Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #83 : Awet Muda
Short Story #83 : Awet Muda

“Eh Jeng Jeng, liat tuh Bu Mega. Dari jaman penjajahan sampai sekarang kulitnya masih aja kencang. Operasi plastik di mana tuh?”

Seperti biasa ibu-ibu kompleks pasti akan bergosip setiap kali melihat Bu Mega lewat dengan mobil tanpa atapnya. Bagaimana tidak? Di usianya yang sudah kepala enam dia masih terlihat seperti ibu muda berumur 30-an. Di saat rekan sebayanya sudah tua renta menunggu ajal, dia masih saja bugar dan bersinar.

“Jangan-jangan pakai susuk,” balas ibu-ibu yang lain.

“Atau ….”

“Atau apa?!”

“Atau jangan-jangan dia bukan manusia.”

Mereka bergidik membayangkan kemungkinan itu. Meski demikian gosip cuma sekedar gosip dan mereka pun tahu itu. Bu Mega orang yang terpandang di lingkungan ini dan dia juga suka berbuat baik sehingga masyarakat sekitar tidak pernah bicara buruk tentangnya. Cuma sekedar bergosip.

“O iya, besok si Ayu pulang ya, Jeng?” tanya salah satu dari mereka ke Bu Ayu. Sebentar lagi Ayu anak semata wayangnya akan pulang libur kuliah.

“Iya, tapi naik bus. Harga tiket pesawat mahal,” jawab Bu Ayu. “Yaudah ya Jeng, saya mau masak dulu.”

Dia pun pergi setelah membayar belanjaannya. Tepung, mie, telur, sayur, dan cabai. Rasanya suda cukup untuk berdagang besok. Bahan-bahan lain masih ada di rumah.

Sudah tiga tahun Bu Ayu berjualan sarapan untuk membantu biaya kuliah anaknya. Sebenarnya itu pekerjaan yang cukup melelahkan bagi tubuhnya yang lemah, tapi dia tahan semua demi putri semata wayangnya. Dia cuma berharap agar anaknya segera lulus dan mendapat kerja agar dia bisa menikmati masa tua yang tenang.

Betapa terkejutnya dia saat melihat Bu Mega ternyata menunggu di rumahnya.

“Gini Bu Ayu, saya ada acara buat seminggu ke depan jadi saya mau pesen kue sama gorengan. Bisa kan?”

Bu Ayu mengangguk menyanggupi. Setelah dia lihat lebih dekat lagi ternyata Bu Mega benar-benar masih terlihat sangat muda. Sempat Bu Ayu tergoda bertanya apa sebenarnya rahasianya, tapi untungnya dia bisa menahan diri.

Keesokan harinya Bu Ayu libur berjualan untuk mengurus pesanan Bu Mega. Ayu yang baru pulang berlibur disuruh mengantarkan pesanan. Begitu takjub dia melihat rumah Bu Mega yang bagai istana.

“Eh Ayu. Makin cantik aja kamu. Masuk dulu masuk dulu.”

Rumahnya cantik, penghuninya cantik, itulah yang ada di pikiran Ayu. Meski dirinya masih muda dia sungguh iri melihat kencangnya kulit Bu Mega. Rasanya tidak wajar wanita seumurannya memiliki kulit seperti remaja.

“Udah semester berapa sekarang, Yu?” tanya Bu Mega yang menyuguhinya secangkir teh meski Ayu tak minta.

“Semester enam, Bu.”

“Ohh, setahun lagi lulus dong?”

“Iya. Doain aja.”

Ayu merasa tatapan mata wanita di depannya seperti mencoba mengulitinya. Cepat-cepat dia menghabiskan tehnya dan pamit pulang. Rumah Bu Mega memang megah dan membuatnya betah berlama-lama, tapi ada sesuatu hal lain yang membuatnya merinding. Mungkin cuma perasaannya, tapi rumah itu punya aroma menyengat.

Keesokan harinya Ayu kembali mengantar pesanan dan Bu Mega memaksanya masuk minum teh lagi. Keesokan harinya juga sama. Dan esok harinya lagi. Dan esok harinya lagi. Semakin hari semakin lama Ayu bertamu. Sensasi tak enak itu perlahan pudar berganti rasa nyaman.

Hingga akhirnya seminggu pun terlewati, tapi Ayu terus berkunjung meski sudah tak ada pesanan lagi. Dia suka mendengar Bu Mega bercerita tentang berbagai hal mulai dari bisnis hingga pria-pria yang dia kencani. Dia sungguh terinspirasi dan berharap bisa memiliki karir sukses seperti itu.

“Ngomong-ngomong, ibu masih kelihatan muda terus. Rahasianya apa sih?” tanya Ayu di suatu hari.

“Rahasianya? Emang kenapa kamu nanya?”
“Ya … pengen tau aja,” jawabnya.

Kebetulan pagi itu Ayu melihat ibunya saat berganti baju sekilas. Ibunya sudah tua, kulitnya sudah kendor. Ayu menyayangi ibunya. Jika memang ada rahasianya maka dia ingin ibunya bisa tampil muda sedikit lebih lama.

“Ada obatnya,” jawab Bu Mega dengan senyum simpul. “Abisin dulu tehnya. Biar kuambil obatnya kalau kau mau.”

Bu Mega bangkit dan naik ke lantai dua. Ayu memandangi teh di cangkirnya yang nyaris tidak tersentuh. Bukannya dia tidak mau, tapi sarapan pagi ini sangat enak sampai-sampai Ayu makan dua piring dan itu membuat perutnya penuh.

Meski tak sopan tapi Ayu menuang semua teh itu ke pot bunga di dekatnya. Saat Bu Mega kembali dia menunjukkan sebotol obat kapsul berwarna jingga pada Ayu.

“Minum ini aja, satu butir per tahun.”

“Minum ini aja? Cuma itu?!”

“Ya … enggak. Obat kan biasanya dimakan sesudah makan. Yang ini juga begitu. Tapi … makanannya khusus.”

“Apaan Bu? Makanan mahal ya?”

Ayu jadi tidak sabaran. Mungkin karena panas, jantungnya jadi berdetak lebih cepat. Tiba-tiba saja dia merasa lelah.

“Nggak kok, tapi lumayan susah dapatnya. Kalau mau kulit kencang kayak abg ya … ambil aja kulit abg.”

“Hah?”

“Kulit, Ayu, kulit! Kulit remaja itu bagus karena nutrisinya tinggi. Kulit orangtua udah nggak memproduksi nutrisi macam itu lagi. Makanya kalau mau yang begitu ya harus cari dari luar.”

Ayu mencoba bangkit berdiri tapi pandangannya mulai menggelap. Di saat-saat terakhir dia bisa melihat senyum Bu Mega yang sama sekali tak cantik, justru tampak tak manusiawi.

“Kulitmu, Ayu. Aku mau kulitmu.”

Ayu bisa merasakan sentuhan Bu Mega di permukaan kulitnya. Tubuh Ayu semakin terbenam ke sofa. Kesadarannya … aneh, dia tak terlalu mengantuk. Perlahan-lahan kantuk dan lelahnya mulai hilang. Rasanya seperti bangun tidur, sangat nyaman tapi tak bisa tidur lagi.

“AWWW!!!”

Rasa sakit yang menyengat itulah yang membuat Ayu terbangun. Saat membuka
mata dia langsung melihat Bu Mega yang mengiris kulit lengannya dengan pisau.

“Lo?”

Tanpa memperdulikan kebingungan di wajah Bu Mega, Ayu langsung menendangnya jauh-jauh. Dia menendang sekuat tenaga sampai Bu Mega menghantam dinding. Hiasan gantung di dinding berguncang dan terjatuh tepat di atas kepalanya.

Teror memenuhi tubuh Ayu saat melihat Bu Mega tak bergerak. Dengan kaki gemetaran dia mencoba mendekat dan meraba bagian bawah hidung wanita itu. Tak ada napas.
Denyut perih dari irisan di lengannya lah yang membuat Ayu tetap waras. Dia mencoba berpikir cepat dengan pikiran segar yang masih tersisa.

Obat? Kulit? Kulitnya?

Ayu mencoba menyambung semua kepingan satu per satu dan akhirnya dia pun kembali tenang. Tampaknya Bu Mega mencoba membuatnya tidur dengan teh yang sudah dimasuki obat bius. Untung Ayu cuma minum sedikit.

Lalu apa lagi? Bu Mega ingin kulitnya untuk … untuk minum obat?

Ada banyak bagian yang tak masuk akal, tapi
Ayu memilih untuk tidak memikirkannya sekarang. Ada masalah yang jauh lebih penting. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa yang harus dia lakukan dengan mayat Bu Mega? Apa dia akan dipenjara karena membunuh? Tidak, Ayu tak mau masuk penjara.
Dia harus ….

***


20 tahun kemudian ….

“Eh Jeng Jeng, liat tuh Bu Ayu. Dari jaman penjajahan sampai sekarang kulitnya masih aja kencang. Operasi plastik di mana tuh?”

Bu Ayu mendengar obrolan para ibu-ibu kompleks dan memilih diam menunggu jemputannya. Untungnya, putrinya Ayu tiba dengan mobil tanpa atapnya.

“Itu si Ayu juga masih kayak abg aja. Mereka ibu anak lebih kelihatan kayak anak kembar lo.”

“Jangan-jangan mereka pakai susuk?”

“Atau jangan-jangan ….”

“Jangan-jangan apa?”

“Jangan-jangan mereka muridnya Bu Mega?”

Mereka semua kompak bergidik mendengar nama itu. Bu Mega sudah jadi legenda penyihir awet muda yang memakan gadis muda untuk kecantikannya. Dua puluh tahun lalu dia tiba-tiba menghilang. Banyak yang yakin dia kabur karena polisi menemukan rumahnya penuh dengan mayat orang-orang yang dilaporkan menghilang.

Bahkan sampai sekarang mereka percaya Bu Mega masih hidup dengan parasnya yang tetap awet muda.

“Tapi pengen sih punya kulit kencang begitu,” celetuk Nina, anak Smp yang terpaksa menunggu ibunya yang bergosip. “Nanti aku tanya rahasianya.”

Ayu yang mendengar itu cuma tersenyum dan menjalankan mobilnya, meninggalkan kumpulan ibu-ibu dengan yang cuma bisa bermimpi mengharapkan wajah cantik dan awet muda miliknya.

***TAMAT***
kedubes
riodgarp
itkgid
itkgid dan 14 lainnya memberi reputasi
15
742
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
31.9KThread44.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.