Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Harga Beras, Bisa Kerek Inflasi?


Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. Tempo/Tony Hartawan
IKLAN
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati was-was dengan kenaikan harga beras belakangan ini. Sebab, menurut dia, melonjaknya harga beras bisa mengerek inflasi komponen bergejolak atau volatile food.

Sri Mulyani menuturkan, inflasi di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara maju maupun inflasi global. Inflasi Indonesia per Januari 2024 tercatat 2,57 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy).

"Meskipun kita juga waspada terhadap kenaikan harga beras bulanan yang mencapai 7,7 persen year to date," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita pada Kamis sore, 22 Februari 2024.

Sri Mulyani menuturkan, hingga 21 Februari 2024, rata-rata harga beras telah mencapai Rp 15.175 per kilogram. "Ini yang memberikan kontribusi terhadap inflasi volatile food di dalam headline inflasi kita."

Dia menyebutkan, ada beberapa harga pangan lain yang juga menunjukkan kenaikan. Yakni, bawang putih, cabai merah, daging ayam, dan telur ayam.

Menurut Sri Mulyani, ini menjadi tantangan menjelang Idul Fitri atau puasa Ramadan. Oleh sebab itu, kata dia, volatile food harus bisa segera distabilkan agar headline inflation Indonesia terjaga rendah ketika inflasi dunia dan negara maju juga mulai menurun.

"Core inflation kita masih rendah di 1,68 persen (yoy) dan administered price dalam hal ini kontribusinya sangat kecil di 1,74 persen (yoy)," ucap Sri Mulyani.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi di tempat terpisah menyebutkan fenomena El Nino yang melanda di seluruh dunia telah menyebabkan produksi bahan pangan menurun. Sementara di saat yang sama,kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung tetap atau bahkan meningkat. Walhasil, kenaikan harga bahan pokok, salah satunya beras, tak terhindarkan.

"Bapak dan Ibu tahu kan kenapa mendapatkan bantuan beras? Karena saat ini harga beras di seluruh dunia sedang naik, kenaikan harga beras ini disebabkan perubahan iklim karena terjadi El Nino," ujar Jokowi saat membagikan 1.000 paket bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahap pertama kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) saat kunjungan kerja ke Gudang Perum Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis, 22 Februari 2024.
https://bisnis.tempo.co/read/1836838...-kerek-inflasi

ancaman inflasi karena beras...
kakekane.cell
kakekane.cell memberi reputasi
1
324
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.7KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.