- Beranda
- Berita Luar Negeri
Mengapa Pemerintahan Baru Ingin Robohkan Patung Pendiri Taiwan Chiang Kai-shek?
...
TS
medievalist
Mengapa Pemerintahan Baru Ingin Robohkan Patung Pendiri Taiwan Chiang Kai-shek?
Mengapa Pemerintahan Baru Ingin Robohkan Patung Pendiri Taiwan Chiang Kai-shek?
Sabtu, 4 Mei 2024 | 08:50 WIB
Patung-patung Chiang Kai-shek di Taiwan. (YouTube.com/AFP News Agency)
Taipei, Beritasatu.com – Pemerintahan baru Taiwan dari Partai Progresif Demokratik (DPP) berniat merobohkan patung pendiri negara tersebut Chiang Kai-shek. Pemerintahan baru Taiwan bakal efektif saat tokoh DPP William Lai dilantik menjadi presiden pada 20 Mei 2024 mendatang.
Anggota parlemen dari DPP baru-baru ini telah menekan pemerintah untuk mempercepat pembersihan simbol otoritarianisme yang terkait dengan partai oposisi Kuomintang (KMT), yang disebut bersahabat dengan Tiongkok.
Pemerintah Taiwan telah berjanji untuk mempercepat pemindahan 760 patung Chiang Kai-shek yang masih ada di ruang publik.
Siapakah Chiang Kai-shek? Dia adalah pemimpin KMT pada 1925. Ia juga sempat menjadi pemimpin Republik Tiongkok pada 1928 dan memimpin penindasan terhadap Partai Komunis Tiongkok.
Ketika perang saudara pecah antara KMT dan Partai Komunis China pada 1946, pihak komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok. Chiang Kai-shek dan pasukan KMT yang tersisa melarikan diri ke Pulau Formosa Taiwan.
Di tempat pelariannya, Chiang Kai-shek mendirikan pemerintahan. Dia memerintah pulau itu selama beberapa dekade di bawah darurat militer.
Pemerintahannya diakui oleh banyak negara sebagai pemerintahan sah Tiongkok, dan Taiwan menguasai kursi Tiongkok di PBB hingga Chiang Kai-shek meninggal pada 1975.
Meskipun ia dipuji oleh beberapa orang atas upayanya melawan komunis, ia juga dianggap sebagai seorang lalim yang memenjarakan dan membunuh lawannya selama masa teror.
Patung Chiang Kai-shek didirikan di seluruh Taiwan dalam upaya menumbuhkan kesetiaan kepada pemerintahnya dan rasa identitas nasional di antara penduduk setempat.
Di masa lalu ada ribuan patung Chiang Kai-shek di seluruh Taiwan. Pada 1987, ketika darurat militer dicabut, ada sekitar 4.500 patung. Namun dalam beberapa tahun terakhir, jumlahnya menurun menjadi kurang dari 800 buah.
Beberapa patungnya masih berdiri di taman yang mengelilingi mausoleumnya di Kota Taoyuan, yang terletak di utara pulau. Taman itu menarik wisatawan dan telah menjadi tempat ziarah bagi pengagum Chiang.
Koleksi patung Chiang di taman tersebut mungkin akan segera hilang, dengan pemerintahan DPP yang akan mempercepat pembersihan patung yang tersisa di pulau tersebut.
DPP tidak menganggap Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok. Ketika partai tersebut memenangi kursi kepresidenan pada tahun 2000, partai tersebut meluncurkan serangkaian reformasi pendidikan untuk menghapus sejarah Tiongkok dari buku pelajaran sekolah menengah.
DPP menganggap Chiang Kai-shek adalah seorang diktator dan rezimnya adalah rezim asing. Mereka meyakini patung-patungnya tidak boleh ditampilkan di depan umum karena mewakili simbol kediktatoran dan otoritarianisme. Di bawah kepemimpinannya, tidak ada kebebasan berpendapat.
Pada 1947, penangkapan seorang penjual rokok di Taipei menyebabkan protes besar-besaran oleh penduduk asli Taiwan terhadap pemerintah Chiang.
Setelah protes tersebut, ribuan orang, termasuk mahasiswa, pengacara dan dokter, dieksekusi. Diperkirakan sebanyak 28.000 orang kehilangan nyawa dalam kekacauan tersebut.
Selama tahun-tahun berikutnya periode kelam tersebut dijuluki “Teror Putih”. Pemerintahan Chiang yang berdasarkan darurat militer, berakhir pada pertengahan 1980-an.
Pada 2018, DPP membentuk komite keadilan transisi untuk menyelidiki pemerintahan Chiang. Di antara rekomendasinya adalah untuk menghapus patung Chiang dari ruang publik.
Namun, ada beberapa faksi yang berpendapat bahwa sejarah harus dilestarikan sebagaimana adanya.
https://www.beritasatu.com/internasi...hiang-kai-shek
Sabtu, 4 Mei 2024 | 08:50 WIB
Patung-patung Chiang Kai-shek di Taiwan. (YouTube.com/AFP News Agency)Taipei, Beritasatu.com – Pemerintahan baru Taiwan dari Partai Progresif Demokratik (DPP) berniat merobohkan patung pendiri negara tersebut Chiang Kai-shek. Pemerintahan baru Taiwan bakal efektif saat tokoh DPP William Lai dilantik menjadi presiden pada 20 Mei 2024 mendatang.
Anggota parlemen dari DPP baru-baru ini telah menekan pemerintah untuk mempercepat pembersihan simbol otoritarianisme yang terkait dengan partai oposisi Kuomintang (KMT), yang disebut bersahabat dengan Tiongkok.
Pemerintah Taiwan telah berjanji untuk mempercepat pemindahan 760 patung Chiang Kai-shek yang masih ada di ruang publik.
Siapakah Chiang Kai-shek? Dia adalah pemimpin KMT pada 1925. Ia juga sempat menjadi pemimpin Republik Tiongkok pada 1928 dan memimpin penindasan terhadap Partai Komunis Tiongkok.
Ketika perang saudara pecah antara KMT dan Partai Komunis China pada 1946, pihak komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok. Chiang Kai-shek dan pasukan KMT yang tersisa melarikan diri ke Pulau Formosa Taiwan.
Di tempat pelariannya, Chiang Kai-shek mendirikan pemerintahan. Dia memerintah pulau itu selama beberapa dekade di bawah darurat militer.
Pemerintahannya diakui oleh banyak negara sebagai pemerintahan sah Tiongkok, dan Taiwan menguasai kursi Tiongkok di PBB hingga Chiang Kai-shek meninggal pada 1975.
Meskipun ia dipuji oleh beberapa orang atas upayanya melawan komunis, ia juga dianggap sebagai seorang lalim yang memenjarakan dan membunuh lawannya selama masa teror.
Patung Chiang Kai-shek didirikan di seluruh Taiwan dalam upaya menumbuhkan kesetiaan kepada pemerintahnya dan rasa identitas nasional di antara penduduk setempat.
Di masa lalu ada ribuan patung Chiang Kai-shek di seluruh Taiwan. Pada 1987, ketika darurat militer dicabut, ada sekitar 4.500 patung. Namun dalam beberapa tahun terakhir, jumlahnya menurun menjadi kurang dari 800 buah.
Beberapa patungnya masih berdiri di taman yang mengelilingi mausoleumnya di Kota Taoyuan, yang terletak di utara pulau. Taman itu menarik wisatawan dan telah menjadi tempat ziarah bagi pengagum Chiang.
Koleksi patung Chiang di taman tersebut mungkin akan segera hilang, dengan pemerintahan DPP yang akan mempercepat pembersihan patung yang tersisa di pulau tersebut.
DPP tidak menganggap Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok. Ketika partai tersebut memenangi kursi kepresidenan pada tahun 2000, partai tersebut meluncurkan serangkaian reformasi pendidikan untuk menghapus sejarah Tiongkok dari buku pelajaran sekolah menengah.
DPP menganggap Chiang Kai-shek adalah seorang diktator dan rezimnya adalah rezim asing. Mereka meyakini patung-patungnya tidak boleh ditampilkan di depan umum karena mewakili simbol kediktatoran dan otoritarianisme. Di bawah kepemimpinannya, tidak ada kebebasan berpendapat.
Pada 1947, penangkapan seorang penjual rokok di Taipei menyebabkan protes besar-besaran oleh penduduk asli Taiwan terhadap pemerintah Chiang.
Setelah protes tersebut, ribuan orang, termasuk mahasiswa, pengacara dan dokter, dieksekusi. Diperkirakan sebanyak 28.000 orang kehilangan nyawa dalam kekacauan tersebut.
Selama tahun-tahun berikutnya periode kelam tersebut dijuluki “Teror Putih”. Pemerintahan Chiang yang berdasarkan darurat militer, berakhir pada pertengahan 1980-an.
Pada 2018, DPP membentuk komite keadilan transisi untuk menyelidiki pemerintahan Chiang. Di antara rekomendasinya adalah untuk menghapus patung Chiang dari ruang publik.
Namun, ada beberapa faksi yang berpendapat bahwa sejarah harus dilestarikan sebagaimana adanya.
https://www.beritasatu.com/internasi...hiang-kai-shek
0
210
13
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
79.2KThread•10.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru