dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Pelajaran dari India: Makan Siang Gratis Tingkatkan Prestasi, Luput Atasi Kurang Gizi
Pelajaran dari India: Makan Siang Gratis Tingkatkan Prestasi Siswa, tapi Luput Atasi Kekurangan Gizi
13 Maret 2024, 08:10 WIB




Anak-anak sekolah di India menikmati program makan siang gratis. Foto ini diunggah pada 3 Oktober 2010. (Sumber: Heather Cowper via Wikimedia)




NEW DELHI, KOMPAS.TV - Program makan siang gratis yang diusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah dijalankan sejumlah negara lain dalam skala tertentu. Salah satu negara dengan program makan siang gratis yang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade adalah India.
Prabowo sendiri merujuk India sebagai salah satu contoh eksekusi program makan siang gratis untuk anak sekolah. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta pada 8 November 2023 silam.
“India (pendapatan) per kapitanya setengah dari kita, tapi mereka berani kasih makan siang untuk anak-anaknya. Bahkan program pemberian susu, revolusi putih, sudah jalan 25 sampai 30 tahun. Dan mereka sudah jalankan program makan siang gratis ini selama 4 tahun,” kata Prabowo, 8 November 2023.
“Saya bukan ekonom, tapi yang saya tahu, setiap ada 1 dolar beredar di sebuah negara, itu multiplier effect-nya bisa 2-3 kali lipat. Bayangkan ini Rp400 triliun, akan dipakai untuk buat emak-emak masak."


Program makan siang gratis di India yang mencakup sekitar 118 juta siswa dinilai sebagai program makan siang gratis paling ambisius di dunia. Lalu, seperti apa program makan siang gratis di India dan bagaimana hasilnya?
Program makan siang gratis di India
Makan siang gratis untuk anak sekolah di India diimplementasikan melalui skema Pradan Mantri Poshan Shakti Nirman (PM POSHAN) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan India. Program ini mencakup anak sekolah negeri dari kelas I-VII yang mendapatkan makan siang gratis.
Program makan siang gratis anak sekolah memiliki riwayat panjang di India. Program ini pertama diperkenalkan di Madras (kini Chennai), ibu kota negara bagian Tamil Nadu pada 1925.
Pada 2002, program makan siang gratis diadopsi secara nasional lewat putusan Mahkamah Agung India pada November 2001. Putusan Mahkamah Agung tersebut berawal dari gugatan People's Union for Civil Liberties (PUCL) usai kekeringan parah di sejumlah daerah India pada 2001.
Mahkamah Agung memutuskan bahwa pemerintah perlu menyediakan makan siang gratis di semua sekolah negeri atau sekolah yang dibantu oleh pemerintah.
Program makan siang gratis pun mulai dieksekusi dengan pembagian anggaran 60 persen oleh pemerintah pusat dan 40 persen oleh pemerintah negara bagian.
Sedangkan implementasi penyediaan makanan di lapangan diserahkan ke badan pemerintah lokal, umumnya tingkat desa, organisasi guru dan murid, hingga lembaga swadaya masyarakat.
Berapa anggaran progam makan siang gratis di India?
Pada tahun pelajaran 2023-2024, dilansir Telegraph India, pemerintah pusat mengalokasikan sekitar 116 miliar rupee atau Rp21,77 triliun untuk program makan siang gratis. Program ini memakan 11 persen dari total anggaran Kementerian Pendidikan India.
Makan siang gratis untuk anak-anak dimasak di sekolah oleh juru masak yang dipekerjakan untuk program tersebut. Pemerintah pun mendorong pemanfaatan pangan lokal untuk makan siang gratis.
Menurut laporan Global Child Nutrition Foundation (2020), program ini memakan biaya 1.121 rupee (Rp210.456) per anak per tahun untuk sekolah dasar dan 1.596 rupee (Rp299.633) per anak per tahun untuk sekolah menengah.
Akan tetapi, anggaran makan siang per anak dapat berbeda per negara bagian mengingat per negara bagian juga memiliki kemampuan fiskal yang berbeda untuk melaksanakan program makan siang gratis.
Alokasi nutrisi per porsi pun bervariasi per negara bagian. Negara bagian yang tercatat sebagai produsen daging dan susu cenderung mampu menyediakan protein hewani dan susu.
Kementerian Pendidikan India memberikan panduan nutrisi per porsi untuk makan siang gratis sejumlah 100 gram beras/gandum, 20 gram kacang-acangan, 50 gram sayuran, dan  gram lemak. Seporsi makan siang gratis ditargetkan memuat 300 kalori dan 8-12 protein.


Selain itu, pemerintah pusat India juga menetapkan panduan dalam hal jumlah juru masak yang dipekerjakan, yakni satu juru masak ditambah satu pembantu per 25 siswa, dua juru masak dan dua pembantu per 26-100 siswa. Jumlah juru masak dan pembantu ditambah satu per tambahan 100 siswa per sekolah.
Pada tahun ajaran 2016-2017, tercatat ada 2,5 juta juru masak dan pembantu yang terlibat program makan siang gratis India. Namun, pemerintah India mengakui kesulitan mendapat juru masak akibat rendahnya honorarium yang ditawarkan.
Menakar keberhasilan program makan siang gratis India
Program makan siang gratis secara umum dinilai berhasil meningkatan kesediaan orang tua menyekolahkan anak dan meningkatkan asupan gizi siswa. Makan siang gratis juga diasosiasikan dengan peningkatan kemampuan belajar siswa di sekolah.
Penelitian Tanika Chakraborty dan Rajshri Jayaraman yang dimuat Journal of Development Economics edisi 139 (2019) menunjukkan bahwa anak yang menerima manfaat makan siang gratis selama lima tahun menunjukkan kemampuan membaca 18 persen lebih tinggi dan kemampuan matematika 9 persen lebih tinggi dibanding anak yang menerima makan siang gratis kurang dari setahun.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin lama siswa menerima manfaat makan siang gratis, maka prestasi belajar semakin meningkat.
Sementara itu, penelitian oleh Farzana Afridi (2010) menunjukan bahwa makan siang gratis juga dapat menurunkan defisiensi protein anak sekolah dasar hingga 100 persen, defisiensi kalori hingga 30 persen, dan defisiensi zat besi hingga 10 persen.
Akan tetapi, program makan siang gratis anak sekolah di India belum mampu menurunkan angka kekurangan gizi secara signifikan. Menurut Global Hunger Index (GHI) 2023, angka kekurangan gizi di India masih mencapai 16,6 persen pada kurun 2020-2022 atau hampir dua dekade usai makan siang gratis diterapkan secara nasional.
Angka stunting India pun masih mencapai 35,5 persen, wasting (kekurangan berat badan anak) 18,7 persen, dan mortalitas balita 3,1 persen. India menempati peringkat 111 dari 125 negara dalam GHI 2023, masuk kategori "serius".
Pada 2000, sebelum makan siang gratis diberlakukan, India mencatatkan angka kurang gizi mencapai 18,3 persen, mortalitas balita 9,2 persen, wasting 17,8 persen, dan stunting 51 persen.
Sementara itu, Indonesia tercatat relatif berhasil meningkatkan kesejahteraan anak dengan angka kurang gizi 5,9 persen, mortalitas balita 2,2 persen, wasting 10,2 persen, dan stunting 30,8 persen per GHI 2023. Sedangkan pada 2000, angka kurang gizi di Indonesia mencapai 19 persen, mortalitas balita 5,2 persen, wasting 5,5 persen, dan stunting 42,3 persen.

https://www.kompas.tv/internasional/...-gizi?page=all
amekachi
kakekane.cell
aldonistic
aldonistic dan 2 lainnya memberi reputasi
3
978
66
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.