Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Kontradiksi NU: Dulu Bilang Bisnis Tambang Haram, Sekarang Maju Paling Depan
Kontradiksi NU: Dulu Bilang Bisnis Tambang Haram, Sekarang Maju Paling Depan
11 Juni 2024, 08:00 WIB

Kontradiksi NU: Dulu Bilang Bisnis Tambang Haram, Sekarang Maju Paling Depan

PIKIRAN RAKYAT - Gerak cepat Nahdlatul Ulama (NU) mengurus izin pengelolaan tambang membuat pernyataan salah satu organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia itu kembali disorot.
Pada masa lalu, NU pernah mengatakan bahwa bisnis tambang merupakan hal yang haram. Namun, apa yang dilakukan mereka pada saat ini pun seakan bertolak belakang dengan sikap PBNU dahulu.
Dalam sidang bahtsul masail di pesantren Al-Manar Azhari, Limo, Kota Depok, pada 2015 lalu, PBNU pernah mengharamkan aktivitas eksploitasi sumber daya alam di Indonesia.
Para kiai menilai kegiatan eskploitasi SDA, baik itu dilakukan oleh perusahaan milik negara atau korporasi swasta, mendatangkan banyak kerusakan yang luar biasa dibanding manfaatnya.
“Letak keharamannya itu bukan pada sisi legalitas atau izin pemerintah, tetapi pada dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkannya,” kata Rais Syuriyah PBNU KH A Ishomuddin dan KH Azizi yang memimpin sidang bahtsul masail PBNU.
Oleh karena itulah, PBNU menilai perusahaan yang melakukan aitivitas ekspolitasi SDA seperti pertambangan, wajib menanggung kerugian yang diakibatkannya.
Maju Paling Depan Urus Tambang
Akan tetapi, berbeda dengan pernyataannya beberapa tahun silam itu, PBNU kini menjadi ormas keagamaan yang paling aktif mengurus izin tambang. Padahal, ormas keagamaan lain masih menarik rem dengan berbagai pertimbangannya.
Pemerintah akan memberikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) kepada ormas keagamaan, seperti NU maupun Muhammadiyah. PBNU pun menjadi satu-satunya Ormas Keagamaan yang baru mengajukan konsesi.
"Baru PBNU yang mengajukan," ucap Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi BKPM, Yuliot Tanjung.
Jika disetujui, ormas terbesar di Indonesia itu akan mengelola tambang batu bara di Provinsi Kalimantan Timur.
'Kami Butuh untuk Urus Umat'
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf memastikan Gudfan Arif Ghofur menjadi penanggung jawab bisnis tambang salah satu organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia itu.
Penunjukkan Gudfan Arif Ghofur bukan tanpa alasan, dia merupakan pengusaha tambang yang sudah memahami seluk-beluk bisnis tersebut. Selain itu, dia juga menjabat sebagai bendahara umum PBNU.
"Apakah NU punya sumber daya? lah ini bendahar umum kami ini pengusaha tambang juga, dan dia tentu tidak sendirian," ucap Yahya Cholil Staquf, Kamis 6 Juni 2024.
"Bukan hanya soal bahwa dia sendiri pengusaha tambang, tapi sebagai pengusaha tambang dia punya jaringan bisnis di antara komunitas pertambangan. Sehingga saya kira akan ada ruang yang memadai bagi NU untuk membangun kapasitas usaha pertambangan," tuturnya menambahkan.
Yahya Cholil Staquf juga memastikan bahwa NU memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) yang siap untuk ditugaskan mengelola bisnis tambang nantinya. Selain itu, NU juga sudah membuat Perseroan Terbatas (PT) milik mereka sendiri.
"Kita sudah punya PT, dan penanggung jawab utamanya bendara umum yang juga adalah pengusaha tambang," katanya.
Tidak hanya Gudfan Arif Ghofur, Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa ada banyak SDM yang dimiliki NU. Mereka pun dinilai memenuhi syarat untuk terlibat dalam pengelolaan bisnis tambang.
"Sebetulnya di lingkungan NU itu sendiri sudah banyak sumber daya manusia-sumber daya manusia yang unggul, yang bisa kita panggil untuk ikut bekerja," ujarnya.
"Ini kan soal proses, bukan kayak kita dikasih nasi bungkus yang bisa dibuka langsung dimakankan. Ini butuh proses lama, dan NU Saya kira sangat optimistis karena kita juga sudah beberapa tahun ini, sudah 2 tahun terakhirlah, melakukan semacam identifikasi sumber daya-sumber daya manusia," tutur Yahya Cholil Staquf menambahkan.
Bahkan, dia mengklaim NU sudah memiliki ratusan profesional yang bekerja di berbagai negara. Mereka pun berkomitmen untuk membantu NU mengelola bisnis tambang nanti.
"Sekarang ini misalnya kita sudah dapatkan data 286 profesional NU yang bekerja di berbagai negara sebagai profesional-profesional kelas 1. Ada yang bekerja di level Manajemen Perusahaan industri pesawat terbang, ada yang di industri keuangan, dan macam-macam industri teknologi tinggi yang lain. Mereka sudah engage, siap bekerja untuk NU lah," kata Yahya Cholil Staquf.
"Insyaallah nanti dalam waktu dekat kita ingin menciptakan satu platform untuk berkumpulnya sumber daya-sumber daya baru untuk masa depan NU ini. Saya kira dalam waktu dekat, mungkin gak sampai akhir tahun akan kita laksanakan," ujarnya menambahkan.***

https://www.pikiran-rakyat.com/nasio...depan?page=all
LordFaries4.0
pheeroni
Nibrashilmy2
Nibrashilmy2 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
581
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.