Pada 6 Agustus 2024 lalu 4 unit F-22 Raptor mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Ini juga menjadi momen bersejarah karena untuk pertama kalinya F-22 mendarat di Indonesia. Sebelum kita bahas biaya isi bahan bakarnya, TS akan bahas kenapa Raptor kemarin singgah di Bali. F-22 yang singgah di Indonesia berasal dari Skuadron Tempur Ekspedisi ke-27, Pangkalan Gabungan Langley-Eustis, Virginia. Pesawat singgah di Bali dalam rangka latihan Dynamic Force Employment.

Empat unit Raptor singgah di Bali setelah menyelesaikan latihan Pitch Black di Australia. Saat singgah di Bali, Raptor juga melakukan latihan tambahan, yakni hot pit refueling.Ini merupakan latihan untuk mengisi bahan bakar pesawat tempur dalam kondisi mesin masih menyala.

Dalam skenario perang, jet tempur yang mengisi bahan bakar dengan teknik hot pit refueling, bisa kembali lepas landas untuk melanjutkan misi karena bahan bakarnya diisi dengan cepat. Selain itu, dengan metode hot pit refueling, jet tempur bisa dengan mudah melakukan pengisian di pangkalan darat milik sekutu dan tidak selalu bergantung pada pesawat tanker.

Lebih luas lagi, saat Amerika menghadapi potensi konflik dengan China di Indo Pasifik yang geografisnya banyak didominasi kepulauan; kemampuan hot pit refueling menjadi sangat penting. Karena mereka bisa menentukan lokasi yang ideal untuk mengisi bahan bakar di pangkalan/bandara yang ada di darat.



Mengutip artikel The Aviationist, sehari sebelum pendaratan F-22, pada 5 Agustus 2024; sebuah C-130 Hercules milik USAF telah mendarat di Bali. Pesawat ini membawa peralatan pendukung untuk misi hot pit refuelingF-22. Sementara Kedutaan Besar AS di Jakarta dalam pernyataannya mengatakan, latihan di Bali memungkinkan pilot dan teknisi F-22 untuk meningkatkan pengetahuan tentang operasi wilayah udara Indonesia dan menguji kemampuan pengisian bahan bakar cepat.

Pada 11 - 13 Juni 2024 personel USAF melakukan survey lokasi di bandara I Gusti Ngurah Rai, kegiatan itu dibantu oleh teknisi dan pilot dari Skuadron Udara 16 Lanud Roesmin Noerjadin dan Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi. Setelah mendarat di Bali dan mengisi bahan bakar, F-22 langsung melanjutkan perjalanan untuk singgah ke Brunei.



Sebagai penutup, TS akan membahas berapa biaya isi bahan bakar untuk Raptor jika dihitung dalam kurs rupiah ? Sebagai informasi bagi Agan, tangki bahan bakar Raptor berkapasitas 8.200 liter. Untuk bahan bakar yang dipakai adalah jenis JP-8 universal fuel. Harga per liter untuk bahan bakar JP-8 di Indonesia per 9 Agustus 2024 adalah US$0,554 (Rp 8.657). Jika tangki F-22 diisi penuh, biaya yang dihabiskan adalah US$4,542.8. Kalau dirupiahkan sekitar Rp 70 jutaan.

JP-8 ini aslinya adalah minyak tanah yang ditambahi beberapa zat aditif, agar sesuai dengan mesin yang dipakai pesawat militer. Harganya memang lebih murah dari pertalite, karena JP-8 memiliki oktan yang rendah. Selain itu, proses penyulingannya lebih sederhana dibandingkan penyulingan bahan bakar beroktan tinggi seperti pertalite. Meski per liternya murah, tapi dengan kapasitas tangki jet tempur yang besar, jika dihitung menurut kacamata orang awam harganya akan tetap mahal.



Sebelum nanti ada yang protes di kolom komentar, TS mau ingatkan jika pembahasan tentang biaya bahan bakar F-22 ini hanya sebatas informasi dan hiburan saja ya Gan untuk menambah wawasan bersama. Karena nanti pasti ada yang protes begini: "Harusnya hal begini enggak dihitung dalam kurs rupiah, pasti mahal lah."

Memang kalau dihitung dalam kurs rupiah mahal. Tapi, kalau kita enggak menghitungnya, kita enggak akan pernah tahu. Setidaknya dari latihan pengisian bahan bakar ini kita tahu jika negara kita sejatinya bisa menyediakan bahan bakar yang layak untuk jet tempur generasi kelima. Entah di tahun berapa, suatu saat akan tiba masanya Indonesia juga bisa membeli jet tempur generasi kelima, dan semoga kelak pembayarannya tidak dicicil ya. Sampai jumpa







Referensi Tulisan: The Aviationist
Sumber Foto: sudah tertera