anggorofffAvatar border
TS
anggorofff
Mari Menormalisasi Pertanyaan "Kapan Nikah?" Pas Lebaran


Image by Anna Rozaliafrom Pixabay

Munculnya jasa tukar uang, gerbang tol cikampek yang mulai diliput, lengangnya jalanan Jakarta, adalah tanda kita sudah berada di ujung bulan ramadan. Dan pertanda apa? Ya, kita sudah semakin dekat dengan lebaran.

Mudik, nyekar, bertamu ke tetangga, bertemu toples yang selotipnya susah dilepas, kumpul keluarga besar, dan yang pasti ditanya"Kapan nikah?". Ya, hal terakhir seolah menjadi momok bagi pelajang andal. Bahkan, kita bisa menjumpai manusia yang enggan mudik karena takut ditanya "Kapan nikah?".

Saya disini, tak ingin ikut dalam barisan penentang pertanyaan "Kapan nikah?". Tapi mau menjadi ketum pendukung pertanyaan "Kapan nikah?". Karena saya sadar, saya bukan anak presiden yang tiba-tiba bisa jadi ketum partai. Eh~

Sebenarnya, saya hanya ingin kita menanggapi pertanyaan "Kapan nikah?"dengan biasa saja. Seperti pertanyaan "Nanti siang mau makan apa?" pas di kantor. Gak perlu dibawa serius.

Untuk keluarga yang mungkin setahun paling bertemu cuma sekali dua kali. Pasti bingung mencari topik pembicaraan, belum lagi rasa canggung. Jadi, pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentu datang dari observasi sekilas. Anda datang tanpa pasangan, berarti belum nikah. Lalu mereka pun tanya "Kapan nikah?"

As simple as that!

Gak mungkin paklek atau bulek yang lama tidak bertemu. Pas kumpul keluarga tiba-tiba tanya "Eh, kira-kira apa koin yang bakal to the moon tahun ini, ya?". Mereka saja mungkin tidak tau yang namanya reksadana atau pasar saham. Bertanya tentang kripto adalah kemustalihan.

Lagi pula, konteks dari pertanyaan kapan nikah pas kumpul keluarga di lebaran biasanya hanya bercanda. Tidak mungkin pas kumpul keluarga, tiba-tiba kepala anda dibungkus karung goni. Lalu anda dibawa ke ruang intrograsi. Anda dibaringkan dan kepala anda diguyur air sambil ditanya kapan nikah.

Karena biasanya pertanyaan kapan nikah konteksnya bercanda, ya jawab aja dengan bercanda. Misal "Waduh, kemaren sebenarnya udah ada calon. Tapi wetonnya gak cocok, hehehe", atau "Paklek gak mau bantu cariin, sih. Jadi gak nikah-nikah". Atau jika anda sudah berjiwa kota bisa jawab "Kalo gak sabtu ya minggu, paklek", karena orang kota biasanya nikah hari sabtu/minggu.

Berdayakanlah sebuah organ di kepala anda bernama otak untuk mendapatkan jawaban. Kalo memang otak anda udah berdebu karena tak pernah digunakan, ada sebuah teknologi bernama Chat GPT yang siap menjawab berbagai pertanyaan anda.

Tak perlu merasa diserang saat ditanya kapan nikah. Lebih-lebih jika yang bertanya itu kakek atau nenek. Mereka pasti punya harapan bisa melihat cucunya menikah. Karena mungkin kakek-nenek kita sadar jika mereka sudah tak punya waktu lama di dunia ini.

Ubah perspektif, anggap saja pertanyaan "Kapan nikah?"itu adalah bentuk kepedulian keluarga pada anda. Karena pas anda menikah, sedikit banyak keluarga pasti ikut direpoti. Anda bukan Raffi Ahmad yang bisa bayar EO paling mahal pas nikahan. 

Berhenti merasa tersakiti atas pertanyaan-pertanyaan yang konteksnya tidak serius dan cuma basa-basi. Take it easy!

KEEP READ AND SOUND


Baca Juga Thread Lainnya DISINI


khususfilm
orangbaru1
b0c4h.n4k4l
b0c4h.n4k4l dan 2 lainnya memberi reputasi
3
150
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.