Kaskus

Story

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #29 : Lukisan Hantu
Short Story #29 : Lukisan Hantu



Sebelum meninggal ayah meninggalkan sebuah lukisan yang misterius. Kami tak tahu apa makna lukisan itu, tapi Ayah sangat memperhatikan dan merawatnya dengan baik. Bagiku itu lukisan minyak yang biasa saja. Cuma lukisan manusia yang sedang berdiri dengan ekspresi datar. Tak ada latar dan tak ada pesan. Kalau dijual paling cuma laku beberapa puluh ribu.

Meski demikian kami tetap memajangnya di kamar Ayah sebagai penghormatan untuknya. Selayaknya pajangan, tak ada yang terlalu memperhatikan lukisan itu. Namun suatu hari saat aku membersihkan kamar Ayah aku menemukan sesuatu yang aneh.

Lukisan itu disimpan di dalam pigura kaca jadi mustahil ada noda yang bisa merusak lukisan tersebut, tapi saat aku membersihkan permukaan kacanya dari debu aku menemukan bagian kaki kanan dari lukisan itu ternoda oleh warna merah.
Aku yakin noda itu tak ada sebelumnya, tapi dari mana noda itu datang? Pertanyaan itu tak pernah terjawab.

Aku bisa saja mengabaikan hal itu, tapi beberapa jam setelahnya aku mendapat kabar adikku mengalami kecelakaan dan kaki kanannya harus dijahit.

Tidak mungkin … kan? Apakah itu sebuah pertanda atau cuma kebetulan belaka?
Sebulan kemudian aku mendengar kabar kakakku menderita usus buntu dan harus dioperasi. Karena penasaran aku langsung ke kamar Ayah. Benar saja, ada noda merah di bagian perut lukisan tersebut seolah-olah bagian itu berdarah karena terluka.

Mungkin memang ada alasan mengapa Ayah begitu memperhatikan lukisan ini. Satu kali memang cuma kebetulan, tapi jika terjadi dua kali maka itu berarti sesuatu. Sudah dua kali lukisan ini menunjukkan bagian tubuh anggota keluargaku yang terluka. Jika itu adalah pertanda, maka lukisan ini bisa menjadi kunci untuk mencegah kemalangan itu.

Tepat saat aku memikirkan itu, setitik noda merah muncul begitu saja di bagian kepala lukisan. Titik itu semakin besar dan akhirnya menodai seluruh wajah lukisan. Di saat bersamaan aku mendengar suara motor dinyalakan dari depan. Tanpa sadar kakiku sudah bergerak dan berlari menahan adikku yang nyaris saja pergi.

“Jangan lupa pakai helm!”

Adikku ini memang tak pernah belajar. Jahitan di kakinya belum benar-benar kering dan sekarang dia mau naik motor tanpa menggunakan helm. Karena kupaksa akhirnya dia pun mengalah dan mengenakan helm dengan benar.

Satu jam kemudian dia terlibat kecelakaan lagi. Untungnya helm itu melindungi kepalanya.

***


“Ma, apa Ayah dulu pernah terlibat hal-hal gaib?” tanyaku saat kami makan malam berdua. Adikku masih harus rawat inap di rumah sakit.

“Hal gaib? Dia pernah bilang uangnya dicuri tuyul, tapi ternyata dia pakai itu buat nongkrong di warungnya Ratih. Dasar, nggak bisa tahan lihat yang muda dikit.”

Pembicaraan malah berubah pahit. Ratih adalah penjaga warung di ujung jalan yang memang sangat menggoda kaum Adam. Dia sudah menikah, tapi karena dulu suaminya harus kerja di luar pulau banyak bujangan dan bahkan suami-suami sekitar komplek yang mendekatinya. Untungnya sekarang suaminya sudah di sini dan karena Ratih sedang hamil besar fisiknya tak lagi semenarik dulu.

“Maksudku … pengalamn gaib asli lo. Mungkin Kakek dulu dukun atau yang semacam itu.”

“Dukun patah tulang sih iya. Memangnya kenapa kau nanya yang begitu?”

Aku tidak bisa menjawab.

Meski sudah tiga kali terjadi aku masih belum memberitahu tentang lukisan ini pada siapa-siapa. Mengetahui kejadian buruk sebelum terjadi bukanlah sesuatu yang benar-benar baik. Yang seperti itu bisa membuat seseorang menjadi ketakutan dan overthinking. Karena itulah aku memilih menyembunyikan lukisan itu. Aku tak ingin orang lain tahu, terutama Ibu.

Aku menyimpan lukisan itu di kamarku dan setiap malam aku memelototinya dan berharap sesuatu terjadi. Noda merah di kaki, perut, dan kepala tidak menghilang. Bisa saja ada kejadian buruk lain yang melibatkan tiga titik itu, tapi lukisan tak lagi bisa menunjukkannya.

Aku ingin percaya bahwa Ayah mencoba menjaga kami dan memberikan pesan lewat lukisan ini. Melalui lukisan ini aku masih bisa merasakan kasih sayangnya. Aku jadi menyesal karena tak pernah memberitahu betapa aku menyayanginya selagi dia masih hidup.

Dan kemudian, lukisan itu berubah warna. Merah. Tak hanya satu atau dua bagian, tapi seluruh tubuh. Aku menelan ludah sembari merasakan ketakutan yang terus menerus membesar dalam diriku. Penyakit apa yang bisa sampai melukai seluruh tubuh? Atau mungkinkah ini kecelakaan? Kalau iya maka siapa?

Tampaknya lukisan itu memberitahu jika ada anggota keluarga yang akan terkena musibah. Noda merah ini … darah! Ya, mungkin ini darah Ayah. Dengan kata lain lukisan ini memberitahu musibah yang akan terjadi pada siapa pun yang punya hubungan darah dengan Ayah.

Ayah tak punya saudara dan orangtuanya sudah tiada, berarti kemungkinannya hanya aku, kakakku, atau adikku. Apalah Mama termasuk? Mungkin saja, tapi Mama dan aku harusnya aman di dalam rumah.

Aku pun mencoba menelpon kakakku. Dia masih beristirahat pasca oprasi jadi dia tak mungkin pergi ke mana-mana. Suaminya akan menjaganya di rumah. Adikku juga aman di rumah sakit, suster dan dokter di sana mengawasinya.

Berarti … aku?

Malam itu aku sama sekali tidak bisa tidur. Aku terus menatap lukisan sembari menajamkan telinga siapa tahu sesuatu terjadi. Detik demi detik terlewat, hari pun berganti. Saat matahari terbit aku kembali menelpon kakak dan juga adikku, mereka berdua baik-baik saja. Aku juga bisa mendengar Mama mulai memasak di dapur. Kami semua selamat.

Lega rasanya. Mungkin kecelakaan itu tidak terjadi karena aku mengurung diri di kamar. Bisa saja aku seharusnya keluar dan terlindas truk. Siapa yang tahu?

Rasa kantuk pun menyerang saat ketakutan hilang. Untung saja hari ini tanggal merah, aku bisa tidur seharian.

Samar-samar aku mendengar suara seseorang dari luar rumah. Mama keluar untuk melihat siapa itu. Mereka berbincang-bincang sejenak lalu Mama kembali ke dalam.

“Kasihan,” ucapnya padaku yang penasaran. “Ratih keguguran.”

***TAMAT***


jenggalasunyi
jembloengjava
bonek.kamar
bonek.kamar dan 17 lainnya memberi reputasi
18
1.5K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.2KThread46.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.