- Beranda
- True Crime and Unsolved Mysteries
Sebenarnya, Apa Yang Terjadi Pada Jimmy Hoffa? #SeninMisteri
...
TS
marywiguna13
Sebenarnya, Apa Yang Terjadi Pada Jimmy Hoffa? #SeninMisteri
Quote:
James Riddle Hoffa menjabat sebagai presiden The International Brotherhood of Teamsters sejak tahun 1958 hingga tahun 1971.
Pada awalnya, The Teamsters dikenal sebagai perserikatan buruh bagi para supir. Ketika berumur 18 tahun, Hoffa berhasil membuat para pekerja dermaga mendapatkan pembayaran yang layak dengan cara mengatur sebuah serangan. Setahun kemudian, dia mulai melakukan pengaturan bagi The Teamsters, yang mampu membuatnya naik pangkat secara bertahap. Pengaruh Hoffa sebagai presiden The Teamsters di Amerika terbilang sangat signifikan. Pada saat itu, 90% transportasi di Amerika dikendalikan oleh The Teamsters yang berada di bawah kendali Hoffa.
Pada tahun 1941, Hoffa dan The Teamsters terlibat dalam sebuah pertempuran wilayah dengan saingannya di Detroit. Dari sini, menurut seorang penulis dan reporter yang bernama Dan Moldea, Hoffa terlibat dengan salah satu kelompok mafia dimana Hoffa menyewa mereka untuk menyingkirkan para saingannya di kota tersebut. Dan walaupun hal tersebut berhasil dilakukan, setelahnya, kelompok mafia tersebut pada dasarnya sudah berhasil mengendalikan Hoffa.
Hoffa dan kelompok mafia tersebut membentuk sebuah hubungan yang bersifat simbiosis. Kelompok mafia tersebut bisa mengambil keuntungan dengan mengambil pinjaman dari dana pensiun The Teamsters, dan menyalurkannya untuk membiayai banyak kasino di Las Vegas. Sebagai timbal balik, Hoffa dan The Teamsters mendapat pengembalian yang menguntungkan dari pinjaman tersebut. Terlepas hubungan yang terjalin antara Hoffa dan kelompok mafia, Hoffa justru dicintai oleh para pekerja yang tergabung di dalam perserikatan. Karena dia diketahui menaikkan keuntungan dan penghasilan bagi para pekerja.
Hoffa memiliki hubungan yang stabil dengan kelompok mafia pada tahun 1940an dan tahun 1950an. Namun, hal tersebut mulai terpecah setelah dia masuk penjara. Pada tahun 1967, Hoffa menjalani hukuman 13 tahun penjaranya untuk berbagai kejahatan yang dilakukannya, termasuk penyuapan, mengganggu para juri di persidangan, dan penggelapan surat-surat.
Kemudian pada tahun 1971, presiden Amerika saat itu, Richard Nixon, memberikan pengampunan kepada Hoffa dengan sebuah perjanjian bahwa dia akan menjauhkan diri dari keterlibatannya dalam perserikatan buruh hingga tahun 1980. Namun, bentuk pengampunan tersebut justru menjadi peristiwa penggerak yang menyebabkan jatuhnya Hoffa.
Empat tahun kemudian, pihak penyelidik federal mengetahui bahwa dana pensiun The Teamsters yang terbesar sejumlah ratusan juta dolar, telah dirampok. Dan dua minggu kemudian, Hoffa menghilang.
Dua peristiwa yang terjadi secara bersamaan tersebut sepertinya lebih dari sekedar suatu kebetulan. Hilangnya dana pensiun The Teamsters, dan Hoffa yang dihalangi dari The Teamsters serta dibebaskan dari penjara. Adalah hal yang masuk akal jika Hoffa memberitahukan kepada pihak penyelidik bahwa kelompok mafia memiliki keterlibatan atas hilangnya dana pensiun The Teamsters. Namun, tampaknya kelompok mafia tidak menginginkan hal tersebut terjadi.
Pada tanggal 30 Juli 1975, Hoffa yang berumur 62 tahun, terlihat sedang berada di area sebuah restoran di Detroit yang bernama The Machus Red Fox. Menurut catatan yang dia tulis untuk keluarganya, Hoffa diminta untuk bertemu dengan dua orang kenalannya pada pukul dua siang di restoran tersebut. Dua orang kenalannya tersebut adalah dua orang tersangka yang bernama Anthony "Tony Jack" Giacalone dan Anthony "Tony Pro" Provenzano. Dan keduanya merupakan anggota kelompok mafia.
Provenzano juga merupakan anggota The Teamsters. Namun, bagaimanapun juga, baik Giacalone atau Provenzano, keduanya tidak datang ke pertemuan tersebut. Dan keduanya bersikeras bahwa tidak ada pertemuan yang dijadwalkan ketika mereka diinterogasi oleh pihak FBI. Giacalone dan Provenzano secara teknis memiliki alibi dihari dimana Hoffa menghilang.
Saat itu, Giacalone sedang berada di Southfield Athletic Club, terlihat sedang berbincang dengan orang-orang yang dia kenal, dan dengan orang-orang yang tidak dia kenal. Pihak penyelidik curiga bahwa hal tersebut dilakukan oleh Giacalone karena dia berusaha untuk memperkuat alibinya. Sedangkan Provenzano, saat itu dia sedang berada di New Jersey, bukan di Michigan, bersama dengan adiknya yang bernama Salvatore "Sammy Pro" Provenzano, bermain kartu sepanjang hari di aula serikat pekerja.
Setelah Giacalone dan Provenzano tidak menunjukkan diri mereka, Hoffa kemudian menghubungi istrinya yang bernama Josephine pada pukul 2.30 siang dari telepon umum yang terletak di toko perkakas terdekat, untuk menceritakan hal yang terjadi. Ada lima orang saksi yang mengatakan pada pihak penyelidik bahwa mereka melihat Hoffa di area parkir restoran, terlihat seperti sedang menunggu seseorang pada sore itu. Mereka mengenali Hoffa karena Hoffa cukup terkenal dan mudah dikenali pada masa itu.
Kemudian saksi tambahan mengatakan bahwa sebuah mobil berjenis Mercury Marquis berwarna burgundy dengan tiga orang laki-laki di dalamnya, datang menjemput Hoffa di area parkir. Dan Hoffa masuk ke dalam mobil tersebut merupakan saat yang terakhir kali dia terlihat masih hidup. Dan keesokan harinya pada tanggal 31 Juli 1975, mobil milik Hoffa ditemukan di area parkir restoran.
Pernyataan saksi yang mengungkapkan bahwa Hoffa masuk ke dalam sebuah mobil berjenis Mercury Marquis dengan tiga orang laki-laki di dalamnya, tampaknya diperkuat dengan bukti DNA yang didapatkan beberapa tahun kemudian. Sehelai rambut yang ditemukan di dalam mobil, dikonfirmasi sebagai helai rambut milik Hoffa. Oleh karena itu, akan sangat masuk di akal bahwa mobil inilah yang membawa Hoffa ke lokasi kedua dimana dia dibunuh.
Saksi juga menyatakan bahwa sang pengemudi mobil tersebut terlihat seperti seorang laki-laki yang bernama Charles "Chuckie" O'Brien, yang dikenal sebagai anak pengganti dan anak didik bagi Hoffa. O'Brien selalu menyangkal bahwa Hoffa masuk ke dalam mobil yang dikendarainya dan tidak memiliki keterlibatan apapun dengan hilangnya Hoffa. Namun, bagaimanapun juga, O'Brien diawasi oleh pihak penyelidik setelah Hoffa menghilang, dengan tetap berpendapat bahwa hubungan O'Brien dengan Hoffa menjadi memburuk setelah O'Brien merasa bahwa Hoffa seharusnya memberinya posisi yang lebih baik di The Teamsters.
Anak perempuan Hoffa mengatakan bahwa,
dan
Para penyelidik juga memperhatikan bahwa mobil yang dikendarai oleh O'Brien seperti baru dibersihkan. O'Brien mengatakan bahwa dia menggunakan mobil tersebut untuk menjalankan tugas seperti mengangkut 40 pon paket ikan salmon dari kantor pusat The Teamsters di Detroit ke rumah dinas serikat pekerja. O'Brien juga mengatakan bahwa ikan salmon yang dia bawa menumpahkan darah di kursi belakang. Jadi, dia harus membersihkannya.
Anjing pelacak juga sempat mencium aroma tubuh milik Hoffa yang terdapat di kursi penumpang bagian belakang dan di dalam bagasi. Dan anak laki-laki Hoffa juga sempat mengatakan bahwa, ketika dia bertanya pada O'Brien tentang dugaan keterlibatannya atas hilangnya ayahnya, O'Brien justru langsung meninggalkan ruangan dengan cepat.
Upaya pencarian Hoffa dilakukan baik secara literal di area tersebut, maupun melalui telepon dan catatan lainnya. Namun, sayangnya, tubuh Hoffa tidak pernah ditemukan. Dan satu hal yang tampaknya disepakati secara umum bahwa, Hoffa dibunuh oleh kelompok mafia dengan cara tertentu.
The Hoffex Memo, sebuah dokumen yang ditulis pada tahun 1976 oleh pihak penyelidik federal, mengindikasikan bahwa, pihak berwenang menaruh kecurigaan bahwa kelompok mafia khawatir jika Hoffa akan memberitahukan bahwa mereka menyusupi The Teamsters dan mengakses dana pensiun di dalamnya untuk membayar operasi ilegal. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membunuh Hoffa.
Untuk menjawab pertanyaan, mengapa Hoffa bersedia untuk membocorkan informasi yang dia miliki pada pihak penyelidik, sebuah buku dalam kasus ini yang berjudul, "I Heard You Paint Houses", menduga bahwa kelompok mafia khawatir jika Hoffa, yang merasa cemas untuk kembali dalam kepemimpinan di dalam perserikatan, bersedia untuk bertukar informasi dengan pihak berwenang untuk mencabut larangan untuk berkegiatan di dalam perserikatan tahun 1980nya yang diperintahkan oleh Nixon.
Hoffa juga tampaknya sangat aktif berusaha untuk mengeluarkan kelompok mafia dari perserikatan dan dana pensiunnya. Walaupun mengetahui kenyataan bahwa seseorang yang menjadi anggota kelompok mafia sangat ingin membunuh Hoffa, tetapi pihak penyelidik tidak pernah bisa mengetahui siapa orangnya.
Setelah empat bulan penyelidikan, Ralph Picardo, rekan satu sel di New Jersey, mengklaim bahwa dia mendapatkan informasi ketika salah seorang pembunuh Hoffa mengunjunginya di penjara. Informasi yang dimiliki oleh Picardo membuat pihak penyelidik untuk menyusun daftar tersangka yang sebagian besar terhubung dengan Provenzano. Namun, semua tersangka tidak memberikan kesaksian sehingga menyebabkan keputus asaan dan berharap akan dakwaan, dan pada dasarnya akan mengarah pada kasus yang tidak akan terpecahkan.
Hoffa dibunuh oleh Salvatore Briguglio di rumah pertanian milik Roland McMaster yang terletak di Milford Township. McMaster merupakan seorang penegak bagi The Teamsters. Teori ini didukung oleh seorang penulis yang bernama Dan Moldea, yang sempat mewawancarai Briguglio sebelum dia dibunuh.
Pada tahun 2006, pihak FBI melakukan pencarian terhadap Hoffa di rumah pertanian, tetapi tidak berhasil. Bagaimanapun juga, Moldea percaya bahwa Briguglio membunuh Hoffa di pertanian, dan mayatnya kemudian dimasukkan ke dalam drum berukuran 55 galon, serta dikirim ke tempat pembuangan akhir di New Jersey yang dikontrol oleh kelompok mafia. Dengan menggunakan truk pengangkutan, dimana presiden perusahaan truk pengangkutan tersebut merupakan pengurus dana pensiun The Teamsters.
Tony Provenzano memerintahkan seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Hoffa. Pihak penyelidik federal memberikan teori bahwa menyewa seorang pembunuh bayaran karena perseteruan antara Hoffa dan Provenzano yang terjadi ketika mereka berdua sama-sama dipenjara di Pennsylvania. Perseteruan mereka sampai ke titik dimana mereka saling menghina antara satu sama lain.
Menurut anak laki-laki Hoffa, Tony Provenzano yang berstatus sebagai musuh Hoffa, diduga memberikan pengaruh terhadap Frank Fitzsimmons yang merupakan pengganti Hoffa di dalam The Teamsters.
Pada tahun 1974, Hoffa mengatakan bahwa, Provenzano telah mengancam akan menculik orang-orang yang dia cintai atau mengeluarkan isi perutnya jika Hoffa berusaha untuk kembali menjadi presiden di The Teamsters ketika rasa saling menghina mereka semakin menjadi.
Richard Kuklinski alias The Iceman adalah orang yang membunuh Hoffa. Kuklinski merupakan seorang pembunuh bayaran dan seorang pembunuh berantai yang pernah diwawancarai selama seratus jam oleh seorang penulia yang bernama Philip Carlo, ketika Kuklinski berada di penjara.
Selama diwawancara, Kuklinski yang sudah tewas, mengklaim bahwa dia dibayar sebesar 40 ribu dolar oleh kelompok mafia, untuk membunuh Hoffa. Kuklinski menjelaskan bahwa atas perintah utama dari Russel Bufalino yang merupakan seorang tokoh mafia yang kuat, Kuklinski berkendara dari Detroit menuju ke tempat keempat orang anggota mafia lainnya seperti Tony Provenzano, Gabriel dan Salvatore Briguglio, serta Thomas Andretta.
Mereka kemudian menjemput Hoffa disebuah restoran pinggiran kota. Memukul Hoffa hingga jatuh pingsan, menusuknya dengan sebuah pisau di bagian kepala, dan mengangkut mayatnya ke New Jersey di dalam bagasi mobil. Yang kemudian dihancurkan dan dijual sebagai rongsokan besi tua.
Kuklinski mengatakan bahwa,
Seorang petugas polisi yang bernama Patrick Kane, yang ikut serta menjebloskan Kuklinski ke penjara, percaya bahwa Kuklinski mengatakan yang sebenarnya. Namun, orang lain yang menolak klaim Kuklinski justru mengatakan bahwa Kuklinski adalah seorang pembohong yang menjijikkan dan seseorang yang suka melebih-lebihkan.
Sedangkan seorang ahli kriminal dan mantan agen FBI yang bernama Robert Garrity, menyebut klaim Kuklinski tersebut sebagai,
Seorang pembunuh mafia yang bernama Frank Sheeran alias The Irishman, membunuh Hoffa atas perintah Russel Bufalino. Sheeran menghabiskan beberapa minggu terakhirnya untuk melakukan wawancara dan kemungkinan memberikan pengakuan pada seorang penulis yang bernama Charles Brandt.
Namun, ironisnya, justru Hoffalah yang pada awalnya menyewa Sheeran untuk menjadi pembunuh, untuk menyingkirkan para pesaingnya dan mengamankan kepemimpinannya di The Teamsters.
Sheeran mengaku bahwa setelah mereka menjemput Hoffa di restoran, mereka membawa Hoffa ke sebuah rumah kosong dimana Sheeran menembaknya di kepala bagian belakang ketika Hoffa berjalan memasuki rumah tersebut. Sheeran kemudian pergi, sedangkan mayat Hoffa dibawa ke rumah duka yang dijalankan oleh kelompok mafia, dan Hoffa dikremasi di sana.
Sheeran merasa sangat bersalah karena mengkhianati Hoffa, tetapi Sheeran harus melakukannya karena dia juga akan dibunuh jika dia menolaknya. Sheeran mengatakan bahwa dia dengan sengaja duduk di kursi penumpang bagian depan untuk mengirimkan peringatan rahasia pada Hoffa. Hoffa juga selalu duduk di kursi penumpang bagian depan. Jadi, Sheeran berharap bahwa Hoffa akan mengetahui bahwa ada sesuatu hal yang janggal dengan pertemuan yang akan dia hadiri.
Anak laki-laki Hoffa melaporkan bahwa, dia percaya ayahnya akan bersedia masuk ke dalam mobil jika ada Sheeran di dalamnya dan tidak akan melakukannya jika ada tersangka lain. Selain itu menurut FBI, Sheeran sedang berada di daerah Detroit ketika Hoffa menghilang. Bahkan, Sheeran menyebutkan nama rumah tempat pembunuhan terhadap Hoffa itu terjadi, tetapi upaya untuk menemukan barang bukti berupa darah milik Hoffa tidak membuahkan hasil.
Menurut seorang reporter yang bernama David Ashenfelter, ada kemungkinan Sheeran mengatakan yang sebenarnya. Namun, tidak ada bukti atas perkataannya tersebut. Dan ada kemungkinan bahwa Sheeran ingin membersihkan rasa bersalahnya sebelum dia meninggal, terutama dengan keyakinan Katoliknya yang kuat. Russel Bufalino juga mungkin memiliki keterlibatan, dimana diakui oleh Sheeran sebagai orang yang memberikan perintah untuk membunuh Hoffa.
Penyelidikan PBS terhadap Hoffa dan rekaman percakapan dengan presiden Nixon mengungkap bahwa penerus Hoffa dan anggota kelompok mafia, Frank Fitzsimmons, bekerja dengan presiden Nixon untuk mengampuni Hoffa dan mengeluarkannya dari penjara. Dan mereka juga menduga bahwa Fitzsimmons memainkan perannya dalam persoalan larangan berserikat pada Hoffa hingga tahun 1980. Rekaman percakapan itu juga mengindikasikan bahwa Fitzsimmons ingin Hoffa keluar dari penjara agar dia bisa tetap menguasai The Teamsters yang mendukung Hoffa. Namun, bagaimanapun juga, Fitzsimmons tidak ingin Hoffa bisa merebut kekuasaan, karenanya itu ada pembatasan.
Pada sisi Nixon, dia mengira bahwa dengan mengampuni Hoffa, maka hal tersebut bisa menimbulkan perasaan cinta terhadap para pekerja, karena seorang pengacara umum yang bernama John Mitchell mengatakan di dalam rekaman bahwa,
Dokumen yang disimpan di Reuther Labor Library di Wayne State University mengungkapkan bahwa anggota kelompok mafia yang dipimpin oleh Provenzano mengirimkan perwakilannya ke Vegas untuk mengirimkan 500 ribu dolar untuk Charles Colson yang merupakan penasihat istimewa Nixon. Dokumen tersebut juga semakin mengungkapkan bahwa uang sejumlah hampir satu juta dolar dikirim oleh kelompok mafia untuk Nixon, untuk melarang pengampunan bagi Hoffa.
Saat itu bersamaan dengan skandal Watergate, dan menurut memo departemen keadilan, uang tersebut bisa digunakan untuk menutupi Watergate, walaupun pembayaran yang dilakukan oleh kelompok mafia kepada Nixon tidak pernah dikonfirmasikan.
Selain itu, dokumen tersebut juga menduga bahwa Hoffa mencurigai tentang hal tersebut. Sebuah kemungkinan secara teoritis muncul bahwa dia bisa saja tengah mempersiapkan diri untuk maju ke publik dengan informasi tentang kelompok mafia yang memberikan bayaran kepada presiden Nixon. Dan hal tersebut bisa membuat Russel Bufalino yang merupakan tokoh yang sangat berkuasa dalam kelompok mafia Amerika, menjadi sangat gugup.
bersambung ke #2..
Sekian, dan terimakasih.
*
*
*
*
*
sumber :
Pada awalnya, The Teamsters dikenal sebagai perserikatan buruh bagi para supir. Ketika berumur 18 tahun, Hoffa berhasil membuat para pekerja dermaga mendapatkan pembayaran yang layak dengan cara mengatur sebuah serangan. Setahun kemudian, dia mulai melakukan pengaturan bagi The Teamsters, yang mampu membuatnya naik pangkat secara bertahap. Pengaruh Hoffa sebagai presiden The Teamsters di Amerika terbilang sangat signifikan. Pada saat itu, 90% transportasi di Amerika dikendalikan oleh The Teamsters yang berada di bawah kendali Hoffa.
Pada tahun 1941, Hoffa dan The Teamsters terlibat dalam sebuah pertempuran wilayah dengan saingannya di Detroit. Dari sini, menurut seorang penulis dan reporter yang bernama Dan Moldea, Hoffa terlibat dengan salah satu kelompok mafia dimana Hoffa menyewa mereka untuk menyingkirkan para saingannya di kota tersebut. Dan walaupun hal tersebut berhasil dilakukan, setelahnya, kelompok mafia tersebut pada dasarnya sudah berhasil mengendalikan Hoffa.
Hoffa dan kelompok mafia tersebut membentuk sebuah hubungan yang bersifat simbiosis. Kelompok mafia tersebut bisa mengambil keuntungan dengan mengambil pinjaman dari dana pensiun The Teamsters, dan menyalurkannya untuk membiayai banyak kasino di Las Vegas. Sebagai timbal balik, Hoffa dan The Teamsters mendapat pengembalian yang menguntungkan dari pinjaman tersebut. Terlepas hubungan yang terjalin antara Hoffa dan kelompok mafia, Hoffa justru dicintai oleh para pekerja yang tergabung di dalam perserikatan. Karena dia diketahui menaikkan keuntungan dan penghasilan bagi para pekerja.
Hoffa memiliki hubungan yang stabil dengan kelompok mafia pada tahun 1940an dan tahun 1950an. Namun, hal tersebut mulai terpecah setelah dia masuk penjara. Pada tahun 1967, Hoffa menjalani hukuman 13 tahun penjaranya untuk berbagai kejahatan yang dilakukannya, termasuk penyuapan, mengganggu para juri di persidangan, dan penggelapan surat-surat.
Kemudian pada tahun 1971, presiden Amerika saat itu, Richard Nixon, memberikan pengampunan kepada Hoffa dengan sebuah perjanjian bahwa dia akan menjauhkan diri dari keterlibatannya dalam perserikatan buruh hingga tahun 1980. Namun, bentuk pengampunan tersebut justru menjadi peristiwa penggerak yang menyebabkan jatuhnya Hoffa.
Empat tahun kemudian, pihak penyelidik federal mengetahui bahwa dana pensiun The Teamsters yang terbesar sejumlah ratusan juta dolar, telah dirampok. Dan dua minggu kemudian, Hoffa menghilang.
Dua peristiwa yang terjadi secara bersamaan tersebut sepertinya lebih dari sekedar suatu kebetulan. Hilangnya dana pensiun The Teamsters, dan Hoffa yang dihalangi dari The Teamsters serta dibebaskan dari penjara. Adalah hal yang masuk akal jika Hoffa memberitahukan kepada pihak penyelidik bahwa kelompok mafia memiliki keterlibatan atas hilangnya dana pensiun The Teamsters. Namun, tampaknya kelompok mafia tidak menginginkan hal tersebut terjadi.
Pada tanggal 30 Juli 1975, Hoffa yang berumur 62 tahun, terlihat sedang berada di area sebuah restoran di Detroit yang bernama The Machus Red Fox. Menurut catatan yang dia tulis untuk keluarganya, Hoffa diminta untuk bertemu dengan dua orang kenalannya pada pukul dua siang di restoran tersebut. Dua orang kenalannya tersebut adalah dua orang tersangka yang bernama Anthony "Tony Jack" Giacalone dan Anthony "Tony Pro" Provenzano. Dan keduanya merupakan anggota kelompok mafia.
Provenzano juga merupakan anggota The Teamsters. Namun, bagaimanapun juga, baik Giacalone atau Provenzano, keduanya tidak datang ke pertemuan tersebut. Dan keduanya bersikeras bahwa tidak ada pertemuan yang dijadwalkan ketika mereka diinterogasi oleh pihak FBI. Giacalone dan Provenzano secara teknis memiliki alibi dihari dimana Hoffa menghilang.
Saat itu, Giacalone sedang berada di Southfield Athletic Club, terlihat sedang berbincang dengan orang-orang yang dia kenal, dan dengan orang-orang yang tidak dia kenal. Pihak penyelidik curiga bahwa hal tersebut dilakukan oleh Giacalone karena dia berusaha untuk memperkuat alibinya. Sedangkan Provenzano, saat itu dia sedang berada di New Jersey, bukan di Michigan, bersama dengan adiknya yang bernama Salvatore "Sammy Pro" Provenzano, bermain kartu sepanjang hari di aula serikat pekerja.
Setelah Giacalone dan Provenzano tidak menunjukkan diri mereka, Hoffa kemudian menghubungi istrinya yang bernama Josephine pada pukul 2.30 siang dari telepon umum yang terletak di toko perkakas terdekat, untuk menceritakan hal yang terjadi. Ada lima orang saksi yang mengatakan pada pihak penyelidik bahwa mereka melihat Hoffa di area parkir restoran, terlihat seperti sedang menunggu seseorang pada sore itu. Mereka mengenali Hoffa karena Hoffa cukup terkenal dan mudah dikenali pada masa itu.
Kemudian saksi tambahan mengatakan bahwa sebuah mobil berjenis Mercury Marquis berwarna burgundy dengan tiga orang laki-laki di dalamnya, datang menjemput Hoffa di area parkir. Dan Hoffa masuk ke dalam mobil tersebut merupakan saat yang terakhir kali dia terlihat masih hidup. Dan keesokan harinya pada tanggal 31 Juli 1975, mobil milik Hoffa ditemukan di area parkir restoran.
Pernyataan saksi yang mengungkapkan bahwa Hoffa masuk ke dalam sebuah mobil berjenis Mercury Marquis dengan tiga orang laki-laki di dalamnya, tampaknya diperkuat dengan bukti DNA yang didapatkan beberapa tahun kemudian. Sehelai rambut yang ditemukan di dalam mobil, dikonfirmasi sebagai helai rambut milik Hoffa. Oleh karena itu, akan sangat masuk di akal bahwa mobil inilah yang membawa Hoffa ke lokasi kedua dimana dia dibunuh.
Saksi juga menyatakan bahwa sang pengemudi mobil tersebut terlihat seperti seorang laki-laki yang bernama Charles "Chuckie" O'Brien, yang dikenal sebagai anak pengganti dan anak didik bagi Hoffa. O'Brien selalu menyangkal bahwa Hoffa masuk ke dalam mobil yang dikendarainya dan tidak memiliki keterlibatan apapun dengan hilangnya Hoffa. Namun, bagaimanapun juga, O'Brien diawasi oleh pihak penyelidik setelah Hoffa menghilang, dengan tetap berpendapat bahwa hubungan O'Brien dengan Hoffa menjadi memburuk setelah O'Brien merasa bahwa Hoffa seharusnya memberinya posisi yang lebih baik di The Teamsters.
Anak perempuan Hoffa mengatakan bahwa,
Quote:
dan
Quote:
Para penyelidik juga memperhatikan bahwa mobil yang dikendarai oleh O'Brien seperti baru dibersihkan. O'Brien mengatakan bahwa dia menggunakan mobil tersebut untuk menjalankan tugas seperti mengangkut 40 pon paket ikan salmon dari kantor pusat The Teamsters di Detroit ke rumah dinas serikat pekerja. O'Brien juga mengatakan bahwa ikan salmon yang dia bawa menumpahkan darah di kursi belakang. Jadi, dia harus membersihkannya.
Anjing pelacak juga sempat mencium aroma tubuh milik Hoffa yang terdapat di kursi penumpang bagian belakang dan di dalam bagasi. Dan anak laki-laki Hoffa juga sempat mengatakan bahwa, ketika dia bertanya pada O'Brien tentang dugaan keterlibatannya atas hilangnya ayahnya, O'Brien justru langsung meninggalkan ruangan dengan cepat.
Upaya pencarian Hoffa dilakukan baik secara literal di area tersebut, maupun melalui telepon dan catatan lainnya. Namun, sayangnya, tubuh Hoffa tidak pernah ditemukan. Dan satu hal yang tampaknya disepakati secara umum bahwa, Hoffa dibunuh oleh kelompok mafia dengan cara tertentu.
The Hoffex Memo, sebuah dokumen yang ditulis pada tahun 1976 oleh pihak penyelidik federal, mengindikasikan bahwa, pihak berwenang menaruh kecurigaan bahwa kelompok mafia khawatir jika Hoffa akan memberitahukan bahwa mereka menyusupi The Teamsters dan mengakses dana pensiun di dalamnya untuk membayar operasi ilegal. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membunuh Hoffa.
Untuk menjawab pertanyaan, mengapa Hoffa bersedia untuk membocorkan informasi yang dia miliki pada pihak penyelidik, sebuah buku dalam kasus ini yang berjudul, "I Heard You Paint Houses", menduga bahwa kelompok mafia khawatir jika Hoffa, yang merasa cemas untuk kembali dalam kepemimpinan di dalam perserikatan, bersedia untuk bertukar informasi dengan pihak berwenang untuk mencabut larangan untuk berkegiatan di dalam perserikatan tahun 1980nya yang diperintahkan oleh Nixon.
Hoffa juga tampaknya sangat aktif berusaha untuk mengeluarkan kelompok mafia dari perserikatan dan dana pensiunnya. Walaupun mengetahui kenyataan bahwa seseorang yang menjadi anggota kelompok mafia sangat ingin membunuh Hoffa, tetapi pihak penyelidik tidak pernah bisa mengetahui siapa orangnya.
Setelah empat bulan penyelidikan, Ralph Picardo, rekan satu sel di New Jersey, mengklaim bahwa dia mendapatkan informasi ketika salah seorang pembunuh Hoffa mengunjunginya di penjara. Informasi yang dimiliki oleh Picardo membuat pihak penyelidik untuk menyusun daftar tersangka yang sebagian besar terhubung dengan Provenzano. Namun, semua tersangka tidak memberikan kesaksian sehingga menyebabkan keputus asaan dan berharap akan dakwaan, dan pada dasarnya akan mengarah pada kasus yang tidak akan terpecahkan.
Hoffa dibunuh oleh Salvatore Briguglio di rumah pertanian milik Roland McMaster yang terletak di Milford Township. McMaster merupakan seorang penegak bagi The Teamsters. Teori ini didukung oleh seorang penulis yang bernama Dan Moldea, yang sempat mewawancarai Briguglio sebelum dia dibunuh.
Pada tahun 2006, pihak FBI melakukan pencarian terhadap Hoffa di rumah pertanian, tetapi tidak berhasil. Bagaimanapun juga, Moldea percaya bahwa Briguglio membunuh Hoffa di pertanian, dan mayatnya kemudian dimasukkan ke dalam drum berukuran 55 galon, serta dikirim ke tempat pembuangan akhir di New Jersey yang dikontrol oleh kelompok mafia. Dengan menggunakan truk pengangkutan, dimana presiden perusahaan truk pengangkutan tersebut merupakan pengurus dana pensiun The Teamsters.
Tony Provenzano memerintahkan seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Hoffa. Pihak penyelidik federal memberikan teori bahwa menyewa seorang pembunuh bayaran karena perseteruan antara Hoffa dan Provenzano yang terjadi ketika mereka berdua sama-sama dipenjara di Pennsylvania. Perseteruan mereka sampai ke titik dimana mereka saling menghina antara satu sama lain.
Menurut anak laki-laki Hoffa, Tony Provenzano yang berstatus sebagai musuh Hoffa, diduga memberikan pengaruh terhadap Frank Fitzsimmons yang merupakan pengganti Hoffa di dalam The Teamsters.
Pada tahun 1974, Hoffa mengatakan bahwa, Provenzano telah mengancam akan menculik orang-orang yang dia cintai atau mengeluarkan isi perutnya jika Hoffa berusaha untuk kembali menjadi presiden di The Teamsters ketika rasa saling menghina mereka semakin menjadi.
Richard Kuklinski alias The Iceman adalah orang yang membunuh Hoffa. Kuklinski merupakan seorang pembunuh bayaran dan seorang pembunuh berantai yang pernah diwawancarai selama seratus jam oleh seorang penulia yang bernama Philip Carlo, ketika Kuklinski berada di penjara.
Selama diwawancara, Kuklinski yang sudah tewas, mengklaim bahwa dia dibayar sebesar 40 ribu dolar oleh kelompok mafia, untuk membunuh Hoffa. Kuklinski menjelaskan bahwa atas perintah utama dari Russel Bufalino yang merupakan seorang tokoh mafia yang kuat, Kuklinski berkendara dari Detroit menuju ke tempat keempat orang anggota mafia lainnya seperti Tony Provenzano, Gabriel dan Salvatore Briguglio, serta Thomas Andretta.
Mereka kemudian menjemput Hoffa disebuah restoran pinggiran kota. Memukul Hoffa hingga jatuh pingsan, menusuknya dengan sebuah pisau di bagian kepala, dan mengangkut mayatnya ke New Jersey di dalam bagasi mobil. Yang kemudian dihancurkan dan dijual sebagai rongsokan besi tua.
Kuklinski mengatakan bahwa,
Quote:
Seorang petugas polisi yang bernama Patrick Kane, yang ikut serta menjebloskan Kuklinski ke penjara, percaya bahwa Kuklinski mengatakan yang sebenarnya. Namun, orang lain yang menolak klaim Kuklinski justru mengatakan bahwa Kuklinski adalah seorang pembohong yang menjijikkan dan seseorang yang suka melebih-lebihkan.
Sedangkan seorang ahli kriminal dan mantan agen FBI yang bernama Robert Garrity, menyebut klaim Kuklinski tersebut sebagai,
Quote:
Seorang pembunuh mafia yang bernama Frank Sheeran alias The Irishman, membunuh Hoffa atas perintah Russel Bufalino. Sheeran menghabiskan beberapa minggu terakhirnya untuk melakukan wawancara dan kemungkinan memberikan pengakuan pada seorang penulis yang bernama Charles Brandt.
Namun, ironisnya, justru Hoffalah yang pada awalnya menyewa Sheeran untuk menjadi pembunuh, untuk menyingkirkan para pesaingnya dan mengamankan kepemimpinannya di The Teamsters.
Sheeran mengaku bahwa setelah mereka menjemput Hoffa di restoran, mereka membawa Hoffa ke sebuah rumah kosong dimana Sheeran menembaknya di kepala bagian belakang ketika Hoffa berjalan memasuki rumah tersebut. Sheeran kemudian pergi, sedangkan mayat Hoffa dibawa ke rumah duka yang dijalankan oleh kelompok mafia, dan Hoffa dikremasi di sana.
Sheeran merasa sangat bersalah karena mengkhianati Hoffa, tetapi Sheeran harus melakukannya karena dia juga akan dibunuh jika dia menolaknya. Sheeran mengatakan bahwa dia dengan sengaja duduk di kursi penumpang bagian depan untuk mengirimkan peringatan rahasia pada Hoffa. Hoffa juga selalu duduk di kursi penumpang bagian depan. Jadi, Sheeran berharap bahwa Hoffa akan mengetahui bahwa ada sesuatu hal yang janggal dengan pertemuan yang akan dia hadiri.
Anak laki-laki Hoffa melaporkan bahwa, dia percaya ayahnya akan bersedia masuk ke dalam mobil jika ada Sheeran di dalamnya dan tidak akan melakukannya jika ada tersangka lain. Selain itu menurut FBI, Sheeran sedang berada di daerah Detroit ketika Hoffa menghilang. Bahkan, Sheeran menyebutkan nama rumah tempat pembunuhan terhadap Hoffa itu terjadi, tetapi upaya untuk menemukan barang bukti berupa darah milik Hoffa tidak membuahkan hasil.
Menurut seorang reporter yang bernama David Ashenfelter, ada kemungkinan Sheeran mengatakan yang sebenarnya. Namun, tidak ada bukti atas perkataannya tersebut. Dan ada kemungkinan bahwa Sheeran ingin membersihkan rasa bersalahnya sebelum dia meninggal, terutama dengan keyakinan Katoliknya yang kuat. Russel Bufalino juga mungkin memiliki keterlibatan, dimana diakui oleh Sheeran sebagai orang yang memberikan perintah untuk membunuh Hoffa.
Penyelidikan PBS terhadap Hoffa dan rekaman percakapan dengan presiden Nixon mengungkap bahwa penerus Hoffa dan anggota kelompok mafia, Frank Fitzsimmons, bekerja dengan presiden Nixon untuk mengampuni Hoffa dan mengeluarkannya dari penjara. Dan mereka juga menduga bahwa Fitzsimmons memainkan perannya dalam persoalan larangan berserikat pada Hoffa hingga tahun 1980. Rekaman percakapan itu juga mengindikasikan bahwa Fitzsimmons ingin Hoffa keluar dari penjara agar dia bisa tetap menguasai The Teamsters yang mendukung Hoffa. Namun, bagaimanapun juga, Fitzsimmons tidak ingin Hoffa bisa merebut kekuasaan, karenanya itu ada pembatasan.
Pada sisi Nixon, dia mengira bahwa dengan mengampuni Hoffa, maka hal tersebut bisa menimbulkan perasaan cinta terhadap para pekerja, karena seorang pengacara umum yang bernama John Mitchell mengatakan di dalam rekaman bahwa,
Quote:
Dokumen yang disimpan di Reuther Labor Library di Wayne State University mengungkapkan bahwa anggota kelompok mafia yang dipimpin oleh Provenzano mengirimkan perwakilannya ke Vegas untuk mengirimkan 500 ribu dolar untuk Charles Colson yang merupakan penasihat istimewa Nixon. Dokumen tersebut juga semakin mengungkapkan bahwa uang sejumlah hampir satu juta dolar dikirim oleh kelompok mafia untuk Nixon, untuk melarang pengampunan bagi Hoffa.
Saat itu bersamaan dengan skandal Watergate, dan menurut memo departemen keadilan, uang tersebut bisa digunakan untuk menutupi Watergate, walaupun pembayaran yang dilakukan oleh kelompok mafia kepada Nixon tidak pernah dikonfirmasikan.
Selain itu, dokumen tersebut juga menduga bahwa Hoffa mencurigai tentang hal tersebut. Sebuah kemungkinan secara teoritis muncul bahwa dia bisa saja tengah mempersiapkan diri untuk maju ke publik dengan informasi tentang kelompok mafia yang memberikan bayaran kepada presiden Nixon. Dan hal tersebut bisa membuat Russel Bufalino yang merupakan tokoh yang sangat berkuasa dalam kelompok mafia Amerika, menjadi sangat gugup.
bersambung ke #2..
Sekian, dan terimakasih.
*
*
*
*
*
sumber :
Cend0 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
258
16
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
True Crime and Unsolved Mysteries
20Thread•533Anggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya