Kebutuhan akan BBM di Indonesia sangat tinggi ya gansist, dan mungkin dari kita sangat mengenal satu jenis yang bernama pertalite. Ini adalah BBM yang dikenalkan sekitar tahun 2015 lalu, tentang keunggulannya ya banyak sekali. Cukup diminati oleh masyarakat mungkin satu keunggulannya, adalagi seperti dinilai harganya yang murah tapi ramah lingkungan, beroktan tinggi dan rendah emisi.

Namun ada yang mengejutkan nih gansist, yaitu negara ini kemungkinan akan melakukan pembatasan pertalite di kategori tertentu. Dari tanggalnya, hampir semua media menuliskan 1 September nanti, hanya detikOto yang memberitakan peraturan direncanakan awal bulan Oktober ini.

Selain itu, beberapa tokoh mengindikasikan tentang rencana ini, seperti pernyataan Menteri ESDM, Arifin Tasrif pada 16 Agustus lalu, maupun yang terbarunya dari Sekjen ESDM Dadan Kusdiana pada (23/8). Menurut beliau, mobil yang dibolehkan beli pertalite hanya yang dibawah 1.400 cc, sedangkan untuk motor, yang dibawah 250 cc.

Sedangkan yang detikOto, mungkin merujuk dari pernyataan terbaru dari menteri ESDM Bahlil Lahadahlia, dirinya menyatakan kalau rencana pembatasan itu dimulai tanggal 1 Oktober nanti. Dan alasan utama di balik wacana pembatasan Pertalite adalah agar BBM subsidi bisa dioptimalkan tertuju ke orang yang tidak mampu, nggak malah dinikmati masyarakat yang mampu.

Dalam konteks tersebut, pemerintah diharapkan dapat menjalankan implementasi kebijakan ini dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kesulitan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan Pertalite. Payung hukum untuk pengaturan penggunaan Pertalite diharapkan akan berbentuk Peraturan Menteri ESDM.

Sejauh ini, belum ada rapat resmi yang membahas secara detail mengenai pembatasan pembelian Pertalite. Namun, pernyataan dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah menunjukkan bahwa wacana ini telah menjadi perhatian serius dalam rangka peningkatan kualitas udara dan efisiensi keuangan negara.

Pembatasan pembelian Pertalite pada 1 September 2024 mendatang merupakan langkah proaktif pemerintah dalam menghadapi tantangan lingkungan dan keuangan yang semakin mendesak di era modern ini.

Sumber Tulisan dan Gambar: