Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

CupeakeAvatar border
TS
Cupeake
Dokter di Ngawi Enggan Tanggung Jawab Soal Istri Meninggal Usai Cabut Gigi


Davin, suami di Ngawi yang merasakan pilu ditinggal istri yang meninggal usai cabut gigi. (Foto: Istimewa)

Ngawi - Davin Ahmad Sofyan (28), warga Desa Gendingan, Widodaren, Ngawi merasakan pilu ditinggal meninggal istrinya Nira Pranita Asih (31). Sang istri meninggal usai cabut gigi geraham di salah satu klinik gigi di Desa Walikukun, Widodaren, Ngawi.
Davin menduga kematian istrinya karena ada indikasi kesalahan yang dilakukan dokter di Klinik Gigi tersebut yang menangani pencabutan gigi geraham istrinya. Dia sempat menemui sang dokter dan meminta pertanggungjawaban.

"Tapi dokter itu menyatakan semua yang telah dia lakukan sudah sesuai dengan prosedur. Dia pun menyatakan tidak mau bertanggung jawab atas apa yang dialami oleh istri saya," ujarnya.

Rangkaian peristiwa cabut gigi berujung maut itu terjadi sejak sang istri menjalani operasi cabut gigi pada 28 Desember 2023 yang berujung radang di gusinya. Setelah itu, radang imbas cabut gigi yang dialami Almarhum Nira terus menjalar ke bagian tubuh lainnya hingga ke paru-paru.

Davin sempat membawa istrinya untuk konsultasi ke sejumlah dokter serta sejumlah rumah sakit di Solo. Infeksi akibat cabut gigi itu dinyatakan telah menyebar ke bagian tubuh istrinya yang lain. Salah satunya ke paru-paru hingga menyebabkan cairan yang membuat Nira mengalami gangguan napas.

Salah satu rumah sakit tempat Davin membawa istrinya adalah di RS Oen Solo. Di sana Nira ditangani sejumlah dokter. Mulai dari dokter spesialis bedah mulut dan dokter bedah umum.

Setelah menjalani observasi, tim dokter itu menemukan infeksi sudah masuk pada bagian leher dan harus segera ada tindakan. Setelah tindakan itu ditemukan infeksi menjalar ke bagian paru-paru.

Tim dokter memutuskan Nira harus mendapatkan tindakan water sealed drainage (WSD), yakni tindakan medis untuk mengeluarkan cairan atau udara dari rongga dada melalui selang. WSD mulanya dilakukan di rongga paru sebelah kiri.

"Setelah CT scan thorak, ternyata dokter juga menyatakan harus dilakukan WSD di rongga paru bagian kanan untuk mengeluarkan cairan. Totalnya yang dikeluarkan itu cairan sebanyak 2 liter," ujar Davin.

Kondisi Nira tidak semakin membaik. Tim dokter yang menangani menyimpulkan bahwa perlu adanya operasi Torakotomi, yakni operasi bedah dada untuk menangani infeksi yang dialami Nira.

"Saya diajak koordinasi apa saja yang terjadi setelah operasi Torakotomi. Seperti meninggal dunia dan lain-lain. Sekitar 30 Februari operasi dilakukan. Semua lancar. Tapi istri saya harus dirawat di ICU, harus pakai ventilator, alat bantu napas itu," ujarnya.

Setelah dirawat di ICU beberapa lama, Nira tergantung pada ventilator. Tim dokter menyarankan nira dirawat di rumah dengan dibuatkan saluran ventilator melalui thrakeotomi. Davin sendiri yang merawat istrinya tercinta hingga tak terasa pria itu tiba di hari pemuncak kepiluannya pada akhir April 2024.

"Pada 27 April itu istri saya mengalami gejala sesak napas lagi. Saya bawa lagi ke RS dr Oen dan akhirnya istri saya mengembuskan napas terakhir di sana," kata Davin sembari menahan tangis.





Sumber
itkgid
itkgid memberi reputasi
1
995
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.