- Beranda
- Citizen Journalism
Rp7500 Dapet Makan Apa? Begini Kata Pemilik Warteg!
...
TS
harrywjyy
Rp7500 Dapet Makan Apa? Begini Kata Pemilik Warteg!
Sumber Gambar
Selamat Datang di Thread TS!
Situasi harga makanan di warung tegal (warteg) Jakarta yang semakin tidak terjangkau dengan uang Rp 7.500 mencerminkan masalah serius dalam akses masyarakat terhadap makanan bergizi. Beberapa warteg mematok harga minimal Rp 10.000 untuk paket nasi yang terbilang lengkap, dan di warung milik Fasiha di Kemayoran, paket termurah yang ditawarkan memang berada pada kisaran tersebut. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya kondisi ekonomi yang dihadapi oleh pemilik warteg dalam menjaga bisnis mereka tetap bertahan, sementara pada saat yang sama harus memberikan makanan yang layak bagi pelanggan.
Kenaikan harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan telur, serta biaya operasional seperti listrik dan sewa tempat, memaksa pemilik warteg menaikkan harga jual makanan. Di satu sisi, hal ini adalah upaya mereka untuk tetap bertahan di tengah meningkatnya biaya hidup, namun di sisi lain, ini juga berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Bagi banyak pekerja harian atau mereka yang berpenghasilan rendah, harga Rp 10.000 untuk satu porsi makanan merupakan beban yang cukup berat.
Sumber Gambar
Dalam konteks kebijakan pemerintah, isu ini semakin relevan dengan sorotan terhadap Program makan bergizi gratis yang dijanjikan oleh presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Rumor pemangkasan anggaran dari Rp 15.000 menjadi Rp 7.500 untuk satu porsi makanan gratis dalam program ini menjadi bahan perdebatan. Jumlah tersebut jelas tidak cukup untuk menyediakan makanan bergizi, sebagaimana yang diakui oleh pemilik warteg seperti Fasiha. Program ini, meskipun niatnya baik, harus didukung dengan anggaran yang realistis agar dapat memberikan dampak nyata.
Lebih lanjut, harga Rp 7.500 yang dianggap cukup untuk satu porsi makanan bergizi menunjukkan kurangnya pemahaman akan realitas di lapangan. Dengan harga tersebut, sulit untuk mendapatkan nasi dengan lauk yang memadai di warteg Jakarta. Paket seharga Rp 12.000 atau Rp 13.000 yang disediakan oleh Resa, pemilik warteg lainnya, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang biaya minimal untuk menyediakan makanan yang layak. Harga nasi polos saja di kedua warteg ini sudah mencapai Rp 5.000, yang berarti hanya dengan tambahan Rp 2.500, pelanggan tidak akan mendapatkan lauk yang cukup.
Sumber Gambar
Untuk itu, pemerintah perlu mengevaluasi kembali program makan bergizi gratis ini dengan mempertimbangkan kondisi riil di lapangan. Anggaran yang realistis dan cukup besar diperlukan agar program ini dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Selain itu, perlu ada kebijakan yang lebih komprehensif untuk menstabilkan harga bahan pokok dan menurunkan biaya hidup, sehingga tidak hanya program khusus yang mendapatkan perhatian, tetapi juga kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dapat ditingkatkan.
Pada akhirnya, isu harga makanan di warteg dan program makan bergizi gratis ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi dalam upaya memastikan akses terhadap makanan bergizi bagi semua lapisan masyarakat. Diperlukan langkah-langkah konkret dan berkelanjutan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta, untuk mengatasi masalah ini. Dukungan kebijakan yang kuat, pemantauan harga bahan pokok, serta peningkatan daya beli masyarakat harus menjadi fokus utama agar warteg tetap bisa menjadi tempat makan yang terjangkau dan memberikan gizi yang cukup bagi semua orang.
Sumber Valid:
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Terima Kasih Sudah Mampir, Jangan Lupa Komen danCendolnya Gan!
mancitybest dan 12 lainnya memberi reputasi
11
2.1K
63
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
14.4KThread•10.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya