Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Pengakuan Wanita Dirudapaksa Massa Demo Ricuh di Nabire, Diancam Pakai Panah
Pengakuan Wanita Dirudapaksa Massa Demo Ricuh di Nabire, Diancam Pakai Panah

Andi Nur Isman - detikSulsel
Selasa, 09 Apr 2024 21:31 WIB

Foto: Demo di Nabire berakhir ricuh hingga 2 wanita dirudapaksa. Dokumen Istimewa
Nabire - Penjabat (Pj) Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk sudah menemui 2 wanita korban pemerkosaan oleh massa demo ricuh di Kabupaten Nabire. Korban menceritakan dirinya dirudapaksa dengan diancam menggunakan anak panah.
Ribka awalnya menuturkan, kejadian itu bermula saat sejumlah wanita mencoba berlindung di salah satu rumah saat aksi demonstrasi mulai ricuh. Namun belakangan massa aksi mengetahui keberadaan mereka sehingga mendatangi lokasi tersebut.

"Karena dengar ada situasi yang seperti itu, ada kerumunan, aksi dan seterusnya, mereka coba melindungi diri ke salah satu rumah pemilik masyarakat di situ juga, orang asli," kata Ribka kepada wartawan di Jayapura, Selasa (9/4/2024).

"Tetapi mungkin diketahui atau tahu bahwa ada sejumlah orang di situ, termasuk orang ini (korban), begitu. Jadi memang didatangi," imbuhnya.

Saat massa mulai berdatangan, mereka akhirnya mencoba melarikan diri. Sementara 2 wanita korban pemerkosaan itu mencoba kabur menggunakan sepeda motor.

"Sama pemilik rumah 'aduh mereka ini sudah kepung jadi masing-masing harus selamatkan diri', begitu. Dia juga tidak sanggup untuk lindungi semua yang ada di situ. Akhirnya, ya teman berdua ini pakai motor mencoba keluar untuk melarikan diri. Sudah sampai di luar, di tengah jalan kemudian dihalangi sama ada sekelompok massa lagi," tuturnya.

Saat itulah, kedua korban kemudian diancam oleh massa demo menggunakan anak panah. Korban yang merasa nyawanya terancam pun tak bisa berbuat banyak hingga ketakutan. Korban kemudian dirudapaksa oleh massa.

"Jadi dihalangi kemudian ya ada yang menggunakan alat tajam, seperti panah, mengancam. Jadi ya mungkin terjadi pemaksaan, terus karena mereka ini saking takut kehilangan nyawa, serahkan diri aja, begitu. Ini menurut pengakuan dari korban begitu. Akhirnya memang terjadilah kekerasan seksual di situ," ungkap Ribka.

Diberitakan sebelumnya, dua wanita korban rudapaksaan massa aksi ricuh mengalami trauma. Hal itu membuat polisi belum bisa memeriksa keterangan kedua korban.

"Kami belum ambil keterangan karena masih trauma," kata Kasat Reskrim Polres Nabire AKP Bertu Haridyka Eka Anwar kepada detikcom, Senin (8/4).

Bertu mengatakan kedua korban sudah berada di rumahnya. Saat ini, Bertu menyebut korban masih dalam tahap penyembuhan lantaran sempat dianiaya para pelaku

https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...m-pakai-panah.

Pemprov Papua Tengah Bantu Bangun Rumah Marbut Masjid Dibakar Massa di Nabire

Abadi Tamrin - detikSulsel
Selasa, 09 Apr 2024 20:24 WIB

Foto: Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk. (Dok. Istimewa)
Nabire - Pemprov Papua Tengah turun tangan memberikan bantuan ke marbut masjid yang rumahnya dibakar massa demo ricuh di Nabire. Bantuan yang diberikan senilai Rp 500 juta.
"Tapi kami juga sudah kasih biaya untuk membangun rumah kembali (Rp) 500 juta ditambah dengan istilahnya, karena semuanya habis untuk bisa beli apa-apa," kata Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk kepada wartawan di Jayapura, Selasa (9/4/2024).

Ribka mengaku sudah mengunjungi korban berserta keluarganya. Menurutnya, keluarga korban mengalami trauma akibat insiden tersebut.

"Termasuk juga Sulistyo yang penjaga musala (rumah dibakar), Ibu juga sudah datang, sudah buka puasa bersama mereka. Kemudian ibu santunin juga untuk makan minum," ujarnya.

Dia menjelaskan, awalnya korban terlihat murung saat ditemui. Namun, perlahan setelah dilakukan pendekatan, keluarga korban mulai bisa kembali tersenyum.

"Jadi termasuk anak-anak kan trauma, tapi sudah ada penanganan traumatiknya. Jadi pada saat Ibu datang pertama itu begini, murung sekali. Ketika ibu datang baru mulai senyum, sudah mulai ini apa, goyang tangan, berpelukan, buka puasa bersama, apa semua. Akhirnya kembali pulih ada perhatian dan seterusnya," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, sebuah rumah milik marbut masjid dibakar massa di Kompleks Jayanti, Kelurahan Wonorejo, Nabire. Polisi telah menangkap pelaku pembakaran untuk mendalami motifnya.

"Satu rumah milik marbut masjid dibakar massa. Kalau berbicara alasan (pembakaran), kami masih melakukan pendalaman karena alasankan mereka yang mengerti," kata Kapolres Nabire AKBP Wahyu S. Bintoro kepada detikcom, Sabtu (5/4).

"Personel lakukan pengejaran yang melarikan diri dan berhasil mengamankan beberapa dari pelaku pembakaran," tambahnya.

https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...ssa-di-nabire.



Bocah 11 Tahun Ikut Jadi Korban Massa Demo Ricuh di Nabire, Kepala Pecah

Abadi Tamrin - detikSulsel
Selasa, 09 Apr 2024 22:01 WIB

Foto: Demo di Nabire berakhir ricuh hingga seorang wanita dirudapaksa. Dokumen Istimewa
Nabire - Bocah laki-laki berusia 11 tahun turut menjadi korban di lokasi demo ricuh di Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Korban menderita luka di bagian kepalanya akibat lemparan batu.
"Ada anak putra daerah juga umur 11 tahun juga sama laki-laki. Itu kena lemparan. Iya kepalanya (pecah) mungkin pada saat pelemparan-pelemparan, kepala belakang pecah," kata Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk kepada wartawan di Jayapura, Selasa (9/4/2024).

Ribka mengaku sudah turun langsung menjenguk korban. Termasuk memberikan santunan biaya bagi korban selama pengobatan.

"Jadi itupun sudah kami santunin, kami sudah datangin. Jadi dari sisi perhatian pemerintah kemudian dari sisi santunan biaya dan seterusnya itu sudah diterima dengan lapang dada oleh pihak keluarga," ujarnya.

Dia menjelaskan, kondisi korban masih dalam pemulihan traumatik yang dialaminya. Meski begitu, menurutnya, kondisi korban relatif stabil.

"Jadi sampai dengan saat ini, posisinya amanlah, terkendali pada saat itu. Kalau secara psikologis saya kira itu pemulihan traumatik tidak segampang itu, pastikan ada... tapi kami sudah perintahkan harus dilakukan (pendampingan)," paparnya.

Diketahui, unjuk rasa itu berlangsung di enam titik, salah satunya di Kompleks Jayanti, Kelurahan Wonorejo, Nabire pada Jumat (5/4). Massa melakukan pembakaran ban, pemalangan dengan tiang listrik, kayu, batu, hingga melakukan pemerkosaan terhadap 2 wanita.

Massa juga membakar sebuah rumah milik seorang marbut masjid di Kompleks Jayanti, Kelurahan Wonorejo, Nabire. Massa dengan anarkis membakar rumah tersebut meskipun tahu ada marbut di dalamnya.

"Akhirnya dia (marbut) memilih di dalam rumah dan mereka (pelaku) membakar rumah itu dengan kondisi ada orangnya, itu sangat kita sayangkan. Kami turunkan mobil water cannon untuk memadamkan api, namun api sudah melahap rumah tersebut," Kapolres Nabire AKBP Wahyu S. Bintoro kepada detikcom, Sabtu (5/4).

https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...-kepala-pecah.


Komnas HAM Bentuk Tim Usut Demo Ricuh Berujung 2 Wanita Dirudapaksa di Nabire


Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey. Foto: detikcom
Nabire - Komnas HAM akan menyelidiki kasus demo ricuh berujung 2 wanita dirudapaksa massa aksi di Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Komnas HAM akan membentuk tim untuk mendalami insiden tersebut.
"Itu sudah pasti (melakukan penyelidikan). Kami punya pengalaman tangani kasus di Deiyai, Dogiyai, Paniai, Intan Jaya, di Nabire. Jadi itu sudah berdasarkan fungsi, itu sudah pasti. Seperti kata Ibu Gubernur (Ribka Haluk) setelah Lebaran akan ada pertemuan," ujar Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey dalam keterangannya, dikutip Rabu (10/4/2024).

Frits mengatakan pihaknya akan mendalami data, informasi, dan fakta (DIF) terkait kasus di Nabire. Saat ini, kata dia, pihaknya akan membentuk tim untuk mengumpulkan fakta-fakta di lapangan sebelum menentukan sikap.

"Data sudah ada, informasi sudah ada, fakta belum. Untuk mendapatkan fakta ada fungsi penyelidikan. Tim ini akan dibentuk. Sebagai perwakilan kami akan laporkan kepada Ketua Komnas HAM di Jakarta," bebernya.

Frits menyebut aksi pemerkosaan yang dilakukan massa demo terhadap 2 wanita turut menjadi perhatian. Dia menyebut peristiwa itu masuk unsur pelanggaran HAM.

"Kekerasan ingat, kelompok rentan marginal itu anak-anak termasuk perempuan. Termasuk kelompok rentan. Jadi kalau ada kekerasan terhadap mereka itu masuk unsur pelanggaran HAM," katanya.

Terkait demo yang masuk unsur pelanggaran HAM itu, Frits mengaku masih akan mendalami lebih lanjut. Namun dia menegaskan kekerasan tidak dibenarkan meski ada larangan untuk melakukan demonstrasi.

"Sekali lagi soal demo itu kami harus tanya kepada Pak Kapolres. Kenapa Polres tidak bisa memberi ruang. Sekali lagi saya katakan dalam Undang-Undang Nomor 9, kita demo tidak perlu izin polisi. Pemberitahuan. Tapi ingat, sifat pemberitahuan itu harus memenuhi unsur. Siapa penanggung jawab, berapa banyak, mau ke mana? Itu," paparnya.

"Tidak, tidak bisa (dibenarkan melakukan kekerasan). Ibu Gubernur mengatakan, saya mengamini bahwa, memperjuangkan HAM, jangan melanggar HAM orang lain. Itu tidak bisa. Misalnya kita demo, kita tutup jalan. Ada orang sakit mau lewat tidak bisa, itu kan melanggar HAM orang lain," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, kedua korban dirudapaksa saat unjuk rasa berlangsung di enam titik, salah satunya di Jalan Jayati, Kelurahan Wonorejo, Nabire pada Jumat (5/4). Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk mengaku telah menemui kedua korban pemerkosaan tersebut.

Ribka mengatakan peristiwa itu bermula ketika korban dan sejumlah wanita mencoba berlindung di rumah warga saat aksi unjuk rasa mulai ricuh. Namun massa aksi mengetahui keberadaan mereka sehingga mendatangi rumah tersebut.

"Sama pemilik rumah 'aduh mereka ini sudah kepung jadi masing-masing harus selamatkan diri', begitu. Dia juga tidak sanggup untuk lindungi semua yang ada di situ. Akhirnya, ya teman berdua ini pakai motor mencoba keluar untuk melarikan diri. Sudah sampai di luar, di tengah jalan kemudian dihalangi sama ada sekelompok massa lagi," tuturnya.

Massa demo kemudian mengancam kedua korban tersebut menggunakan anak panah. Kedua wanita tersebut tak berdaya sehingga massa demo melancarkan aksi bejatnya.

"Jadi dihalangi kemudian ya ada yang menggunakan alat tajam, seperti panah, mengancam. Jadi ya mungkin terjadi pemaksaan, terus karena mereka ini saking takut kehilangan nyawa, serahkan diri aja, begitu. Ini menurut pengakuan dari korban begitu. Akhirnya memang terjadilah kekerasan seksual di situ,"ungkap Ribka.



https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...ksa-di-nabire.


kebiadaban demosntran di Nabire...
0
525
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.