Jakarta, CNBC Indonesia - Ramai-ramai miliuner diyakini akan "kabur" dari China. Tren yang sudah terjadi sejak 2023 itu, dilaporkan bakal makin menjadi di 2024.

Arus keluar orang-orang dengan kekayaan bersih terbesar di dunia itu, HNWI (High-Net-Worth Individual), bahkan akan menembus rekor 15.200 orang. Sebelumnya di 2023, terdapat 13.800 orang yang meninggalkan Tirai Bambu.

Hal ini setidaknya terlihat dalam laporan perusahaan migrasi investasi Henley & Partners, sebagaimana dikutip dari Nikkei Asia Kamis (20/6/2024). Sebagian besar orang kaya itu disebut pindah ke beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Singapura.

"Ketidakpastian mengenai arah perekonomian China dan ketegangan geopolitik menjadi perhatian utama bagi banyak jutawan negeri itu, memilih meninggalkan negara tersebut," bunyi laporan itu.

"Individu-individu tersebut, disingkat HNWI didefinisikan sebagai mereka yang memiliki aset minimal US$1 juta," muatnya lagi.
Banyaknya orang kaya China yang pindah ke negara lain dapat menambah beban perekonomian negara yang kini sedang rapuh. Krisis properti yang berkepanjangan telah menenggelamkan pengembang-pengembang besar dan berdampak buruk pada kekayaan negara, serta membebani pemerintah daerah yang terlilit utang.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada awal tahun ini mengatakan China menghadapi "ketidakpastian yang tinggi" akibat gejolak real estate. Fitch Ratings menurunkan prospek kredit negara itu menjadi negatif pada bulan April, menyusul langkah serupa yang dilakukan Moody's Investors Service pada bulan Desember lalu.

"Memang warga China yang kaya menghentikan upaya mereka untuk memindahkan diri dan kekayaan mereka ke luar negeri selama pandemi COVID-19, namun dengan cepat melanjutkan emigrasi mereka setelah pembatasan perjalanan yang ketat dicabut," muat laporan itu lagi.

Sebenarnya hal ini juga diamati konsultan dan analis imigrasi, Amoils. Banyak dari orang kaya China dilaporkan memilih pindah ke Jepang daripada menetap di negaranya.

"Gaya hidup di Jepang sangat menarik dengan taman umum dan lapangan golf yang indah, ditambah lagi Jepang termasuk negara teraman di dunia menurut Indeks Perdamaian Global," katanya dimuat laman yang sama.
Singapura pun secara tradisional juga menarik perhatian orang China kaya karena kedekatannya, hubungan budaya, dan penggunaan bahasa Mandarin. Namun pengawasan yang meningkat terhadap kekayaan orang China yang masuk kini menjadi batu sandungan.

"Singapura baru-baru ini menolak izin dua orang China untuk mendirikan kantor keluarga, yang merupakan cara umum untuk memperoleh kewarganegaraan, setelah skandal pencucian uang," jelas perusahaan migrasi investasi tersebut.
Selain China, migrasi para orang kaya juga terlihat di sebesar 9.500 di 2024. Korea Selatan (Korsel) juga demikian dengan 1.200 orang.

Hong Kong, wilayah otonomi khusus China, juga diyakini ditinggalkan 500 orang kayanya karena masalah kebebasan berekspresi. Sementara Taiwan diperkirakan akan kehilangan 400 orang.

"Saat dunia bergulat dengan badai ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi, dan gejolak sosial, para jutawan memberikan suara mereka dalam jumlah besar," kata kepala grup klien swasta di Henley & Partners, Dominic Volek, mengatakan 128.000 jutawan diperkirakan akan pindah secara global pada tahun 2024, sebuah rekor migrasi kekayaan.
"Dalam banyak hal, migrasi besar-besaran jutawan ini merupakan indikator utama, yang menandakan perubahan besar dalam lanskap global dan lempeng tektonik kekayaan dan kekuasaan, dengan implikasi yang luas terhadap masa depan negara-negara yang mereka tinggalkan atau negara-negara yang mereka tinggalkan. membuat rumah baru mereka," tambahnya.

sumber