Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story # 72 : Judi Online
Short Story # 72 : Judi Online

“Percaya sama aku Bang. Orang yang kalah itu orang yang nggak punya bocoran. Lihat aku! Coba putar sekarang. Putar!”

Aku melihat tangan Reno yang gemetaran menekan layar kaca ponselnya. Meja bundar yang berkilauan itu berputar layaknya roda penghakiman. Reno pasti mengalami senam jantung yang jauh berbeda dibanding olahraga, tetapi senam jantung yang menyakitkan itu terbayar tuntas saat angka-angka emas berkilauan di depan matanya.

“Lah? menang? Menang? MENAAAANNNGGGGG!!!”

Siapa yang tak suka mendapat durian runtuh? Apa yang Reno rasakan sama seperti jutaan orang lainnya yang sudah ketagihan judi. Rasa buah terlarang itu akan terus menempel di lidah mereka dan mereka akan menolak makanan lain.

Aku meninggalkan Reno dan membiarkannya menikmati kesenangan. Dia jelas-jelas bilang dia tak akan main lagi jika sudah berhasil balik modal, tapi aku tahu betul apa yang akan terjadi berikutnya.

Keesokan harinya Reno kembali menghubungiku. Dia mengaku dia mencoba main beberapa kali dan selalu kalah. Sekarang dia cuma punya satu kesempatan dan meminta bocoran dariku. Aku tersenyum penuh kemenangan.

Sangat mudah untuk menjebak seseorang ke dalam judi. Manusia pada dasarnya pemalas, ingin uang banyak tanpa perlu berusaha. Judi Online pun hadir dan memberikan kesempatan itu. Semua orang tahu itu buruk dan berusaha untuk tidak terlibat, tapi sekali masuk tak akan ada jalan keluar.

Tugaskulah untuk memasukkan mereka ke dalam lembah gelap itu. Sudah seminggu ini aku menancapkan taringku pada Reno dan aku bersumpah akan menghisapnya sampai kering.

“Aku ada bocoran, tapi cuma satu kali. Saranku sih mending kau taruh besar buat satu kali ini. Pinjam uang, jual motor, atau pinjol sekalian. Ingat, kesempatan cuma datang sekali. jangan kau nyesal.”

Bagai kerbau dicucuk hidungnya dia langsung menuruti apa yang aku katakan. Reno tak lagi punya teman yang bisa dia pinjami uang, dia juga bukan orang yang rela kehilangan barang miliknya, jadi dia pun memilih pinjol. Semua tindakan Reno benar-benar bisa diprediksi. Seperti itulah keadaan otak seorang pecandu judi.

Akhirnya Reno pun memasukkan semua uangnya untuk satu putaran besar. Dari layar tabletku aku bisa melihat nominal uangnya. Dia benar-benar mempertaruhkan semua tanpa sisa. Jika aku mau aku bisa menguras semua saat ini juga, tapi aku punya rencana yang lebih baik.

Waktu yang kuberitahukan pun tiba. Dia langsung memutar peruntungannya dan aku membiarkannya menang. Di seberang sana dia pasti meloncat kegirangan dengan semua uang yang dalam mimpi pun dia tak pernah punya. Sangat berkilauan, sangat membuat haus.

Aku menggerakkan jariku di atas tablet dan mengirim pemberitahuan khusus ke akun Reno. Website yang kubuat memang punya fitur tersembunyi untuk saat-saat seperti ini. Sekarang Reno pasti sudah membaca notifikasi babak bonus. Jika dia mempertaruhkan semua uang yang baru saja dia dapatkan maka dia punya kesempatan menang sepuluh kali lipat.

Jika manusia mendapat uang mudah maka akan mudah pula mereka mempertaruhkannya untuk sesuatu yang tak pasti. Reno pasti panik, gelisah, tapi tak ingin mundur. Seperti dugaan, dia langsung meneleponku tapi aku tak menjawabnya.

Aku pun menaruh hitung mundur di notifikasi babak bonus. Jika Reno benar-benar menang maka dia bisa langsung membeli rumah. Membayangkan itu saja cukup untuk membuat otak menyingkirkan segala macam alasan untuk mundur.

Akhirnya Reno pun benar-benar menaruh semua uangnya. Aku benar-benar tertawa saat membuatnya kalah dan kehilangan segalanya.

***


“Gimana ini Bwang? Aku dikejar-kejar pinjol sekarang. Tolong, bantu dulu aku!”

Dalam hati aku terus menertawakan bodohnya otak monyet yang satu ini. Dia bodoh, serakah, dan tidak punya rasa menyesal. Itulah sebabnya dia sangat mudah jadi target judi.

“Siapa suruh kau habiskan uangmu? Kan udah kubilang cuma sekali. Kalau kau minta uang aku nggak ada. Tapi, kalau bocoran aku ada satu kali lagi.”

Suaraku yang penuh kemantapan itu pasti menghantam pertahanannya yang memang sangat tipis. Di dalam kepalanya dia pasti mencoba meyakinkan diri kalau sekali lagi saja tidak apa-apa. Menang sekali lalu stop, pasti itu yang dia pikirkan.

Seperti yang kuharapkan. Dia pun melangkahi batasan terakhirnya dan menggadaikan rumah orangtuanya. Dia benar-benar mempertaruhkan semua pada satu kesempatan terakhir ini. Mungkin dia mengira akan baik-baik saja jika dia membayar semua hutangnya dengan cepat setelah menang.

Ohh, andai saja dunia bisa melihat ekspresi di wajahnya saat dia menyadari semua uangnya lenyap tak bersisa. Uang hasil menjual motor, uang hasil menggadaikan rumah, sekarang semua sudah aman di rekening luar negeri milikku. Yang bisa Reno lakukan cuma berteriak layaknya orang gila sembari mencoba menghubungi nomor yang sudah kubuang.

Selamat tinggal Reno. Kau memang pantas mendapatkannya.

***


Reno adalah seorang anak bertubuh kelewat besar. Karena tubuhnya yang besar itu dia tumbuh menjadi seorang bully. Dia mengira dia lebih kuat dari siapa pun sehingga dia menjadi semena-mena.

Salah satu orang yang sering menjadi korban kibasan tangannya adalah Rizal. Rizal cuma anak bertubuh kecil dengan mental yang lemah. Rizal tak sanggup dan tak bisa melawan. Setiap hari Reno akan memukulnya, mengambil uang jajannya, dan mengolok-oloknya di depan kelas.

Keisengan itu menjadi semakin kelewatan hari demi hari. Rizal pernah diikat di ruang kelas dan ditinggalkan begitu saja. Baju seragamnya pernah dicuri dan dibuang ke kubangan lumpur. Tak jarang juga Reno merampas dan melempar sepatu Rizal ke atas genteng. Semua itu diabaikan oleh guru-guru dan orang dewasa.

Akhirnya Rizal pun berhenti sekolah dan tak mau keluar rumah. Dia berhenti sekolah dan tumbuh menjadi seorang NEET. Hidupnya hancur … jadi aku balas menghancurkan hidup orang yang sudah menyakiti adikku.

“Zal, kau nggak perlu khawatir. Kau mau jadi pengangguran seumur hidup juga nggak apa-apa. Nih, aku udah siapin semua uang buat keperluanmu.”

Aku menunjukkan semua uang yang kurampas dari Reno padanya. Aku tak bilang dari mana aku mendapatkannya, tapi aku yakin dia tahu. Tak peduli betapa keras hidup yang dia jalani, aku akan selalu ada untuk melindunginya. Cuma aku yang tahu penderitaannya dan cuma aku satu-satunya yang bisa dia andalkan.

Kami tak lagi punya orangtua. Kami hanya memiliki satu sama lain. Tak peduli meski aku harus menjadi setan aku akan selalu ada untuknya. Itulah artinya keluarga. Aku tak peduli berapa banyak yang akan menjadi korban, selama kami bahagia maka itu sudah cukup.

Ya, sudah cukup.

***TAMAT***

itkgid
gokil.921
suketcell
suketcell dan 30 lainnya memberi reputasi
31
2.2K
36
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.7KThread43.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.