"Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Spoiler for Semoga:
Semoga aja enggak repost
Bagi yang udah tau ya Alhamdulillaah..
bagi yg belum tau ya semoga jd tau.. amin
ok langsung aja..
Quote:
Sebagian dari kaum muslimin mendudukan hadist dho'ifseperti halnya hadist maudhu' atau palsu/buatan lantas bagaimana kedudukan hadist itu sendiri dalam hukum islam dan bagaimana kita menyikapi hadist dho'if itu?
Jawab :
Quote:
Hadits dho'if tidaklah sama dengan hadits maudhu'. Hadits dho'if adalah hadits yang bersumber dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bukan hadits yang dikarang-karang atau yang dibuat-buat oleh sembarang manusia. Hanya saja salah satu pemangkunya (sanadnya) ada yang terputussehingga hadits itu menjadi dhoif, tapi tetap saja hadits dhoif bukan hadits palsu!
Zaman awal Islam mulai berkembang, hadits tidaklah dituliskan oleh para sahabat Nabi. Hal ini terjadi karena nabi melarang menuliskan hadits-hadits baginda yang mulia. Rasul bersabda: “La taktubul hadits!” Janganlah kamu menuliskan hadits, Uktubul Qur'an! Tuliskanlah al Qur'an. (HR Muslim).
Dengan demikian, maka hadits hanya beredar di kalangan sahabat melalui hafalan dari satu orang ke orang lain. Hal ini berlangsung sampai tahun ke-100 Hijriyah. Saat itu, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mulai khawatir akan perkembangan hadits. Ada jutaan orang yang sudah memeluk agama islam, dan generasi pun telah berubah, tidak lagi terdiri dari sahabat-sahabat Nabi yang terkenal sangat jujur, tapi juga telah muncul orang-orang di luar komunitas Arab yang sama sekali tidak jumpa Nabi. Dan, di antara mereka ada yang kurang mujahadah dalam agama. Saat itu, mulailah muncul tukang-tukang penjual cerita yang di antara mereka bahkan berani mengarang-ngarang hadits, dan mengatakan bahwa hadits karangannya itu berasal dari Nabi. Hal ini ini membuat para Ulama mulai khawatir.
Akhirnya dibuatlah sebuah tindakan bid'ah hasanah oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan memerintahkan ditulisnya hadits-hadits Nabi, sesuatu yang sebelumnya merupakan hal yang sangat dilarang oleh Baginda Nabi. (Ini membuktikan bahwa para Ulama zaman Ta'biin, yakni orang yang sempat bertemu dengan Sahabat Nabi, telah sepakat bahwa ada bid'ah yang hasanah alias bid'ah yang baik dan akan diberi pahala oleh Allah orang yang melakukannya. Salah satunya adalah dilakukannya penulisan dan pengumpulan hadits. Hal ini sangat bertentangan dengan faham sekelompok kecil umat Islam yang mengatakan bahwa semua bid'ah itu adalah sesat dan semua para pelakunya kelak akan dicampakkan ke dalam neraka).
Alhamdulillah muncullah ilmu baru dalam dunia Islam yakni ilmu Musthalah Hadits. Di antaranya adalah ilmu sanad hadits, yakni memeriksa suatu hadits itu dari orang-orang yang menghafal dan menyampaikannya terus diurut ke atas sampai kepada shahabat dan bersumber kepada Nabi. Jika para pemangkunya (sanadnya) tidak terputus, terus bersambung kepada Nabi, dan secara matan juga bagus maka hadits itu dinyatakan sebagai hadits shohih. Namun, jika ada sanad yang terputus maka hadits tersebut disebut hadits dhoif.
Saat itu jenis hadits hanya ada tiga saja, pertama hadits shohih, kedua hadits dho'if, dan ketiga disebut hadits maudhu', yang pada hakekatnya hadits palsu.
Kelak Ilmu Hadits makin maju dan berkembang dan istilah derajat hadits pun bertambah pula. Ada hadits shohih, hadits hasan lidzatihi, hadits hasan lighoirihi, hadits mutawatir lafdzi, mutawatir ma'nawi, hadits dhoif, munkar, dan maudhu' dll.
Jadi cukup jelas Gan dgn penjelasan diatas ini, bahwa hadis Dho'if itu bukanlah Hadist Palsu, jadi klo ada nanti tmn agan yg melakukan suatu sunnah yg "HANYA" berdasarkan hadis Dho'if.. ya biarin aja.. toh hadist tsb bknlah hadist yg palsu ataupun dibuat2..
untuk lebih lengkapnya mengenai kedudukan hadist dhoif tsb mgkin agan bs cek langsung melalui sumbernya di sini (ane jamin bukan Jebmen itu webnya guru ngaji ane)
Quote:
Tambahan :
Quote:
Original Posted By abufatih19►Ane boleh koreksi ya gan??
Hadits Dho'if tidak sama dengan hadits maudhu. Simple-nya begini. Setiap hadits maudhu adalah dho'if tapi belum tentu setiap hadits dho'if adalah maudhu. Maudhu (atau hadits palsu) itu bagian dari hadits dho'if sedangkan hadits dho'if sendiri memiliki banyak jenisnya. Ada dho'if matan, dho'if sanad, dho'if munqathi dan lain-lain.
Quote:
Sekian dari ane.. klo ada kekurangan tlg ditambahin (nanti ane pajang di pejwan n sekiranya bermanfaat tlg dirate
bagi yg mao bagi jg ane nggk nolak
asal jgn dilemparin
Diubah oleh the.ogeph 09-02-2013 01:04
0
1.7K
Kutip
11
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!