Berita terbaru tentang program Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA) telah menjadi perbincangan hangat di media sosial belakangan ini, terutama setelah berbagai diskusi yang dipicu oleh postingan akun instagram Frix.id. Respons beragam dari warganet pun mengalir di olom komentar. Program ini, yang akan memotong sebagian gaji karyawan di atas Upah Minimum Regional (UMR) sebesar 3%, telah menarik perhatian publik. Menarikntya, di Korea Utara, sebuah program pembangunan rumah bagi warga juga sedang berlangsung, tanpa adanya potongan gaji. Di negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un, pemerintah bahkan secara bertahap akan membangun 50.000 rumah secara gratis bagi warganya yang tinggal di ibu kota, Pyongyang.

Program tersebut dijadwalkan untuk diselesaikan pada tahun 2025 mendatang. Saat ini, pembangunan 10.000 unit rumah gratis untuk warga baru-baru ini rampung pada Rabu, 17 April 2024. Pada acara tersebut, Kim Jong Un hadir dalam acara pemotongan pita yang menandai penyelesaian pembangunan unit tersebut di distrik Hwasong Pyongyang, yang merupakan bagian dari program pembangunan 50.000 rumah gratis. Menurut laporan dari Straits Times, proyek ini merupakan bagian dari rencana lama yang menjadi prioritas usulan dari Partai Pekerja Korea Utara. Kim Jong Un, pemimpin tertinggi Korea Utara, menegaskan bahwa proyek pembangunan rumah, yang meliputi hunian vertikal atau apartemen, akan menjadikan Pyongyang sebagai kota yang terkenal di dunia, tanpa memerlukan iuran seperti Tapera. "Presiden meminta para pekerja untuk menyelesaikan target yang tersisa dalam proyek lima tahun tersebut, untuk menjaduikan ibukota Pyongyang sebagai kota beradab yang terkenal didunia dan mencerminkan kekuatan Korea Utara yang kuat dalam nama dan kenyataan," ujar Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).






Reaksi mengejutkan dari warganet di media sosial pun menjadi sorotan setelah kabar ini muncul. "Terdengar seperti negara yang jauh di sudut bumi, bukan?" tulis salah seorang warganet. Ada yang menyampaikan peringatan, "Semoga tidak ada yang sampai berpikir 'mau pindah ke Korea Utara saja'," sementara yang lain menyoroti perbedaan dengan negara-negara yang menerapkan program Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA), dengan berkomentar, "Di sana, tidak ada yang berani korupsi, bebeda dengan negara asal TAPERA (Tabungan Pejabat untuk Hura-Hura)." Ada juga yang menyoroti sikap pemimpin Korea Utara dengan berkata, "Kim Jong Un, yang dikenal sebagai diktator, tetapi memperhatikan kesejahteraan rakyat." Reaksi lain menyinggung tentang ketidaksamaan dengan TAPERA dengan mengatakan, "Kim Jong Un sepertinya alergi dengan TAPERA."

Dua program ini memunculkan beragam reaksi dan refleksi tentang pendekatan yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan perumahan warga, memberikan sudut pandang yang menarik untuk di pertimbangkan dalam konteks sosial dan ekonomi global. 


sumber: viva.co.id