Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mnotorious19150Avatar border
TS
mnotorious19150
Cleopatra III, Ratu Mesir Kuno yang Berbagi Suami dengan Ibunya
Cleopatra III, Ratu Mesir Kuno yang Berbagi Suami dengan Ibunya

KOMPAS.com - Cleopatra III adalah ratu Mesir Kuno yang berkuasa pada tahun 142-131 SM. Ia memerintah bersama ibunya, Cleopatra II, dan suami sekaligus pamannya, Ptolemeus VIII.

Cleopatra III tidak hanya memerintah berdampingan dengan ibunya, tetapi juga berbagi suami dengan sang ibu. Berikut ini sejarah Cleopatra III.

Asal-usul Cleopatra III Pada zaman kuno, tradisi pernikahan sedarah lumrah dilakukan demi menjaga garis keturunan yang murni. Hal inilah yang terjadi pada keluarga Cleopatra III.

Cleopatra III adalah putri dari pasangan kakak beradik, Ptolemeus VI Philometor dan Cleopatra II. Cleopatra III Euergetis lahir di Mesir pada sekitar tahun 155 SM. Pada saat ia masih kecil, Mesir diperintah oleh Ptolemeus VI, Cleopatra II, dan Ptolemeus VIII.

Ptolemeus VIII adalah adik kandung dari Ptolemeus VI dan Cleopatra II.

Perselisihan pada saat mereka memerintah diselesaikan dengan kesepakatan bahwa Ptolemeus VIII ditunangkan dengan Cleopatra III. Pada tahun 145 SM, Ptolemeus VI meninggal dunia.

Takhta Mesir jatuh ke tangan adik Cleopatra III, Ptolemeus VII, yang berkuasa di bawah perwalian Cleopatra II karena usianya masih kecil.

Namun, hal itu tidak bertahan lama, karena Ptolemeus VIII segera merebut kekuasaan.

Ptolemeus VIII naik takhta menjadi raja Mesir setelah membunuh Ptolemeus VII dan menikahi kakaknya, Cleopatra II, pada tahun 144 SM.

Menjadi Ratu Mesir Kuno Pada tahun 142 SM, Cleopatra III dinikahi Ptolemeus VIII, paman sekaligus suami dari ibunya.

Sejak saat itu, Cleopatra III berbagai takhta dan suami dengan ibunya, Cleopatra II. Ptolemeus VIII lebih sering bersama Cleopatra III, karena ia menikahi Cleopatra II untuk mengawasi sekaligus mengendalikannya.

Dari pernikahannya dengan Ptolemeus VIII, Cleopatra III mempunyai lima anak, yakni Ptolemeus IX Philometor Soter II, Ptolemeus X Alexander I, Cleopatra Selene, Cleopatra IV, dan Cleopatra Tryphaena.

Ketegangan di antara Ptolemeus VIII-Cleopatra III dan Cleopatra II terus meningkat seiring waktu dan akhirnya meletus perang saudara pada tahun 132 SM.

Akibat perang tersebut, Cleopatra III terusir dari Mesir bersama suami dan anak-anak mereka.

Sebagai balas dendam, Ptolemeus VIII mengirim hadiah ulang tahun kepada Cleopatra II berupa tubuh Ptolemeus Memphites, putra semata wayang mereka sendiri, yang telah dimutilasi.

Ptolemeus VIII dan Cleopatra III berada di pengasingan di Siprus selama sekitar lima tahun.

Pada tahun 127 SM, Ptolemeus VIII dan Cleopatra III kembal ke Mesir dan berhasil merebut kekuasaan dari Cleopatra II.

Meski Cleopatra II diasingkan ke Suriah, perbendaharaan Mesir dan kesetiaan rakyat berada dalam genggamannya.

Oleh karena itu, Cleopatra II akhirnya dipulangkan kembali ke Mesir untuk memerintah lagi di sisi Ptolemeus VIII dan Cleopatra III.

Mereka bertiga akhirnya bisa memerintah dengan cukup damai dan melakukan upaya besar untuk mereformasi hukum Mesir yang telah lama diabaikan.

Pada tahun 116 SM, Ptolemeus VIII meninggal, yang disusul oleh Cleopatra II hanya beberapa bulan kemudian.

Beradu dengan putranya untuk menguasai Mesir

Sepeninggal Ptolemeus VIII dan Cleopatra II, Cleopatra III memerintah bersama putranya, Ptolemeus IX.

Cleopatra III mulai menunjukkan tajinya. Ia mengendalikan pemerintahan Ptolemeus IX sesuai keinginannya.

Cleopatra III memastikan rakyatnya mengetahui statusnya dengan menuntut agar ia selalu disebutkan pertama kali dalam dokumen resmi.

Kendati demikian, ia tetap memikirkan masa depan putra bungsunya, Ptolemeus X Alexander, agar lepas dari bayang-bayang Ptolemeus IX, dengan menempatkannya di Siprus (116) dan membangun basis kekuatan yang independen di sana.

Ketika merasa Ptolemeus IX lebih bergantung pada saudara perempuan sekaligus istrinya, Cleopatra IV, dan mereka ingin membebaskan diri dari pengaruhnya, Cleopatra III memaksa mereka bercerai.

Cleopatra III kemudian menikahkan Ptolemeus IX dengan adik perempuannya yang lebih penurut, Cleopatra Selene.

Intrik demi intrik terus terjadi setelahnya, karena Cleopatra III dan Ptolemeus IX beradu untuk menguasai Mesir.

Ketika upaya Cleopatra III untuk menggulingkan Ptolemeus IX pada tahun 110 dan 108 SM menemui kegagalan, cara licik mulai dilakukan.

Cleopatra III menebar sejumlah fitnah hingga mengobarkan api amarah di Kota Alexandria untuk melawan Ptolemeus IX.

Peristiwa itu memaksa Ptolemeus IX melarikan diri ke tempat yang relatif aman di Siprus.

Setelah itu, Cleopatra III memanggil Ptolemeus X pulang ke Mesir dan memerintah bersama dirinya.

Lambat laut, Ptolemeus X sangat muak dengan keinginan Cleopatra III untuk mendominasi dan mengendalikan hidupnya.

Pada akhirnya, Ptolemeus X mengumpulkan pasukan untuk melawan ibunya.

Meski Cleopatra III mencoba berdamai dengan berpura-pura bersedia menurut, ia akhirnya dibunuh oleh Ptolemeus X pada tahun 101 SM.

kompas.com
pemburukodok
stefan.oscar
fachri15
fachri15 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
1.7K
65
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
KASKUS Official
80KThread13KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.