Sumber Gambar

Sebuah rekaman video sedang beredar luas di media sosial yang menunjukkan seorang ibu yang tengah meluapkan kekesalannya karena merasa anaknya tidak diperlakukan dengan adil di sekolah oleh seorang guru yang telah menjadi viral.

Dalam rekaman yang diunggah oleh akun Instagram @imlay_lestari, terlihat anak perempuan ibu tersebut ditempatkan di meja kecil yang berada di sudut belakang ruangan, sementara sedang menangis dengan sedihnya.

Dengan ekspresi wajah penuh emosi, ibu tersebut mengungkapkan kekecewaannya, "Sungguh tidak masuk akal, mengapa anak saya harus duduk di sana sedangkan yang lainnya duduk di bangku-bangku yang nyaman di depan? Anak perempuan saya ini bukan mainan, kenapa dia harus diabaikan seperti ini?" seraya sambil merekam kejadian tersebut.

Reaksi marah dari ibu tersebut membuat banyak netizen turut merasa geram dan mengeluarkan berbagai komentar mengenai kejadian tersebut.

"Bukankah seharusnya seorang guru tidak boleh membedakan perlakuan terhadap muridnya?" ujar salah satu netizen dengan rasa kekecewaan.

"Mungkin lebih baik mempertimbangkan untuk memindahkan anak anda ke sekolah yang lebih memperlakukan dengan adil," saran netizen lainnya dengan simpati.

"Bolehkah anda memberikan informasi mengenai sekolah ini? Mungkin akan membantu untuk menyaring sekolah yang lebih baik," tambah netizen lainnya dengan antusias.

Saat ini, ibu yang merasa tidak puas dengan perlakuan diskriminatif terhadap anaknya di sekolah oleh seorang guru telah berhasil mencapai kesepakatan damai dengan pihak sekolah.

Dalam rekaman video yang tersebar luas, terlihat momen dimana pihak sekolah dan orangtua murid bersatu untuk melakukan mediasi di halaman sekolah, dengan harapan menyelesaikan konflik yang terjadi dan meminta agar video yang telah viral tersebut dihapus.

Dengan sikap yang tenang namun tegas, orangtua murid tersebut menyampaikan pesan penting kepada pihak sekolah, "Saya sangat berharap agar anak saya tidak diperlakukan dengan cara yang merendahkan seperti ini. Mari kita jaga kasih sayang terhadap anak-anak kita serta keselamatan sekolah ini untuk masa depan yang lebih baik. Saya berharap tidak ada lagi anak-anak lain yang mengalami perlakuan serupa, karena itu akan sangat menyakitkan seperti yang dialami oleh anak saya."

Dengan demikian, upaya mediasi ini menjadi langkah penting dalam menyelesaikan konflik tersebut secara damai dan memastikan bahwa setiap individu, baik siswa maupun guru, dihormati dan diperlakukan dengan adil di lingkungan sekolah.

Pentingnya bersikap adil sebagai seorang guru tak terbantahkan. Seorang guru adalah figur yang memiliki kekuasaan besar dalam membentuk mental dan karakter siswa-siswinya. Ketika seorang guru bersikap adil, ia memberikan contoh yang baik bagi para siswa tentang pentingnya memperlakukan orang lain dengan setara tanpa memandang perbedaan. Sikap adil ini juga menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa, di mana mereka merasa dihargai dan didukung dalam mengembangkan potensi mereka.

Selain itu, bersikap adil membantu menciptakan hubungan yang baik antara guru dan siswa. Ketika siswa merasa bahwa mereka diperlakukan dengan adil oleh guru mereka, mereka cenderung lebih terbuka dan percaya kepada guru mereka. Ini memungkinkan guru untuk membangun hubungan yang kuat dengan siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dengan memberikan perhatian dan dukungan yang sama kepada setiap siswa, seorang guru dapat membantu setiap individu mencapai potensi mereka secara maksimal.

Terakhir, sikap adil dari seorang guru juga menciptakan iklim yang positif di antara siswa. Ketika siswa melihat bahwa guru mereka memperlakukan semua siswa dengan cara yang sama, tanpa memihak atau membeda-bedakan, ini mengurangi kemungkinan timbulnya konflik dan persaingan di antara mereka. Sebaliknya, sikap adil dari guru mempromosikan kerja sama, saling pengertian, dan penghargaan terhadap keberagaman di dalam kelas. Ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap siswa merasa didukung untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi dan akademis.

Link Referensi