c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
#NgabuburitCerita, Lamunanku Di Bulan Puasa, Bikin Pusing Tujuh Keliling!




Di sebuah pohon yang rindang, angin menerpa pori kulitku, membuat rambut berkibar pelan hingga rasa dahaga pun memudar untuk sementara waktu. Aku terdiam sambil menatap siang yang sedang garang.

Melamun pada bulan Ramadan ini memberikan rasa nikmat tersendiri, terkadang dari lamunan bisa menjadi sebuah cerita yang cukup menarik.

Apalagi terdengar nyanyian dari burung kecil di pelataran masjid, membawa syahdu suasana saat itu. Hingga aku melihat sepasang muda mudi yang sedang bercanda ria seakan dunia milik berdua.

Tak terasa senyum pahit terukir diwajahku kala melihat mereka sedang dimabuk asmara, rasa dahaga menahan haus dari rutinitas ibadah puasa sempat terasa. Seakan-akan puasa itu hanyalah seremonial belaka, tak ada maknanya lagi karena manusia saat ini hanya menganggap ibadah puasa hanya menggugurkan kewajiban saja.

Entahlah apa yang terjadi dengan negeri ini, dimana literasi feminim sering disematkan pada bangsa yang berada di bumi pertiwi ini. Bukan tanpa sebab, karena kita mengenal Indonesia adalah negeri yang terjajah, tanahnya subur, terlihat indah, bahkan kulturnya lebih suka membeli daripada memproduksi. Jelas, sisi feminim terlihat pada bangsa ini dibandingkan pada bangsa eropa yang maskulin, dimana mereka sering terlihat superior. Faktanya bangsa eropa lebih suka menjajah, fokus mereka bukan pada kesuburan tanah, tetapi lebih kearah menaklukkan bangsa lain, bahkan bangsa itu lugas dan tegas dalam pendirian, kata-katanya tidak bersayap seperti halnya bangsa yang kita cintai ini.

Tak heran ada sebutan Ibu pertiwi, bukan Bapak Pertiwi. Bahkan forklore dan cerita mite yang ada di nusantara lebih banyak berkutat pada kekuatan mistis para Ratu bukan para Raja. Seperti halnya kisah Dewi Kadita, penguasa pantai selatan.

Lamunanku saat itu berpacu dengan banyak informasi yang out of the box, hingga tak sadar waktu berlalu dengan cepat namun diriku masih melamun tanpa melakukan apa-apa.

Ada rasa aneh dalam benakku ketika melihat keadaan umat Islam saat ini, apalagi sehabis shalat Dzhuhur tadi hanya terlihat segelintir orang yang berjamaah. Kok bisa? Padahal menurut data, bisa dibilang nusantara umat muslim terbesar di dunia.

Apakah sekarang agama hanyalah lipstik belaka, hanya sekedar ada tanpa nyawa, hingga menjadi dagangan politik untuk menentukan suara? Bahkan di negeri Palestina yang dibantai secara masif dan terstruktur, semua bangsa hanya pasrah karena tak ada kekuatan untuk melawan.

Berbagai pertanyaan dalam lamunanku semakin banyak, namun sulit sekali mencari jawabannya. Tapi, seakan ada titik cerah bahwa inti dari permasalahan ini adalah sekularisme.

Ingatanku berputar pada sosok penting ketika VOC saat itu melawan kesultanan Aceh, yaitu Snouck Hurgronje yang memberikan pemahaman Islam yang sesat dan hasilnya seperti saat ini, dengan menciptakan sekularisme.

Dimana ada pemahaman yang dilakukan Snouck Hurgronje saat itu untuk memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat, jadi kaum bangsawan dan ulama saat itu terpisah yang akhirnya mudah untuk diadu domba.

Bahkan efek sekularisme itu terasa hingga sekarang, dimana ada pemahaman yang diajarkan agar memikirkan akhirat lebih penting daripada memikirkan dunia. Toh, untuk apa belajar sains, ilmu duniawi kalau hasil akhirnya hanya jadi buruh pabrik yang dikuasai para kapitalis, lebih baik pikirkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan akhirat karena setiap manusia yang bernyawa pasti mati.

Jadi tak heran teknologi modern saat ini banyak buatan barat, sedangkan kita hanya menjadi bangsa pengguna dan penonton.

Lucunya lagi ketika umat muslim ditanya tentang teknologi yang dibuat oleh muslim saat ini, langsung menarik sejarah masa keemasan mereka dimasa Abbasiyah, dan membangga-banggakan para ilmuwan saat itu seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al Khawarizmi dan banyak lainnya.

Jelas ini sangat lucu, bukannya intropeksi diri malah mencari alasan agar tak terlihat lemah dimata orang lain. Yang lebih lucu lagi, sistem pecah belah ini, disadari banyak kaum muslim tapi mereka manggut-manggut saja tanpa mengkritisi.

Seperti halnya yang terjadi di Timur Tengah, kita bisa melihat kisah Lawrence of Arabia. Dimana saat itu pihak pemerintah Inggris mendekati Hussain, Sharif Makkah. Hingga akhirnya menghasilkan kesepakatan. Inggris akan memberikan kemerdekaan kepada Arab jika berada di pihak Inggris dalam melawan Ottoman.

Lalu selanjutnya terjadilah perang fatwa para tukang jual agama disana, dengan membuat mahzab tertentu yang disahkan oleh pemimpin negara, dengan memberikan statement bahwa negara mereka adalah negara yang paling dekat dengan ajaran Islam, dan yang lainnya salah semua.

Di Indonesia pun sebenarnya sama saja, hingga terjadilah politik identitas yang bikin geleng-geleng kepala. Agama yang seharusnya menjadi inspirasi kebaikan bagi kehidupan bernegara kita, malah disimpan untuk kepentingan politik.

Semakin menyelami hal ini, sempat membuat pening kepala. Pandanganku kembali tertuju pada rumah makan yang hanya ditutupi lembaran kain. Ternyata banyak juga kaki-kaki menjuntai disana, toh hal ini sebenarnya tak bermasalah.

Namun disini banyak umat muslim yang cosplay menjadi polisi fiqih atau cosplay berwujud malaikat, mengakibatkan ada beberapa kejadian yang membuat tak nyaman para pedagang makanan yang masih buka lapaknya di bulan puasa.

Jangankan pada kasus itu, dalam ibadah Shalat saja beda mahzab bisa saling adu mekanik, jadi pemikiran merasa paling benar ini selalu tertanam di jiwa oknum yang mengaku muslim secara kaffah.

Ane berfikir mendalam, apakah hal itu muncul karena inferioritas dimana perasaan yang timbul akibat lemahnya kondisi psikologis dan sosial, akibat banyak kekalahan yang terjadi membuat pikiran kita menjadi sensitif.

Hingga ada orang zalim dari golongannya pun dibenarkan, apakah ini yang dimaksud dengan golongan ashabiyah?

Pertanyaan itu menggantung tanpa jawaban, padahal kalau mau berfikir rasional ada pepatah bilang banyak jalan menuju Monas! Jadi, mau lewat selatan, utara, barat dan timur tujuannya akhirnya sama. Begitu juga ulama mahzab dimasa lampau saling menghormati jalan mereka masing-masing tanpa menghujat dan merasa paling benar.

Fanatisme golongan pada zaman Jahiliyah telah mengubah pikiran manusia untuk mengutamakan kepentingan suku, kabilah, dan bangsa di atas kepentingan yang lain melebihi kepentingan agama sekalipun. Di zaman modern fanatisme ini berubah dari golongan ormas, mahzab, hingga mengkultuskan individu.

Andai saja kita mau bersatu, mungkin saja nilai-nilai bhineka tunggal ika bisa menjadi inspirasi muslim di Indonesia saat ini.

Tak terasa waktu Ashar telah tiba, lamunanku terhenti sambil memijat kepala yang makin pusing. Setelah ritual ibadah dilaksanakan, kembali aku duduk ditempat semula dan melanjutkan lamunan yang terhenti.

Setidaknya inilah cara efektif bagi pengangguran untuk membunuh waktu di bulan puasa, selain berburu takjil gratis di masjid, melamun hal positif, juga bisa menjadi cerita yang bisa saja di share nantinya di banyak media sosial.

Kembali aku tenggelam dalam lamunan yang semakin tak berdasar, akhirnya ada sisi cerah yang bisa terungkap "jangan ashabiyah" inilah kunci dari permasalahan yang ada saat ini.

Kunci ini sebenarnya sudah banyak dipegang oleh banyak orang, tapi mau atau tidak mau menggunakan kunci tersebut.

Lamunanku berakhir ketika sang surya mulai meredupkan sinarnya, para pedagang takjil sudah berlomba menjajakan barangnya. Hingar bingar kendaraan bermotor semakin ramai, maklum menjelang sore dibulan puasa banyak orang keluar.

Nampaknya melamun lebih lama tidak akan indah lagi, banyak polusi suara dimana-mana. Kugerakkan langkah kaki mengarah ke ufuk barat dan berharap semoga sang pencerah bisa memasuki relung hati umat yang bagai buih dilautan, banyak namun kualitasnya hilang diterpa angin tanpa arah.

Suara kicau burung mengiringi langkah kakiku yang mulai menghilang dari pelataran masjid, semoga saja ada hikmah positif dalam lamunan ini dan membawa manfaat bagi semua orang.

Waktu semakin berganti, umur semakin pendek hingga manusia itu kembali pada sang pencipta, hanya catatan dan tulisan yang akan abadi.

Catatan akhir zaman.
c4punk @1445 hijriah.



Diubah oleh c4punk1950... 29-03-2024 07:57
ceuhetty
Cahayahalimah
alizazet
alizazet dan 19 lainnya memberi reputasi
20
29.1K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.