Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Jokowi Larang Kaesang Maju Pilgub Jakarta, Akankah Terjadi Sebaliknya?


Quote:





OPINI TS

Menurut opini TS, keputusan Presiden Joko Widodo untuk tidak merestui putra bungsunya, Kaesang Pangarep, maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2024, merupakan langkah yang patut diapresiasi dari berbagai sudut pandang. Pertama, keputusan ini menunjukkan komitmen Jokowi terhadap prinsip meritokrasi dan etika politik. Sebagai presiden, Jokowi tampaknya ingin menghindari kesan nepotisme dan memastikan bahwa setiap kandidat dalam pemilihan kepala daerah dipilih berdasarkan kemampuan dan rekam jejak, bukan karena hubungan keluarga. Hal ini penting untuk menjaga integritas demokrasi dan kepercayaan publik terhadap proses pemilihan.

Kedua, langkah Jokowi ini bisa dilihat sebagai bentuk perlindungan terhadap Kaesang sendiri. Dunia politik, khususnya di level setinggi gubernur DKI Jakarta, penuh dengan dinamika dan tantangan yang kompleks. Dengan tidak memberikan restu, Jokowi mungkin ingin memastikan bahwa Kaesang mempersiapkan diri dengan matang dan mendapatkan pengalaman yang cukup sebelum terjun ke dalam arena politik yang sangat kompetitif. Ini adalah sikap bijak yang menunjukkan perhatian seorang ayah terhadap kesiapan dan masa depan anaknya dalam karir politik.

Ketiga, keputusan ini juga mencerminkan upaya Jokowi untuk menjaga keseimbangan politik. Mengizinkan Kaesang maju tanpa persiapan yang memadai atau dengan dukungan langsung dari dirinya bisa memicu kritik dan potensi konflik kepentingan. Dengan menahan restu, Jokowi menjaga jarak yang sehat antara peran keluarganya dan tugasnya sebagai pemimpin negara. Ini membantu meminimalisir tuduhan bahwa ia menggunakan pengaruhnya untuk mendukung karir politik keluarganya, yang bisa merusak reputasi dan kredibilitasnya.

Keempat, dari perspektif politik praktis, tidak merestui Kaesang juga dapat memberi ruang bagi tokoh-tokoh lain yang lebih berpengalaman untuk tampil dalam kontestasi pilgub DKI Jakarta. Jakarta sebagai ibu kota negara membutuhkan pemimpin yang memiliki pengalaman dan kapasitas yang mumpuni untuk menghadapi tantangan kota besar. Dengan demikian, Jokowi mungkin melihat bahwa lebih baik bagi Kaesang untuk terlebih dahulu membangun karir politiknya di tempat lain atau melalui jalur yang lebih gradual sebelum mengambil tanggung jawab sebesar itu.

Akhirnya, keputusan ini memberikan pelajaran penting tentang kepemimpinan dan tanggung jawab publik. Jokowi menunjukkan bahwa kepentingan pribadi tidak boleh mendahului kepentingan publik dan bahwa keputusan politik harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang kuat dan pertimbangan matang. Sikap ini memperkuat pesan bahwa dalam politik, integritas dan kemampuan harus menjadi faktor utama, bukan hubungan keluarga. Keputusan ini mungkin akan menjadi contoh bagi pemimpin lain di Indonesia dan di seluruh dunia tentang bagaimana memisahkan urusan keluarga dari urusan negara.


Sumber Valid (baca baik-baik):
Link Referensi 1 , Link Referensi 2
satar
krukov
novembermann
novembermann dan 5 lainnya memberi reputasi
4
819
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen JournalismKASKUS Official
12.9KThread5.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.