Suyati, orang tua Bintang Balqis Maulana (14), santri yang menjadi korban penganiayaan hingga tewas di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah Kabupaten Kediri, menegaskan penolakannya terhadap ajakan berdamai. Ia meminta agar para tersangka dihukum berat atas perbuatan mereka yang telah merenggut nyawa anaknya.

Dalam konferensi pers di Kediri, Suyati menegaskan sikapnya kepada sejumlah wartawan. Ia, bersama istri Rustam Efendi, datang ke Polres Kediri Kota untuk melaporkan kasus kekerasan yang menimpa anaknya.

"Saya tidak akan berdamai dengan alasan kasihan, karena saya melihat salah satu pengacara dari tim tersangka berpendapat bahwa ini hanya kesalahpahaman terkait masalah sholat," ujar Suyati dengan tegas.

Sebagai seorang ibu, Suyati merasa sangat mengerti anaknya. Menurutnya, Bintang selalu patuh pada perintah. Oleh karena itu, ia menolak keras perlakuan kasar dan tindakan keji yang menyebabkan putranya kehilangan nyawa.

"Anak saya selalu taat pada perintah. Tidak ada alasan untuk melakukan kekerasan atau bahkan membunuh," tambahnya sambil menahan air mata.

Suyati juga menuntut pertanggungjawaban dari pihak pondok pesantren. Baginya, penganiayaan terhadap anaknya terjadi akibat kelalaian dari pihak pesantren.

"Menurut saya, para pelaku harus dihukum setimpal atas perbuatan mereka. Mereka memperlakukan anak saya sebagai objek pertontonan di dalam pesantren. Mereka harus mendapat hukuman setimpal," tegasnya.

Kejadian tragis ini telah mencoreng nama baik Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah Kabupaten Kediri dan menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Semoga keadilan segera ditegakkan bagi Bintang Balqis Maulana dan keluarganya.



Info lengkapnya DI SINI