- Beranda
- Berita dan Politik
Lokataru Kritik Kekerasan Polisi terhadap Massa Demo 25 Agustus
...
TS
mabdulkarim
Lokataru Kritik Kekerasan Polisi terhadap Massa Demo 25 Agustus

Lokataru menilai kekerasan polisi terhadap massa demonstrasi di Kompleks Parlemen kemarin mencerminkan buruknya kebebasan sipil di era Prabowo Subianto.
26 Agustus 2025 | 14.42 WIB
Polisi memukul mundur massa aksi anak STM yang akan mengikuti demonstrasi dengan tembakan gas air mata di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat, 25 Agustus 2025. Tempo/Andi Adam Faturahman
Perbesar
Polisi memukul mundur massa aksi anak STM yang akan mengikuti demonstrasi dengan tembakan gas air mata di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat, 25 Agustus 2025. Tempo/Andi Adam Faturahman
Organisasi masyarakat sipil Lokataru Foundation mengkritik kekerasan polisi terhadap massa demo 25 Agustus di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa demonstrasi dan memukul seorang jurnalis foto dari Kantor Berita Nasional Antara. Selain itu, polisi juga menangkap ratusan peserta demonstras, termasuk dari kalangan pelajar.
“Kapolri telah menjadikan institusinya sebagai algojo demokrasi. Tugas polisi seharusnya melindungi warga, bukan mengkriminalisasi publik yang menyampaikan pendapat,” kata Fauzan Alaydrus, juru bicara Lokataru, dalam keterangan tertulis pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Lokataru juga menilai tindakan polisi merupakan cerminan buruknya kebebasan sipil. “Inilah potret nyata memburuknya kebebasan sipil di era Prabowo,” ujar Fauzan.
Ratusan massa demo 25 Agustus 2025 yang ditangkap langsung dibawa ke Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), Jakarta Selatan. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta telah memberi bantuan hukum kepada mereka setelah menunggu hingga Selasa dini hari. Perwakilan LBH Jakarta, bersama keluarga para demonstran, mendatangi Polda Metro Jaya sejak Senin tengah malam, namun baru bisa bertemu demonstran yang ditahan pada Selasa pukul 04.00.
Sejak pukul 00.00 WIB, LBH Jakarta bersama sekitar 40 orang keluarga korban berupaya menanyakan keberadaan para peserta demo di DPR itu kepada anggota Polda Metro Jaya. “Polisi enggan menjawab,” ujar penasihat hukum LBH Jakarta Daniel Winarta kepada Tempo.
Mereka menanti kepastian tentang kabar peserta aksi selama berjam-jam di ruang tunggu Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum). Hingga sekitar pukul 04.00 WIB, barulah anggota Polda Metro Jaya memberi tahu keluarga tentang keberadaan dan kondisi para peserta demo.
Menurut Daniel, polisi awalnya meminta mereka menunggu, berjanji akan memberi kabar tentang keadaan para peserta aksi. Namun, kata dia, polisi memakan waktu lama untuk melakukan itu.
“Setelah menunggu kurang lebih empat jam, akhirnya keluarga korban masuk ke dalam ruang penyidik Kamneg (Subdirektorat Keamanan Negara) untuk memastikan keberadaan anak mereka,” ujar Daniel.
Berdasarkan informasi dari anggota Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, LBH Jakarta menyebut ada 370 orang massa demo yang ditangkap oleh polisi. Sekitar 200 orang di antaranya adalah anak di bawah umur.
Selain itu, LBH Jakarta juga mengatakan para peserta aksi banyak yang terlihat mengalami luka-luka. “Pendamping hukum melihat peserta aksi yang ditangkap mengalami bonyok dan luka-luka,” katanya.
https://www.tempo.co/hukum/lokataru-...#goog_rewarded
Pelajar Dapat Ajakan Demo 25 Agustus di DPR dari TikTok

Kompas.com - 26/08/2025, 19:24 WIB Baharudin Al Farisi, Abdul Haris Maulana Tim Redaksi Lihat Foto Pelajar Ikut Demo 25 Agustus, Polisi Imbau Orangtua Awasi Anak(KOMPAS.com/Lidia Pratama Febrian )
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sylvana Maria Apituley, menyebut TikTok menjadi sarana tercepat dalam menyebarkan ajakan demonstrasi di area Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, kepada para pelajar.
Melalui media sosial tersebut, banyak pelajar merasa penasaran dan terdorong untuk ikut dalam aksi unjuk rasa pada Senin (25/8/2025).
"Ada berita-berita atau informasi yang mendorong mereka untuk ikut, asalnya dari media sosial, mereka menyebutkan TikTok sebagai sumber informasi cepat yang mereka tangkap lalu rasa ingin tahu mendorong mereka ikut," kata Sylvana di Polda Metro Jaya, Selasa (26/8/2025).
Dalam demonstrasi di Gedung DPR/MPR RI itu, para pelajar yang hadir berasal dari berbagai wilayah sekitar Jakarta, di antaranya Depok, Tangerang, dan Bekasi. Bahkan, ada pula pelajar yang datang dari Sukabumi.
Mereka berangkat ke Jakarta menggunakan uang jajan. Ke depan, polisi bersama pihak terkait diharapkan dapat bekerja sama mengusut tuntas kasus ini agar tidak ada lagi pelajar yang ikut berunjuk rasa, apalagi hingga melakukan tindakan anarkis.
"Kita semua tidak ingin peristiwa seperti ini terulang lagi karena ini merampas hari-hari terbaik anak-anak hari ini dan merampas masa depan mereka," ujar Sylvana.
Untuk diketahui, 351 orang yang ditangkap dalam demo 25 Agustus di depan Gedung DPR/MPR RI terdiri dari 155 orang dewasa dan 196 anak di bawah umur. Baca juga: Pelajar yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus Berasal dari Tangerang hingga Sukabumi Kini, 196 anak di bawah umur itu telah dipulangkan usai para orangtua membuat surat pernyataan.
https://megapolitan.kompas.com/read/...r-dari-tiktok.
351 Pendemo Ditangkap, Mayoritas Masih Pelajar hingga 7 Orang Positif Narkoba

Tayang: Selasa, 26 Agustus 2025 17:35 WIB
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Rr Dewi Kartika H
zoom-inlihat foto351 Pendemo Ditangkap, Mayoritas Masih Pelajar hingga 7 Orang Positif Narkoba
TRIBUNJAKARTA.COM
DEMO DI DPR RI - Massa aksi yang berjumlah ratusan orang berjalan kaki di tengah ruas Jalan Tol Dalam Kota menuju ke arah Gedung DPR, Senin (25/8/2025).
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Sebanyak 351 orang ditangkap saat aksi demo yang berakhir ricuh di Gedung DPR RI, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ratusan pendemo itu ditangkap di sekitar area Gedung DPR, Jalan Gerbang Pemuda, dan Flyover Petamburan.
"Akhirnya kami mengamankan setidaknya ada 351 orang ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa (26/8/2025).
Mereka disebut melakukan tindakan anarkis dengan merusak fasilitas umum dan menyerang pengendara mobil di jalan tol.
Ade Ary mengungkapkan, mayoritas pendemo yang ditangkap merupakan anak di bawah umur yakni berjumlah 196 orang. Sedangkan 155 orang lainnya adalah dewasa.
"Kemarin Kapolres Metro Jakarta Pusat sudah mengingatkan kepada anak-anak pelajar yang ada untuk tidak melakukan kegiatan penyampaian pendapat. Bahwa tempat kalian bukan di sini, kalian pelajar," ujar Kabid Humas.
Kepada polisi, para pelajar yang berasal dari Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, dan Sukabumi itu mengaku ikut demo karena terprovokasi ajakan di media sosial.
"Setelah dilakukan pendalaman di lapangan kemarin oleh rekan-rekan kami, mereka datang karena ajakan dari medsos ya," ungkap Ade Ary.
Dari 351 orang yang ditangkap, tujuh di antaranya dinyatakan positif narkoba berdasarkan hasil tes urine.
"Enam di antaranya urine-nya mengandung zat yang terkait dengan sabu, kemudian satu orang urine-nya mengandung zat yang terkait dengan benzoat. Tujuh orang ini semuanya dewasa ya," kata Ade Ary.
https://jakarta.tribunnews.com/2025/...sitif-narkoba.
Pengakuan Siswa yang Demo: Diajak Teman, Lihat Medsos, tapi Tak Tahu Tujuannya

verified-round
26 Agustus 2025 16:37 WIB
Para orangtua bekumpul di Polda Metro Jaya karena anaknya tertangkap saat ikut demo, Selasa (26/8/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Komisioner KPAI Maria Sylvana menjelaskan, dari hasil pendalaman, sebagian besar siswa yang diamankan mengaku tidak tahu alasan mereka ikut demo DPR pada 25 Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
“KPAI sebenarnya menyesalkan lagi-lagi ada peristiwa seperti ini. Di mana aksi unjuk rasa yang sebenarnya diperkirakan berpotensi untuk anak-anak kelompok rentan. Tapi anak-anak terlibat dan kami cukup surprise jumlahnya cukup besar,” kata Maria saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (26/8).
Dari percakapannya dengan para siswa di dalam ruangan penyidik, sebagian besar pelajar mengaku tidak tahu apa alasan mereka ikut berdemo.
“Intinya dari percakapan yang singkat ini anak-anak tidak tahu apa yang mereka harus lakukan. Kita semua tahu, hal seperti ini dampaknya cukup serius dengan anak-anak,” ujarnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi di Polda Metro Jaya, Selasa (26/8/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Maria juga menjelaskan bahwa sebagian besar dari mereka mendapat ajakan melalui teman maupun informasi di media sosial.
“Memang pengakuan mereka beragam, ada yang diajak teman, dalam perjalanan mau ke pasar tapi kemudian ikut diamankan. Tetapi ada yang mengatakan memang mau ikut demo di DPR,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan anak-anak dalam aksi massa bisa berdampak serius pada tumbuh kembang mereka.

Salah satu aparat megamankan seorang massa aksi saat demo di belakang DPR hingga kawasan stasiun Palmerah, Jakarta, Senin (25/8/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Minimal mereka kehilangan waktu-waktu berharga untuk bertumbuh kembang sesuai dengan minat bakat keinginan mereka,” kata Maria.
Informasi penting disajikan secara kronologis
Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menangkap total 351 orang usai demo yang berujung kericuhan di Gedung DPR/MPR pada Senin (25/8). Dari 351 pendemo tersebut, 155 orang berusia dewasa dan 196 orang anak di bawah umur.
"Dari 351 orang yang diamankan, itu 155 di antara dewasa kemudian 196 lainnya adalah anak. Anak ini adalah yang berusia di bawah 18 tahun," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya pada Selasa (26/8).
https://kumparan.com/kumparannews/pe...jPodkVbYG/full
mayoritas dari ajakan TikTok
MemoryExpress memberi reputasi
1
184
17
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
691.2KThread•56.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya