Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

spaghettimiAvatar border
TS
spaghettimi
Kumpulan Cerpen 1–2 Paragraf Original || Spesial Hari Raya Idulfitri

Halo Agan Sistar semuanya emoticon-Salaman

Tidak terasa bulan puasa sudah hampir selesai. Karena beberapa hari lagi sudah lebaran, postingan kali ini temanya langsung lebaran aja deh emoticon-Big Grinemoticon-Big Grin

Ini adalah momen yang meriah dan tidak bisa digantikan di lain waktu. Semoga kita mendapatkan hikmah dari waktu ini dan diberikan lagi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan dan Idulfitri tahun depan.

Mohon maaf lahir dan batin.
emoticon-Maaf Agan emoticon-Maaf Aganwati

Oke, sekarang sesuai judul, ane akan menyajikan beberapa cerpen super pendek bertemakan Idulfitri. Lebih tepatnya, akan ada 10 cerita bergenre acak.

Cerita-cerita ini temanya akan bebas. Ane juga usahakan lebih bermakna, berbeda dengan cerita-cerita horor dan drama ane yang nggak jelas pesan moralnya emoticon-Nohope emoticon-Nohope

Okelah, langsung aja cek cerita pertama yuk emoticon-Salam Kenal


Semua gambar diambil dari Pixabay


1. Terlalu Awal


"Haduh, puasa sudah hampir selesai tapi aku masih aja selalu telat bangun sahur," kata Cecep sambil berburu-buru lari. Azan hampir berkumandang, sedangkan warteg langganan sahur Cecep ternyata tutup. Karena tak ada stok makanan di rumah, ia pun berlari mencari tempat makan lainnya. Ia berlari dan berlari, tetapi tidak ada tempat yang bisa ia kunjungi selain masjid. Sedih dan lelah, Cecep pun memutuskan untuk beristirahat di masjid.

Ia disambut oleh Pak Ustad, "Cecep, kamu kenapa ekspresinya begitu? Dari mana ini?"
"Saya mau makan sahur tapi semuanya tutup, Pak. Apakah saya boleh minta makanan dari masjid?" jawab Cecep lemas.
"Oh, kalau mau makan sih bisa... tapi kalau sahur kamu masih perlu nunggu lama," jawab Pak Ustad.
"Loh, bukannya sekarang sudah hampir Subuh ya, Pak?" Cecep kebingungan.
Pak Ustad tersenyum dan menjawab, "Iya, tapi nanti sudah lebaran.. Kalau mau sahur perlu tunggu lagi satu tahun."
Saat Cecep kurang memaknai bulan Ramadhan, ia terlupa bahwa waktu berjalan cepat.


2. Berpura-Pura Puasa


Selama bulan Ramadhan, Adi dan Budi diam-diam makan di siang hari saat ibu sedang tidak di rumah. Terkadang, ibu menyadari bahwa makanan yang ada di kulkas berkurang. Beliau pun bertanya. Adi, sang kakak menjawab, "Tadi kami makan saat sahur." Karena ini, mereka pun tidak ketahuan.

Kebiasaan mereka selama 30 hari ternyata berlanjut. Di hari raya, mereka tetap diam-diam makan makanan dari kulkas. Di sore hari, ibu pun bertanya, "Apa kalian makan es krim yang ada di kulkas?" Adi pun menjawab, "Iya, tadi kami makan saat sahur." Di saat itu, mereka bertiga tersadarkan sesuatu. Adi dan Budi malu, menyesal, dan takut di saat bersamaan. Namun, nasi sudah menjadi bubur.


3. Perginya Baju


Di hari raya, aku selalu mendapat baju baru dan kehilangan baju lama. Aku penasaran, kemana perginya baju-baju lamaku? Aku pun menanyakan ke ayah dan mendapatkan jawaban.

Baju lama tergantikan oleh baju baru, tetapi lama bukan berarti sampah. Baju lama untukku bisa jadi bukan baju lama di tempat lain. Di tempat lain, ada anak-anak yang tidak seberuntung kami. Mereka memaknai baju itu dengan lebih tinggi.


4. THR Ibu


Aku tidak paham kenapa ibu kadang meminjam atau bahkan meminta uang hari raya milikku. Padahal, beliau mengajarkanku untuk menabung demi masa depanku. Aku sendiri bahkan tidak bisa membeli barang yang aku inginkan. Saat ibu telah pergi, baru aku sadar, selama ini ibu meminjam uang demi membayar biaya sekolahku.


5. THR Ibu 2


Semakin aku dewasa, semakin aku paham. Nilai ekonomi dari uang diberikan atau diterima di hari raya bukanlah apa-apa. Tali persaudaraan dan saling membahagiakan satu sama lain adalah yang terpenting.

Dahulu, aku sangat perhitungan dengan uang yang kumiliki. Waktu itu, aku tidak memahami bahwa kehilangan uang bukanlah apa-apa dibanding kebahagiaan dan manfaat yang didapatkan sang penerima.


6. Silaturahmi Sekitar


Pagi ini, aku mengira aku akan menghabiskan waktu lebaran ini berdiam diri di ruang sempit nan kumuh ini. Aku terpaksa tidak pulang ke rumah karena jaraknya yang jauh. Aku membayangkan betapa menyenangkannya andai aku di rumah ayah ibu. Namun, semuanya berubah.

Perasaan murungku hilang ketika ibu kos mengetuk pintu untuk memberiku makanan, lalu beliau mempersilakan aku untuk berkunjung dan berbaur. Ternyata, kenyataan bisa lebih luas daripada apa yang kita harapkan.


7. Penopang


Sejak beberapa tahun, lebaran sudah tak terasa seperti dulu lagi bagiku. Semenjak ibu pergi, aku menjadi sendiri. Saat pengemudi lain libur, aku tetap menyalakan motorku dan bekerja seperti biasa. Mendengar cerita orang-orang, mengantar mereka, hal-hal itu memberiku ketenangan. Aku memahami betapa bahagianya mereka karena aku pernah seperti mereka, dan aku bahagia bisa membantu.


8. Derajat


Entah sudah berapa tahun, tetapi itu seperti kemarin. Waktu di mana kita bisa bersenang-senang tanpa memedulikan tingkatan, tidak merasa lebih hebat atau lebih rendah. Iri jika mendapatkan uang THR lebih sedikit, iri jika tidak mencicipi jajanan yang enak. Berbeda dengan sekarang. Iri jika kalah kaya, iri jika kalah mapan.


9. Petasan Impian Kami


Saat kecil, kami pernah memilih petasan di pinggir jalan. Kami melihat petasan besar yang tampak meriah, tetapi tidak mampu untuk membelinya di waktu itu. Kami hanya bisa bermimpi, membayangkan bagaimana letusannya sambil tertawa.

Sekarang, kami sudah dewasa dan mampu mewujudkan mimpi itu. Petasan yang sangat mirip, atau bahkan lebih baik dari yang dulu kami lihat, kami menyalakannya. Tidak lama, letusan besar terdengar. Kami pun berteriak heboh. Namun di hati terdalam, kami tahu petasan kecil murahan yang kami gunakan dulu terasa lebih meriah. Kebahagiaan ini bukan tentang apa yang kami miliki, tetapi apa yang kami rasakan.


10. Siang Sepi


Hari ini sudah satu minggu sejak hari pertama lebaran. Suasana benar-benar tidak sama lagi. Beberapa hari ke belakang, siang selalu ramai dipenuhi dengan kebahagiaan. Aku sangat berharap suasana hari raya bisa bertahan lebih lama. Aku tidak menyadari betapa sepinya hari-hari biasa.
sukhhoi
sedikitkurus
azhuramasda
azhuramasda dan 3 lainnya memberi reputasi
4
245
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.