Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

toarzanAvatar border
TS
toarzan
Bukti China Lebih Pilih Malaysia Ketimbang Indonesia
 Bukti China Lebih Pilih Malaysia Ketimbang Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi dunia berbondong-bondong menanam investasi besar-besaran ke Malaysia. Bulan ini, Google mengumumkan komitmen investasi senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 32,6 triliun di negara tetangga RI untuk membangun pusat data dan cloud.

Sebelumnya lagi, Microsoft mengatakan akan berinvestasi US$ 2,2 miliar atau Rp 35,8 triliun untuk ekspansi infrastruktur AI. Di Indonesia, komitmen Microsoft lebih kecil, yakni US$ 1,7 miliar atau Rp 27,7 triliun untuk fasilitas dan talenta AI.

Kini, ByteDance asal China yang merupakan induk TikTok berencana menggelontorkan dana US$ 2,13 miliar atau sekitar Rp 34,7 triliun untuk membangun pusat AI di Malaysia.

Hal tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Perdagangan Malaysia pada Jumat (7/6) pekan lalu, dikutip dari Reuters, Senin (10/6/2024).

Sebagai pagian dari kesepakatan, ByteDance akan mengekspansi fasilitas pusat data di Johor, melalui investasi tambahan senilai 1,5 miliar ringgit atau sekitar Rp 5,2 miliar. Hal tersebut diungkap Menteri Investasi Malaysia, Tengku Zafrul Aziz.

"Investasi tambahan dari ByteDance tak diragukan akan membantu Malaysia mencapai target pertumbuhan ekonomi digital sebesar 22,6% dari PDB pada 2025 mendatang," kata Tengku Zafrul.
Alasan Asing Lebih Pilih Malaysia daripada Indonesia

Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan, banyak insentif untuk para pelaku data center. Bahkan untuk perusahaan yang menggunakan teknologi green, insentifnya ditambah lagi.

"Kalau di Indonesia, ini memang belum terjadi tapi kalau pemerintah lewat RUU EBT (Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan) yang saat ini sedang digodok di Komisi VII DPR RI berhasil memberikan tambahan insentif dari sisi green initiative, itu akan sangat mendorong tumbuhnya industri data center di Indonesia yang saat ini tumbuh 20-30 persen per tahunnya," kata Hendra dalam Profit di CNBC Indonesia, beberapa saat lalu.

Kemudian dari sisi birokrasi Malaysia melakukan pemangkasan birokrasi yang memudahkan investasi bisnis untuk masuk ke negaranya.

Di Malaysia, perusahaan asing bisa hanya menggunakan high level design untuk mendapatkan izin membangun. Sementara di Indonesia harus sampe ke detil engineering design, yang artinya memakan waktu dan biaya yang tidak murah.

Di sisi lain, kalau saja Indonesia juga fokus dengan renewable energy, banyak sekali perusahaan yang berbasis di Amerika Utara dan Eropa Barat yang bersedia untuk melakukan kerjasama pembangunan data center.

Karena negara-negara tersebut fokus ke ESG (Environmental, Social and Governance), dan mereka ada komitmen Paris Accord. Jadi hal-hal yang berkaitan dengan energi terbarukan, bisa mendorong tumbuh kembangnya industri data center.

"Banyak investor di Amerika Utama dan Eropa Barat fokus terkait ESG nya jadi mereka juga fokus bagaimana energy yang di supply di data center ini didapat dari sumber yang green atau less emissions karbonnya," jelasnya.

Selama investor melihat negara stabil secara politik, juga mendukung industrinya untuk bisa bertumbuh seperti lewat insentif pajak, kemudian ada green initiative insentif, akan mendorong mereka untuk masuk ke negara tertentu.


https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...bang-indonesia

Bgm bisa menuju indonesia emas?🤔
Diubah oleh toarzan 10-06-2024 14:30
BALI999
0oooooooo0
0oooooooo0 dan BALI999 memberi reputasi
2
521
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.