- Beranda
- The Lounge
Kenapa Islam Sering Dikaitkan dengan Aksi Terorisme ?
...
TS
mr.spagheti
Kenapa Islam Sering Dikaitkan dengan Aksi Terorisme ?
“Apakah benar agama Islam identik dengan kekerasan dan teror?”
Pertanyaan ini mungkin muncul di benak banyak orang terutama non muslim, apalagi setelah aksi terorisme yang dilakukan oleh sejumlah pihak seringkali membawa-bawa nama Islam.
Tapi Kenyataannya, Islam dan umatnya justru adalah korban dari anggapan yang salah ini. Yuk, kita telusuri lebih jauh kenapa Islam sering disandingkan dengan aksi-aksi terorisme, dan bagaimana cara kita memahami ini dengan lebih jernih.
1. Kesalahpahaman Soal “Jihad”
Seringkali kata “jihad” langsung diasosiasikan dengan perang atau kekerasan, padahal sebenarnya maknanya lebih luas. Dalam Islam, jihad berarti “berjuang” atau “berusaha sungguh-sungguh.”
Berjuang di jalan kebaikan, misalnya melawan nafsu pribadi atau memperbaiki diri, juga merupakan jihad.
Nah, memang ada sebagian kecil orang yang salah memahami konsep jihad. Mereka menjadikannya alasan untuk menyerang dan berbuat kejam atas nama agama. Inilah yang sebenarnya menjadi masalah: konsep jihad yang disalahpahami dan disalahgunakan.
Padahal, Islam sebagai agama sangat menekankan perdamaian. Dalam Al-Quran sendiri, tidak sedikit ayat yang berbicara tentang pentingnya kasih sayang, perdamaian, dan melindungi nyawa manusia.
2. Propaganda Media dan Stigma yang Terbangun
Tak bisa dipungkiri, media punya pengaruh besar dalam membentuk persepsi masyarakat. Ketika terjadi serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok ekstremis, media sering menyoroti aspek keagamaan para pelakunya.
Sementara itu, kalau pelakunya berasal dari agama atau kelompok lain, istilah “teroris” jarang digunakan; mereka mungkin akan disebut sebagai “penyerang” atau “penjahat.”
Sederhananya, terorisme itu sebenarnya masalah global yang dilakukan oleh berbagai kelompok dari latar belakang berbeda, bukan hanya oleh orang Islam.
Namun, karena adanya pengulangan pemberitaan yang sering mengaitkan Islam dengan aksi teror, banyak orang akhirnya melihat Islam sebagai agama yang "berbahaya." Padahal, aksi tersebut dilakukan oleh segelintir orang yang bahkan sering ditentang keras oleh mayoritas umat Islam sendiri.
3. Kelompok Ekstremis dan Motif Politik
Ini yang sering kali terlupakan: banyak aksi teror yang mengatasnamakan agama sebenarnya memiliki motif politik. Beberapa kelompok ekstremis memang menggunakan agama sebagai tameng untuk mencapai tujuan politik mereka. Dengan menggunakan Islam sebagai “bendera,” mereka mencoba menarik simpati atau justifikasi.
Islam dengan tegas melarang kekerasan terhadap sesama manusia tanpa sebab yang jelas. Tapi sayangnya, kelompok-kelompok ekstremis ini mencampuradukkan ajaran agama dengan agenda mereka sendiri. Ini bukan hanya berlaku di Islam saja—banyak konflik di dunia juga melibatkan kelompok dari berbagai agama yang mengklaim "membela agama" untuk kepentingan politik
4. Minimnya Pemahaman Masyarakat Tentang Islam yang Sebenarnya
Tidak semua orang tahu bahwa Islam adalah agama yang penuh kedamaian, dengan prinsip dasar berupa kasih sayang. Kata Islamsendiri berasal dari kata “salam,” yang berarti damai. Banyak orang yang salah memahami ajaran Islam karena mungkin tidak benar-benar mengenal agama ini. Mereka hanya tahu dari pemberitaan atau informasi sepenggal-penggal.
Padahal, Islam punya konsep rahmatan lil ‘alamin, yang berarti rahmat atau berkah bagi seluruh alam. Maksudnya, Islam datang untuk membawa kebaikan, tidak hanya bagi umatnya, tetapi juga bagi seluruh umat manusia, bahkan alam semesta.
5. Faktor Ekonomi dan Sosial yang Jadi Pemicu Kekerasan
Banyak pelaku terorisme berasal dari daerah yang miskin atau mengalami krisis. Ketidakadilan sosial dan ekonomi ini sering membuat sebagian orang merasa putus asa dan marah. Nah, di tengah situasi seperti itu, mereka lebih rentan untuk dipengaruhi oleh ideologi ekstremis. Lagi-lagi, agama yang digunakan untuk “membungkus” aksi-aksi yang mereka lakukan.
Terorisme sering kali bukan karena agama, tetapi karena adanya ketimpangan sosial, kemiskinan, dan rasa ketidakadilan. Orang-orang yang merasa terpinggirkan mudah sekali dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang menawarkan “perjuangan” atas nama agama. Jadi, agama bukan penyebabnya, tetapi situasi sosial dan ekonomi yang sulit inilah yang sebenarnya menjadi pemicu.
TERIMKASIH SUDAH MEMBACA
^_^
awan.kegelapan dan 8 lainnya memberi reputasi
7
540
38
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.9KThread•90KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya