Glow Down Fenomena Baru Kaum Urban, Kamu Yes Or No Gan?

Beranda

...

Lifestyle
Glow Down Fenomena Baru Kaum Urban, Kamu Yes Or No Gan?

iskrim

17-04-2024 00:50

Glow Down Fenomena Baru Kaum Urban, Kamu Yes Or No Gan?

Zaman now, semua orang sangat memperhatikan dan mempertahankan penampilannya disetiap saat. Berhasil tampil glow up menjadi salah satu pencapaian terbesar terutama bagi kaum hawa, tapi pernahkah kamu mendengar bahwa Glow down kini justru jadi fenomena baru yang lagi digandrungi di 2024 ini..

Sesuai namanya Glow DOWN, tentu kebalikan Glow UP yang harus tampil 'sempurna'. Glow Down kini justru lagi banyak diminati oleh usia produktif di negeri Cina sana, dimana mereka secara sengaja dan tidak lagi memprioritaskan penampilan mereka. Hm.

Sumber yang saya baca mengatakan bahwa frenomena Glow down ini menjadi bentuk ketidaksukaan atas tekanan pekerjaan dan tuntutan agar selalu tampil sempurna di medsos mereka (Xiaohongshu, Weibo, Douyin) membuat mereka jauh dari rasa bahagia. Kalau orang Konoha bilang, "Bodo amatlah, sekarang gw gak mikirin dandan, yang penting pekerjaan gw beres!".

Bahkan saking jenuhnya mereka sampai mengenakan pakaian 'ala kadarnya' atau nyeleneh saja untuk berangkat ke kantor, seperti mengenakan jaket berbulu dan sandal dari wol, bukan lagi pakaian formal seperti blezer dan sepatu hak tinggi atau bermake up dasar saja.

Menurut sumber yang saya baca sebenarnya trend Glown down ini bukanlah pertamakali, tapi pernah juga terjadi pada 2023 tahun lalu dimana para pekerja menyuarakan suara hati mereka karena stres bekerja lewat kampanyenya 'Berbaring datar', yang maknanya mereka ingin bisa menikmati hidup lebih santai daripada menyusahkan dirisendiri karena bekerja ditempat yang toxic.

Yah, memang salah satu dampak negatif dari sebuah kehidupan yang berkiblat pada industrialis membuat manusia kehilangan jati dirinya, kehilangan kebahagiaan, setiap hari mereka menjadi orang lain agar bisa diakui, punya teman dan bisa bertahan hidup.

Pertanyaannya sekarang adalah; apakah fenomena Glow down ini akan berlangsung lama, bahkan bisa jadi diikuti juga oleh negara lain? Bagaimana dengan korporat Indonesia jika pekerja mereka melakukan cara yang sama?

Mempertahankan Orisinalitas dan otentikitas di zaman sekarang sepertinya tetap bisa dilakukan tapi untuk mempertahankannya butuh perjuangan, kekompakan dan dukungan dalam skala lebih besar.

Quote:

"Dalam dunia yang mencoba membuatmu menjadi lain, keberanian terbesarmu adalah menjadi dirimu."