Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saokudaAvatar border
TS
saokuda
Pantas Warga Pilih Berobat ke Malaysia, Biaya 10X lipat Lebih Murah dari Indonesia
Pantas Warga Pilih Berobat ke Malaysia, Biaya 10X lipat Lebih Murah dari Indonesia

Curhatan warga yang lebih pilih berobat ke Malaysia daripada di Indonesia, viral di media sosial.

Bukan tanpa alasan, ia pun menjabarkan alasan ia memilih berobat ke Malaysia daripada di Indonesia.

Diakuinya, biaya berobat di Malaysia lebih murah dan fasilitas bagus ketimbang Indonesia.


Hal itu diketahui dari posting-an yang diunggah akun X @kekocakandunia.

Seorang warga tersebut mengungkapkan alasannya lebih pilih berobat di Malaysia.

Alasan pertama memilih berobat di Rumah Sakit Malaysia karena mahalnya biaya berobat di rumah sakit swasta Indonesia.

Hal itu dibuktikannya lewat sejumlah tagihan yang nilainya mencapai Rp600 juta.


Biaya tersebut meliputi biaya tindakan operasi hingga perawatan atas penyakit kanker yang diderita ibunya.

Meski tidak dijelaskan secara rinci besarnya biaya pengobatan sang ibunda, warga tersebut akhirnya memilih berobat ke luar negeri dibandingkan di Indonesia.

"Kalo gak nekat bujuk mama operasi di Malaysia aku ga akan tau kalo...," tulis warga tersebut.

"Pas di Indo udah disuru nyiapin uang 600 juta buat operasi + treatment cancer," tambahnya.

"Kira2 ada yang bisa nebak gak kami habis berapa di Malaysia? Jawabannya ada di slide terakhir ya," tulisnya.

Dalam posting-an selanjutnya, dirinya pun membeberkan alasan membawa ibunya berobat ke Rumah Sakit Mahkota Medical Center, Malaysia.

Alasan pertama adalah fasilitas rumah sakit, khususnya kamar rawat inap.

Meski kamar tersebut dikhususkan untuk empat orang pasien, namun kondisinya sangat baik.

Biaya kamar rawat inap itu pun dinilainya terbilang terjangkau, yakni Rp300.000 per malam.

"Kamar untuk 4 orang tapi sebagus dan sebersih ini!" tulisnya.

"Ini biaya kamar rawat inapnya tadi untuk 4 orang 300 ribuan, tapi sebagus dan sebersih itu," tambahnya.

Tak hanya fasilitas yang bagus, dokter dan perawat di Rumah Sakit Mahkota Medical Center katanya sangat ramah.

Para tenaga medis pun diungkapkannya sangat fasih berbahasa Indonesia.

Sehingga menurutnya, warga Indonesia yang berobat di sana tidak perlu khawatir terkendala bahasa.

"Dokternya dan suster2nya pinter Bahasa Indonesia, jadi ga perlu khawatir bahasa dan mereka super telaten jelasinnya gak pake acara nakut2in," ungkapnya.

Benar saja, berdasarkan pengamatannya, 75 persen pasien yang berobat di Rumah Sakit Mahkota Medical Center adalah Warga Negara Indonesia (WNI).

"75 persen pasien di sini orang Indo (for real!)," tulisnya.


Selain itu, akses trasnportasi dari dan menuju Rumah Sakit Mahkota Medical Center sangat mudah.

Rumah sakit katanya bisa diakses menggunakan angkutan umum, mulai dari bus hingga taksi online.

Biayanya pun bisa disesuaikan dengan kelas transportasi yang dipilih.

"Kalau mau berobat ke sini ga usah bingung gonta ganti transportasi, naik bis KLIA bisa direct ke sini," ungkapnya.

"Kalau mau naik grab bisa juga mulai 1-1,7 juta tergantung yang regular/ big car. Kalo mau yang ekonomis lagi ya bis, tapi aku kurang tau harganya, tapi kayaknya 100-150 ribu," bebernya.

Setelah menjalani perawatan sekaligus berwisata di Malaysia, warga itu pun mengunggah total biaya berobat ibunya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center.

Total biayanya ternyata hanya Rp65 juta, sudah meliputi tindakan operasi, perawatan, hingga dokter.

Total biaya tersebut sangat berbanding jauh dengan biaya berobat di Indonesia yang mencapai Rp600 juta.

"Ini biaya yang harus dikeluarkan, sekitar 65 juta rupiah. Total keseluruhan biaya operasi dan treatment selama rawat inap, dokter dan kamar," ungkapnya.

"Untuk biaya dokter utamanya sendiri sekitar 3000 RM atau 10 jutaan rupiah," tambahnya.


Posting-an itu pun disambut ramai masyarakat.

Beragam pendapat disampaikan dalam kolom komentar.

@SonyAndrio: Liburan lebih murah ke luar negeri, berobat lebih murah ke luar negeri. Mau jadi apa kitaaaa

@ladybloem: a little tips buat yg pingin berobat / MCU di luar negeri, better pakai agent atau healthcare consultant aja. toh ga bayar biaya apapun ke agentnya, tapi bisa dapet fasilitas lebih baik (anjem bandara, free penginapan (johor only), administrasi diurusin semua, dll).

@kura2giok: Saya yakin banyak dokter di Indonesia yang baik dan hebat2… masalahnya ada di sistim.

Bagaimana bisa harga di Bangkok dan Penang lebih murah dengan pelayanan yang lebih baik daripada di Indonesia? Apa peran IDI di sini, sepertinya lebih banyak memberatkan daripada membantu dokter… senioritas juga tinggi, kalau mau minta second opinion sulit karena mereka gak mau berbeda dari rekan sejawat…

@zenn0006: Malah di Indonesia ada dr yg pernah bilang 'bpk itu sdh kena kanker ngapain berobat, sebentar lagi sudah dipanggil sama Tuhan jg. Mau dibawa sampai ke luar negeri pun gak akan bisa sembuh. Lebih baik uang yg buat berobat disumbangkan aja'.

Jujur sebagai keluarga sakit banget dgr dr ngomong gini.. apalagi pasiennya pasti sakit banget.. Dr itu kan harusnya nyemangatin ya biar semangat sembuh, tp dia gak. Banyak loh pasien kanker sekarang yg beneran sembuh

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pernah menyoroti banyaknya warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri.

Setiap tahunnya, tercatat hampir satu juta penduduk RI melakukan pengobatan di negara tetangga.

Menurut Jokowi, hal ini membuat Indonesia kehilangan devisa negara, sedikitnya Rp170 triliun per tahun.

"Warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri itu hampir satu juta orang setiap tahun," kata Jokowi saat meresmikan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Jakarta, Rabu (14/6/2023).

"Dan kita kehilangan devisa, karena bayarnya ke luar negeri, kehilangan devisa 11,5 miliar dollar AS, Rp170 triliun hilang gara-gara berobat ke luar negeri," tuturnya.

Jokowi mengungkap, pengobatan yang paling banyak dijalani warga negara Indonesia di luar negeri yakni onkologi atau kanker.

Kemudian, ortopedi atau sendi otot.

Pengobatan lain yang juga marak dilakukan penduduk Tanah Air di luar negeri yaitu yang terkait dengan gigi, kecantikan, dan bedah estetika.

Presiden pun heran urusan seperti ini warga negara RI sampai harus bertolak ke negera tetangga.

"Masak kita sakit harus ke Singapura, harus ke Malaysia, harus ke Thailand, harus ke Jepang? Dokter-dokter kita ini enggak kalah pinternya dengan mereka," ujarnya.

Presiden Jokowi tanggapi santai soal isu dirinya masuk ke Partai Golkar
Presiden Jokowi (Instagram/jokowi)
Jokowi mengatakan, 60 persen warga Indonesia yang berobat ke luar negeri berasal dari Jakarta.

Kemudian, 15 persen dari Surabaya, sisanya, berasal dari Medan dan Batam.

Kepala negara berharap, hadirnya Rumah Sakit Tzu Chi di Jakarta dapat menekan tingginya angka penduduk RI yang berobat di luar negeri.

Sebab, kata dia, Rumah Sakit Tzu Chi menyediakan fasilitas penanganan pasien untuk banyak penyakit, mulai dari yang berkaitan dengan kanker, talasemia, tulang sumsum, dan lainnya.

Dengan kapasitas 576 kamar, Jokowi bilang, rumah sakit ini dilengkapi sarana dan prasarana yang sangat canggih.

Dia pun mengaku sangat menghargai pembangunan rumah sakit ini.

"Sekarang jangan bawa uang ke luar (negeri), jangan ada capital outflow, jangan," ujar Jokowi.

"Kita ingin semuanya sehat. Tetapi kalau pas sakit, jangan pergi ke luar negeri, pergi saja ke rumah sakit Tzu Chi," tutur mantan Wali Kota Solo tersebut.

https://jatim.tribunnews.com/2024/05...nesia?page=all

Kenapa turis asing lebih pilih Malaysia yak padahal disini alamnya lebih indah

Sebagai fakta Malaysia menerima kunjungan turis asing 26 juta orang tahun lalu dan Indonesia kedatangan 10 juta saja
Diubah oleh saokuda 08-06-2024 10:57
BALI999
hhendryz
dalamuka
dalamuka dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1K
58
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.