Sumber Gambar

Nostradamus, seorang astrolog Prancis abad ke-16, diyakini telah membuat ramalan untuk masa depan, termasuk tahun 2024. Berdasarkan teksnya yang berjudul “Les Propheties” (“The Prophecies”) yang diterbitkan pada tahun 1555, Nostradamus memprediksi bahwa tahun 2024 akan menyaksikan peristiwa cuaca ekstrem dan konflik global.

Salah satu ramalannya yang menarik adalah tentang bencana lingkungan besar. Ia menulis, “Tanah yang kering akan semakin kering, dan akan terjadi banjir besar ketika itu terjadi.” Ramalan ini mengisyaratkan bahwa situasi iklim yang sudah buruk akan semakin memburuk di tahun 2024. Nostradamus juga memprediksi gelombang panas rekor, kebakaran hutan, dan kekeringan yang lebih parah.

Selain itu, Nostradamus juga meramalkan perang dengan China dan penggulingan Raja Charles yang terjadi begitu awal masa pemerintahannya. Ia bahkan memperkirakan awal dari perang dunia ketiga, 79 tahun setelah berakhirnya perang dunia kedua, yang akan terjadi pada tahun 2024. Dengan konflik yang sudah terjadi di Ukraina, antara China dan Taiwan, serta di Palestina dengan banyak kekuatan global yang mendukung berbagai pihak, ramalan ini tampaknya semakin relevan.

Panas ekstrem pada tahun 2024 mencerminkan salah satu dampak yang semakin nyata dari perubahan iklim global. Data menunjukkan bahwa suhu rata-rata di banyak bagian dunia terus meningkat, menyebabkan gelombang panas yang lebih sering dan lebih intens. Fenomena ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, dari kesehatan manusia hingga lingkungan alam.

Gelombang panas yang ekstrem dapat menyebabkan dampak serius pada kesehatan manusia, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan penyakit kronis. Peningkatan suhu dapat menyebabkan panas berlebih, dehidrasi, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini memicu kebutuhan akan perlindungan dan sumber daya yang memadai untuk mengatasi dampak kesehatan yang dihasilkan oleh panas ekstrem.

Selain itu, panas ekstrem juga dapat memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan alam. Ini dapat menyebabkan kekeringan yang merusak tanaman dan mengancam ketahanan pangan, serta meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan. Peningkatan suhu juga dapat mempercepat proses pencairan es di kutub dan pegunungan, yang berkontribusi pada naiknya permukaan air laut dan perubahan iklim global lebih lanjut.

Tantangan panas ekstrem juga menyoroti pentingnya upaya mitigasi dan adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim. Ini melibatkan tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi jejak karbon kita, serta mempersiapkan infrastruktur dan masyarakat untuk menghadapi dampak yang sudah ada dan yang akan datang. Perlunya kerja sama global dan tindakan bersama dalam menangani perubahan iklim semakin mendesak di tengah meningkatnya ancaman panas ekstrem dan perubahan iklim yang semakin nyata.

Sumber Valid (baca baik-baik): Link Referensi dan Opini Pribadi