadaan listrik.

Meskipun tersedia akses internet melalui Starlink, perangkat tetap membutuhkan daya, dan ketika baterai habis, komunikasi kembali terputus.

Kemudian disisi lain, lanjut Murthalamuddin, terkait kebutuhan relawan, unsur Tagana, TNI, dan relawan lain sejak awal bencana hingga hari ini terus bergerak di lapangan.

Namun, hambatan terbesar tetap pada akses menuju lokasi.

Tingginya lumpur membuat jalur tidak dapat dilalui kendaraan.

Bahkan di sejumlah titik, bantuan harus dipanggul secara manual, tetapi metode ini tidak dapat berlangsung lama karena rawan menimbulkan kemacetan dan membahayakan relawan.

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Aceh menegaskan pentingnya dukungan pemerintah pusat, terutama dalam mempercepat izin bagi bantuan luar negeri maupun lembaga kemanusiaan internasional.

Pemerintah daerah juga mencontohkan ada bantuan sebelumnya yang mengirimkan pesawat pengangkut logistik.

Mereka berharap proses birokrasi di bandara atau titik masuk lainnya dapat dipermudah tanpa mengesampingkan aturan keselamatan.

“Situasi darurat tidak bisa menunggu. Semakin cepat bantuan masuk, semakin besar peluang untuk menyelamatkan warga di wilayah terisolir,” pungkasnya.(*)

https://aceh.tribunnews.com/nanggroe...al-masuk-aceh.





Kaki Bergetar, Kisah Hermansyah Jalan Kaki Tembus Longsor untuk Selamat: 2 Hari 3 Malam Tanpa Makan

Situasi Darurat, Pemerintah Pusat Diminta Permudah Izin Internasional Masuk Aceh
Tayang: Kamis, 4 Desember 2025 11:12 WIB
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nur Nihayati


zoom-inlihat fotoKaki Bergetar, Kisah Hermansyah Jalan Kaki Tembus Longsor untuk Selamat: 2 Hari 3 Malam Tanpa Makan
BEA CUKAI LANGSA/Kompas TV
Kisah pilu dialami Hermansyah, warga Kutacane, Aceh Tenggara, yang harus berjalan kaki selama dua hari tiga malam untuk keluar dari wilayah yang terisolasi akibat banjir dan longsor besar yang melanda Aceh Tengah dan sekitarnya.
A-
A+
SERAMBINEWS.COM - Kisah pilu dialami Hermansyah, warga Kutacane, Aceh Tenggara, yang harus berjalan kaki selama dua hari tiga malam untuk keluar dari wilayah yang terisolasi akibat banjir dan longsor besar yang melanda Aceh Tengah dan sekitarnya.

Hermansyah sebelumnya hendak menuju Banda Aceh. Namun saat melintasi Desa Ise-ise, Aceh Tengah, ia terjebak hujan deras dan longsor yang membuat akses jalan benar-benar terputus. Tidak ada kendaraan yang bisa melintas.

Hermansyah sempat bertahan dua hari di rumah warga.

Namun, kondisi kian memburuk.

Akses jalan dari Ise-ise menuju berbagai desa benar-benar tidak bisa ditembus, sementara logistik semakin menipis.

Ia akhirnya memutuskan meninggalkan kendaraannya dan berjalan kaki menembus jalur longsor.

“Dari Ise-ise, Pak, saya jalan. Tembus ke Isaq. Kalau akses jalan itu ini belum tembus karena banyak putus. Tapi tujuan utama memang ke Banda Aceh. Cuma karena tidak ada jalan sama sekali, saya jalan. Bukan karena tidak ada bantuan, memang tidak bisa mereka tembus karena jalannya putus. Enggak bisa kita salahkan pemerintah,” ujar Hermansyah dikutip dari Kompas TV, Kamis (4/12/2025).

Tanpa Makan, Berjalan di Tengah Gelap
Hermansyah mengaku berjalan tanpa henti selama dua hari tiga malam. Ia hanya berhenti sesaat pada malam hari.

“Saya jalan dua hari tiga malam, Pak. Jam 11 malam baru berhenti, tanpa makan,” kata Hermansyah dengan suara lemah.

Kondisi fisiknya terus menurun selama perjalanan.

Tidak ada logistik tersisa, sementara jalur yang ia lalui penuh lumpur, longsoran tanah, dan pohon tumbang.

“Tak Ada Lagi Beras Apapun, Harus Ditempuh Terus”
Hermansyah tidak sendiri. Ada warga lain yang juga terjebak di wilayah perbatasan.

Mereka sama-sama memilih berjalan kaki menuju Bener Meriah untuk mencari bantuan.

“Dua hari tiga malam, Pak, dari daerah Ise-ise. Dari daerah perbatasan, enggak ada lagi beras apapun, jadi harus ditempuh terus. Karena kami tahu mungkin ada bantuan dari negara atau pemerintah,” ujarnya.

Ia mengatakan akses bantuan dari Takengon menuju Bener Meriah putus total. Tidak ada kendaraan yang bisa masuk membawa logistik.

Dibopong TNI, Kakinya Tak Lagi Sanggup Berdiri
Setelah menempuh perjalanan ekstrem itu, Hermansyah akhirnya tiba di Kabupaten Bener Meriah.

Personel TNI yang menemukan dirinya langsung membopong Hermansyah karena kakinya sudah tidak kuat lagi untuk berjalan.

Bersama warga lain yang berhasil dievakuasi, Hermansyah akan diterbangkan menuju Medan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU.

Ia sempat menceritakan momen haru saat tiba di bandara, ketika bertemu rombongan AHY yang saat itu juga menyalurkan bantuan.

“Alhamdulillah, jumpa Pak AHY, dia beri bantuan. Karena akses bantuan dari jalan Takengon ke Bener Meriah itu putus, enggak ada sama sekali apa pun lagi,” katanya.

Sejumlah desa di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara dilaporkan masih terisolasi akibat banjir bandang dan longsor.

Banyak titik longsor yang membuat jalan amblas dan tidak dapat dilalui kendaraan.

Kisah Hermansyah menjadi gambaran betapa beratnya perjuangan warga untuk keluar dari wilayah terdampak, sekaligus menunjukkan betapa gentingnya kondisi akses di daerah bencana.


https://aceh.tribunnews.com/news/100...akan?page=all.


Gibran Cek Jalan Putus Akibat Banjir di Aceh Singkil
Situasi Darurat, Pemerintah Pusat Diminta Permudah Izin Internasional Masuk Aceh

Kompas.com, 4 Desember 2025, 14:45 WIB Rahel Narda Chaterine, Dani Prabowo Tim Redaksi Lihat Foto Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau jalan yang putus di Desa Ujung Bawang, Aceh Singkil, Provinsi Aceh, Kamis (4/12/2025). Di lokasi, Gibran sempat berbincang dengan beberapa lansia di sebuah rumah.(Kompas.com / Rahel Narda)

ACEH, KOMPAS.com - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau jalan yang putus di Desa Ujung Bawang, Aceh Singkil, Provinsi Aceh, Kamis (4/12/2025).

Pantauan Kompas.com di lokasi, warga yang telah menunggu kedatangan Gibran langsung menyambutnya dengan meriah dan antusias. Mereka terlihat merekam dan mengajak Gibran untuk berfoto. Selain itu, ada pula warga yang mengajaknya bersalaman.

Selama berada di lokasi, Gibran turut mengecek jalan yang rusak sepanjang 4 meter. Aspal tersebut rusak akibat bencana banjir yang melanda wilayah tersebut. Gibran juga sempat mendatangi salah satu rumah dan berbicara dengan beberapa perempuan lanjut usia (lansia) yang tengah berada di rumah tersebut.

Terlihat, Gibran memberikan salam dan membungkukan badannya ketika datang, berbicara sebentar untuk mengetahui kondisi mereka, lalu kembali menyalami mereka dan membungkukkan badan ketika hendak meninggalkan lokasi.

Selanjutnya, Gibran juga sempat memberikan arahan kepada beberapa petugas setempat, serta memberikan bantuan logistik berupa beras, minyak goreng, susu, obat-obatan, dan air mineral, serta mainan kepada anak-anak.

Gibran Tinjau Sumbar dan Sumut Sebelumnya sejak pagi hari, Gibran telah meninjau lokasi lain yang terdampak banjir Sumatera akhir November.

Pagi tadi, Gibran meninjau Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dia menyalurkan bantuan hingga mainan anak ke para pengungsi.

Gibran lalu terbang mengunjungi Tapanuli Selatan. Ada dua lokasi pengungsian yang dia kunjungi yakni Desa Garoga dan Desa Batu Hula, keduanya ada di Kecamatan Batang Toru.

Kini, Gibran sampai di Aceh untuk meninjau dampak banjir dahsyat akhir November. Per sore 3 Desember 2025 berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, bertambah menjadi 770 orang.


Situasi Darurat, Pemerintah Pusat Diminta Permudah Izin Internasional Masuk Aceh
Wapres Gibran Rakabuming di Batang Toru, Tapanui Selatan, 4 Desember 2025. (Rahel Narda Chaterine/Kompas.com)

https://nasional.kompas.com/read/202...-aceh-singkil.

Kondisi di Aceh

2/04/14450231/gibran-cek-jalan-putus-akibat-banjir-di-aceh-singkil.


itkgidAvatar border
tf96065053Avatar border
fcvkedAvatar border
fcvked dan 2 lainnya memberi reputasi
3
232
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
691.4KThread56.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.