Sumber Gambar

Ayah mertua Azhiera, Udin Rodjudin, terkenal sebagai seorang konglomerat dengan memiliki GOR pribadi senilai Rp40 miliar. Namun, apa yang dilakukannya baru-baru ini menunjukkan betapa besar cintanya kepada Kurnia Meiga, suami Azhiera. Dikabarkan bahwa Udin Rodjudin hampir menjual GOR pribadinya demi mengobati Kurnia Meiga yang sedang sakit.

GOR yang terletak di Komplek Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur ini dijadikan pilihan terakhir untuk mendapatkan pengobatan yang diperlukan oleh Kurnia Meiga. Meskipun Azhiera mengungkapkan bahwa ayahnya sangat menyayangi Kurnia Meiga, reaksi Udin Rodjudin yang kecewa mengejutkan banyak orang.

Sebelum kasus KDRT antara Azhiera dan Kurnia Meiga mencuat ke publik, Azhiera kerap mengungkapkan kesabaran dan dukungannya terhadap suaminya tersebut melalui media sosial. Namun, Azhiera akhirnya mengungkapkan bahwa kasus KDRT-lah yang menjadi pemicu perceraian mereka.

Kisah ini mengingatkan kita betapa kuatnya perjuangan orangtua untuk melindungi dan menyembuhkan anaknya. Meskipun Udin Rodjudin hampir menjual GOR pribadinya, namun Kurnia Meiga tetap berusaha keras untuk sembuh dan mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Peristiwa ini juga mengajarkan kepada kita pentingnya saling mendukung dalam situasi sulit. Sebagai keluarga, kita harus saling menyayangi dan berusaha untuk saling membantu dalam menghadapi cobaan hidup. Meskipun demikian, keputusan untuk menjual aset berharga seperti GOR pribadi tidaklah mudah, namun Udin Rodjudin membuktikan cintanya kepada Kurnia Meiga dengan tindakan nyata.

Semoga Kurnia Meiga segera sembuh dan mendapatkan pengobatan yang diperlukan. Kisah ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menghargai dan menyayangi orang terdekat kita, termasuk dalam hal menjaga kesehatan dan kebutuhan hidup mereka. Semoga kebersamaan dan kebahagiaan keluarga Azhiera dan Kurnia Meiga dapat terjaga di masa depan.
Papilledema adalah kondisi medis yang ditandai oleh pembengkakan pada disk optik, yang merupakan bagian mata di mana saraf optik meninggalkan mata dan bergabung dengan retina. Pembengkakan ini biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam tengkorak, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti tumor otak, peningkatan tekanan intrakranial, perdarahan otak, atau penyumbatan aliran cairan serebrospinal.

Gejala papilledema meliputi:

1. Penglihatan kabur atau berkurang.
2. Mata yang terasa berat atau tekanan di belakang mata.
3. Sakit kepala, terutama di pagi hari.
4. Nyeri saat bergerak mata.
5. Kehilangan penglihatan pada bidang pandang tertentu.

Penting untuk memahami bahwa papilledema bukanlah suatu penyakit, tetapi tanda bahwa ada masalah yang lebih dalam, seperti peningkatan tekanan intrakranial. Oleh karena itu, diagnosis papilledema biasanya memerlukan pemeriksaan yang cermat oleh dokter mata atau spesialis saraf.

Perawatan untuk papilledema tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah peningkatan tekanan intrakranial, pengobatan mungkin meliputi obat-obatan untuk mengurangi tekanan dalam tengkorak, atau bahkan prosedur bedah untuk mengurangi tekanan pada saraf optik.

Kondisi ini membutuhkan perawatan medis yang tepat dan pengelolaan yang hati-hati untuk mencegah kerusakan permanen pada penglihatan. Jika Anda mengalami gejala papilledema atau memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mata Anda, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau spesialis mata untuk evaluasi lebih lanjut dan perawatan yang sesuai.


Sumber: Link Referensi