Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mnotorious19150Avatar border
TS
mnotorious19150
Jemaah Haji Indonesia Ditarget Kang Tipu di Arab, Harta Habis Terkuras
Jemaah Haji Indonesia Ditarget Kang Tipu di Arab, Harta Habis Terkuras

Jakarta, CNBC Indonesia - Proses ibadah haji setiap tahunnya selalu membawa cerita-cerita menarik, tapi juga kelam. Salah satunya cerita di abad ke-19 dan 20 terkait banyaknya jemaah haji asal Indonesia yang dikerjai orang-orang Arab hingga uangnya habis.

Bagaimana bisa?

Henry Chambert-loir dalam Naik Haji di Masa Silam: Kisah-Kisah Orang Indonesia Naik Haji 1482-1964 (2013) menceritakan, para jemaah haji asal Indonesia pada masa itu menjadi sasaran empuk warga Arab terkait kasus penipuan. Hal ini bisa terjadi karena mereka mayoritas tidak menguasai bahasa Arab dan tidak paham rukun, kewajiban, dan sunah haji. 

Alhasil, apapun yang diucapkan warga Arab, jemaah asal Indonesia percaya-percaya saja. Bahkan, tulis Chamber Loir, "mereka cenderung mengagumi segala sesuatu yang Arab dan menghina segala sesuatu yang Melayu".

Sayang, sikap seperti ini menjadi celah bagi warga Arab melakukan tindak penipuan. Biasanya, para jemaah Indonesia menjadi objek pemerasan penduduk Arab, baik itu syekh, pedagang, hingga orang biasa. Bahkan, mereka punya julukan tersendiri kepada orang-orang Jawa yang naik haji.

"Orang Arab memakai julukan yang menghina untuk menunjukkan orang Jawi itu, yakni farukha (jamak kata farkh, "ayam itik") dan baqar, "hewan ternak"," tulis Chambert-loir. 

Pejabat Belanda yang naik haji, Snouck Hurgronje, jadi salah satu orang yang menyoroti kasus ini. Pada 1931, saat dia naik haji, banyak jemaah asal Indonesia nurut-nurut saja saat disuruh melakukan berbagai kegiatan oleh orang Arab. Padahal itu di luar agenda haji. 

Sebut saja seperti melakukan macam-macam ziarah dan berbagai ritus aneh. Tentu, semua kegiatan itu mengeluarkan uang tambahan yang mahal. Selain itu, Snouck juga mencatat orang Arab juga pandai melihat peluang atas kepercayaan mitologi orang Indonesia. 

Ketika naik haji, tak sedikit orang Indonesia percaya keberadaanya di Arab sebagai sarana pembersihan diri dari berbagai kenistaan. Alhasil, mereka meminta disemburkan air zamzam tiga kali saat tiba di Makkah dan pergi-pulang Madinah.

Nah, kata Snouck, orang Arab melihat ini sebagai cara mendulang uang. Mereka meminta bayaran kepada orang Indonesia yang tidak mengetahui kalau air zamzam sebenarnya gratis. Selain itu, dia juga menyoroti kasus penipuan berkedok penitipan uang. 

Para jemaah haji asal Indonesia seringkali membawa uang untuk bekal perjalanan, badal haji, atau buat diberi ke sanak saudara di Makkah. Fakta ini kemudian membuat seseorang meminta para jemaah menitipkan uang itu kepada syekh haji. Akan tetapi, setelah dititipkan, uang tersebut susah diperoleh kembali. Atau sekalipun bisa kembali, sering dipotong komisi dan disalahgunakan. 

Selain Snouck, sorotan atas kasus ini diceritakan juga oleh Bupati Bandung, R.A Wiranatakusumah, lewat catatan perjalanan "Seorang Bupati Naik Haji". Saat pergi haji di tahun 1924, Wiranatakusumah melihat banyak jemaah Indonesia dibodohi orang Arab sampai disuruh melakukan hal yang tak masuk akal. 

"Di Mekkah, penipu-penipu itu mudah sekali melakukan tipu dayanya," ungkap Wiranatakusumah. 

Pernah suatu waktu ada beberapa orang disuruh seorang penipu mengumpulkan uang untuk diwakafkan ke masjid. Orang Indonesia tentu saja percaya karena wakaf punya pahala besar. Mereka percaya saja dan memberikan uang kepada orang Arab itu.

Lucunya, orang Arab itu menjadikan tiang Masjidil Haram sebagai simbol wakaf. Jadi, mereka "menjual" tiang itu seharga 300 real kepada orang Indonesia yang hendak berwakaf. Pada titik ini, penipuan pun terjadi. 

"Demikianlah tiang yang tidak pernah bergerak, dengan cara magis menghasilkan sejumlah uang yang tentu saja masuk kantong si penipu," tulis Chambert-loir. 

Pada akhirnya, sikap orang Arab yang menjadikan keluguan sebagai sarana penipuan, membuat banyak uang jemaah asal Indonesia habis tak tersisa. Kasus-kasus ini lantas menjadi catatan khusus bagi jemaah haji tahun setelahnya. Bahkan, R.A Wiranatakusumah dalam catatan yang sama menyarankan agar jemaah Indonesia tak membawa uang berlebih untuk terhindari kasus penipuan. 

cnbcindonesia.com
Diubah oleh mnotorious19150 16-06-2024 01:02
xatria
sahabat.006
ushirota
ushirota dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1K
62
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.