KetuaBesarAvatar border
TS
KetuaBesar
Perjuangan Seorang Ayah untuk Keluarga

*Ilustrasi

ANAK IPAR KURANG AJAR

Malam itu suasana kurang baik dengan segala kondisi rumah tangga yang beradu argumen.

Dengan kondisi anak sedang sakit batuk-batuk akibat dirinya sendiri yang tidak bisa dilarang jajan jajanan es dan pada akhirnya sakit.

"Yahh, Una batuk.." lirihnya.

Aku jawab "iya nak, nti ayah Belikan obat"

"Nih.. uang belikan obat" bentak istriku.

Makanya kalau di bilangin itu nurut. Gak bisa di bilangin, klo sering jajan es bisa bikin sakit, sekarang siapa yg susah. Dengan nada membentak membuat suasana hening seketika ketika ia selesai berkata.

Anak tertua ku turut di salahkan akibat sering memberikan contoh yang tidak baik kepada adik nya, sang adik nurut prilaku kakak nya yang sering jajan es di kedai didepan rumah.

Kakak terdiam tanpa kata tidak dapat berbuat apa-apa, menurutku dia pun merasa bersalah membuat adik nya sakit.

"Yahh, sekalian belikan roti bantal yang ijo buat makan celupin teh"

"Iya.." kataku

Baru saja aku pulang kerja dengan kondisi yang letih dengan berbagai masalah dan kondisi di luar rumah, pulang kerumah berharap bisa untuk beristirahat malah harus mengurusi rumah tangga, namun bagaimana lagi karena sudah menjadi tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga mengurusi rumah tangga.

Dalam keadaan lelah dan berharap bisa istirahat aku pun bergegas melangkahkan kaki keluar rumah membeli obat batuk dan roti menggunakan sepeda motor.

****

"Besok harus kerja lebih giat lagi..agar aku bisa menambah penghasilan ku untuk kebutuhan sehari-hari" pikir ku..

Sesekali terbesit pikiran seperti itu untuk giat bekerja untuk kebutuhan rumah tangga, perjuangan seorang ayah yang menyayangi anak nya dan berharap bisa membangun keluarga kecil ini untuk hidup yang layak.

Dengan kendaraan butut yang ku kendarai menuju toko obat.

Sesampainya dirumah.

"Aduh lupa,, roti nya tadi belum kebeli..yaudah nanti abis magrib aja ayah beli"

"Una, makan obat nya dulu..nanti baru ayah beli roti ya..Una udah makan kan?"

"Baik yah.." 

****

Usai magrib, batuk menjadi-jadi menyerang si kecil Una anakku. Tentu perasaan tidak tega karena sakit yg menyerang sikecil. Namun sudah diketahui pasti kalau sedang batuk maka semakin malam gatal tenggorokan menjadi-jadi hingga batuk yang sambung menyambung tentu tak terelakkan saat kita batuk.

Istri ku mulai panik dan terus mengomel. Aku hanya bisa terdiam tanpa kata. Aku pun di anggap tidak peduli terhadap anak.

"Ayah kamu itu diam aja, ngapain kek..apa kek, bantu ini.." katanya.

Perlahan aku pun menanggapi "biasa itu Bun..biarkan dlu obat nya bereaksi, kan baru abis minum obat, masa langsung sembuh..namanya juga batuk, paling sembuh 5-7 hari itu"

Emang agak sedih sih, anak kecil yang batuk gak ada berhentinya, siapa sih yang pengen anak sakit, tapi mau gimana lagi, itulah yang dialami semua penderita batuk.

Istri yang sedang panik dan tidak bisa diajari malah menambah gejala lain yaitu sesak nafas. "Yahh, ini anak kita sesak juga, bawa kerumah sakit aja ayo.."

Sambil menghela nafas "huft..Aduh Bun, uang kita lagi tipis baru ajak dibelikan obat tadi, ayah belum gajian..tunggu reaksi obat aja ya..besok pagi kalau kurang baik baru kita kedokter, lagian dokter itu cuman cek detak jantung doang trus dikasi obat juga, kan kita baru beli obat batuk.."

"Gak bisa ini, tetap harus dibawa..yaudah pergi beli roti dulu ." Sanggahnya.

****

Sepulangnya aku kerumah didapati anak ipar sudah didepan pintu rumah, istri dan anak sudah bersiap-siap lalu Una juga disarungi jaket tebal agar tidak kedinginan seperti ingin pergi keluar rumah.


"Lah .. kemana?" Kataku.


"Mau kedokter!"


"Besok aja udah, tunggu reaksi obat dulu, nanti kalo dapat obat dari dokter juga gak kepake, kan baru abis minum obat tadi.." 


Anak ipar lalu memotong pembicaraan dengan nada tinggi "bawa aja nih bawa kedokter, inikan Una lagi SAKIT!!"


"Nih anak kok nimbrung aja" ujarku dalam hati.


Sontak aku mengeluarkan kata-kata "kok nge-gas kau..yaudah kau aja yang bawa sana!!!" Gertakku.


"Kok aku yang bawa om, inikan anak Om, bertanggung jawab lah om!!!" bentaknya.


*Plakkk

Aku langsung menampar wajahnya, emosi ku memuncak. 

"Tau apa dia soal tanggung jawab, selama 8 tahun aku menikah masalah mana yang tidak selesai? Kurang ajar sekali anak iparku ini" ujarku dalam hati.


Aku terdiam, tanpa sepatah katapun.

Tangan sudah melayang..pikiran ku melayang-layang. Dalam kondisi aku marah aku ikut berfikir, apa yang sudah aku lakukan..aku lupa saat ini aku hanya sedang lelah lalu emosi.


Tidak berhenti disitu, dengan emosi anak ipar ku ini, membabi buta serta carut marut nya memukul dahi ku dengan tinju nya dan tendangan di perutku hingga memar diwajah dan perutku.


Tanpa membalas aku terdiam dengan benjolan di dahi ku, dan memar diperut akibat tendangan nya.


Anak ipar kurang ajar! Tapi apa yang harus aku lakukan saat ini, anak sedang sakit, istri marah-marah dan anak ipar berkelakuan seperti preman pasar.


Aku bisa saja menumbangkannya, tapi aku berfikir ulang apa jadinya jikalau aku yang menang baku hantam sedangkan anakku sedang sakit.


*Bersambung..




bukhorigan
ceuhetty
ardian76
ardian76 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.4K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.