Pernahkah anda mendengar kisah Menara Babel? Di kisah itu manusia membangun menara setinggi langit. Namun Tuhan mengubah bahasa mereka menjadi bermacam-macam. Akibatnya, terjadi gap bahasa sehingga pembangunan menara Babel pun tak selesai.

Begitu pula yang terjadi di dunia politik kali ini sehingga Prabowo Subianto menggagas terbentuknya Gerakan Solidaritas Nasional yang akan diketuai Rosan Roeslani.

Penasaran apa korelasi antara Gerakan Solidaritas Nasional dengan kisah Menara Babel? Mari kita simak penjelasan berikut.

Baru – baru ini Partai Gerindra dan PDIP memberi sinyal positif pertemuan kedua Ketua Umum usai pengumuman pemenang Pilpres 2024.

Sinyal pertemuan itu diutarakan Waketum Partai Gerindra Habiburokhman pada Selasa 26 Maret 2024.

Habiburokhman menegaskan hubungan antara capres pemenang Pemilu 2024 Prabowo Subianto dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat baik.

Menurut Habiburokhman bukan tidak mungkin Prabowo dan Megawati bertemu setelah kontestasi Pemilu 2024 ini selesai.

"Saya pikir hubungan beliau berdua sangat baik ya. Nah bukan tidak mungkin bisa terjadi pertemuan Pak Prabowo dengan Ibu Mega," ujar Habiburokhman.

Hubungan keduanya tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun. Bahkan kata Habiburokhman, hubungan Prabowo dan Megawati tidak pernah terusik sekalipun saat Pilpres 2014 dan 2019 di mana pendukung Prabowo dan Jokowi berseteru hebat.

Sebelumnya, politikus PDIP Junimart Girsang menyambut baik bila Ketum PDIP dan Ketum Gerindra bisa bertemu.

Ia melihat, pertemuan antar kedua tokoh politik itu memungkinkan terjadi karena mereka tidak memiliki masalah secara pribadi.

Sumber : https://wartakota.tribunnews.com/202...abowo-subianto

Hubungan Prabowo – Megawati yang tidak renggang di tengah memanasnya hubungan politik PDIP kontra Gerindra imbas pertarungan politik pilpres pernah juga TS (Thread Starter / Penulis) jabarkan soal Megawati adalah orang yang memerintahkan menjemput Prabowo pulang dari Yordania.

Sumber :

Sehingga tidak ada faktor politik apa pun yang bisa membuat renggang persahabatan puluhan tahun antara keduanya.

Bahkan di tengah meningkatnya ketegangan Megawati kontra Jokowi, tidak ada sepatah kata pun dari Megawati yang menghantam Prabowo, begitu pula sebaliknya, tidak ada sepatah kata pun dari Prabowo yang menghantam Megawati.

Oleh karenanya, pertemuan Megawati – Prabowo yang sedang dipersiapkan kedua belah pihak (Gerindra dan PDIP) akan menjadi momentum monumental perdana Gerakan Solidaritas Nasional yang baru saja dicanangkan Prabowo untuk menggantikan TKN.

Peristiwa pertemuan ini akan menjadi pijakan awal untuk mewujudkan Rekonsiliasi Merah (perdamaian Jokowi – Megawati), sehingga akan memastikan posisi PDIP bergabung dalam Koalisi Gemoy.

Peristiwa pertemuan itu akan menjadi ekspansi perdana poros nasionalis modern menyatukan barisan nasionalis yang masih berada di luar Koalisi Gemoy.

Sumber:

Jika upaya ini terwujud, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan Rekonsiliasi Merah menjadi Payung Merah Biru (Perdamaian Megawati – SBY) yang akan menjadi peristiwa monumental paling kolosal dalam perpolitikan Indonesia selama 2 dekade terakhir.

Khususnya mengingat permusuhan Megawati kontra SBY sudah terjadi sejak 2004.

Sumber :

Di antaranya, maupun setelahnya tentu saja akan diikuti juga oleh ekspansi kedua poros nasionalis modern menyambut potensi bergabungnya Nasdem ke dalam Koalisi Gemoy, sehingga akan memastikan penyatuan total Poros Nasionalis Modern pada barisan Prabowo – Gibran, meninggalkan jauh para pedagang ayat suci poros Agama (PKB, PPP, PKS) di luar perimeter barisan nasionalis modern.

Sumber :

Jika semua ini sudah direalisasi, maka langkah selanjutnya adalah mempertahankan Kuning (Golkar) tetap dalam Koalisi Gemoy.

Sebab, Bursa Ketum Golkar yang akan digelar pada November – Desember 2024, dan berencana dipercepat menjadi September 2024, perlu memastikan Ketum baru Golkar tidak jatuh ke faksi yang hendak memperkuat kembali poros agama di barisan oposisi.

Sumber : https://www.antaranews.com/berita/40...l-munas-golkar

Ada posisi dilematis Golkar untuk menjadikan Jokowi sebagai Ketum Baru Golkar, yakni dari perlunya mengubah AD/ART yang menyebut calon ketua umum Golkar harus berkader setidaknya 5 tahun.

Jika AD/ART diubah, maka bukan hanya Jokowi yang bisa naik Ketum Golkar, tetapi juga Ridwan Kamil.

Seandainya Ridwan Kamil merebut Golkar, maka Golkar akan berposisi sebagai Rival Prabowo – Gibran di Pilpres 2029, sehingga sejak 2026 – 2027, Golkar akan berubah haluan mendukung poros agama di barisan oposisi maupun berupaya membelah Koalisi Gemoy untuk kepentingan maju capres di 2029.

Seluruh uraian di atas akan menjadi tugas baru Gerakan Solidaritas Nasional.

Sebuah pekerjaan yang berat memang, karena harus mencari titik temu antara semua pihak yang bertikai.

Namun asalkan semua memiliki visi misi yang sama seperti Prabowo – Gibran, bahwa membangun bangsa perlu kerjasama semua pihak duduk satu meja, maka tak ada yang tidak mungkin.

Jika semua pihak nasionalis yang bertikai memiliki satu visi dan misi yang sama bukan tidak mungkin Menara Babel kemajuan Indonesia dapat dibangun dengan mudah.