Sumber Gambar

Debat capres 2024 belakangan ini tidak hanya menimbulkan perdebatan di antara para pendukung calon presiden, tetapi juga telah makan korban. Kejadian yang mengejutkan ini terjadi di Palembang, di mana seorang anak nekat menganiaya kedua orangtuanya setelah mereka bertengkar usai menonton debat capres di televisi.

Korban dari kekerasan ini adalah pasangan suami istri, Marsup dan Nurmala Dewi, yang mendapat serangan fisik dari anak mereka yang diketahui bernama AD. Dilaporkan bahwa setelah menonton debat capres, mereka bertengkar dan saling cekcok mulut. Nurmala Dewi kemudian mematikan televisi dan menyuruh anaknya tidur. Namun, tidak terima dengan permintaan tersebut, AD langsung memukul kedua orangtuanya dengan kekerasan yang menyebabkan luka lebam di wajah mereka.

Kejadian ini sangat mencemaskan, mengingat seorang anak sampai melakukan kekerasan fisik kepada orangtuanya sendiri hanya karena perbedaan pendapat dalam debat capres. Polisi saat ini tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Kasus tersebut dilaporkan ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang ada di Polrestabes Palembang.

Perbedaan pendapat dalam memilih calon presiden memang bisa saja terjadi di antara anggota keluarga atau masyarakat umum. Namun, tindakan kekerasan seperti yang terjadi pada kasus ini harusnya tidak pernah terjadi. Itu adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan dan harus diberikan sanksi yang tegas.

Perdebatan politik dalam pilihan capres seharusnya dilakukan secara sehat dan santun. Masyarakat perlu menghormati perbedaan pendapat satu sama lain dan tidak membiarkan emosi mengambil alih dan mengarah pada kekerasan. Keberagaman dalam memilih calon presiden adalah hal yang wajar dalam demokrasi, dan semua pihak harus menjaga agar proses ini tidak merugikan keluarga atau masyarakat.

Kasus ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijaksana dalam menghadapi perbedaan pendapat politik. Edukasi mengenai cara berdiskusi dan menghargai pendapat orang lain sangat penting, terutama dalam keluarga. Kekerasan fisik bukanlah solusi, melainkan hanya akan memperburuk keadaan dan merusak hubungan antaranggota keluarga.

TS berharap kasus ini dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua dan agar masyarakat selalu menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang menjaga keberagaman pendapat dan menghindari tindakan kekerasan dalam mengekspresikan pendapat politik. Semoga tindakan kekerasan semacam ini tidak terulang di masa depan, dan semua pihak dapat membangun harmoni dalam memilih pemimpin negara dengan cara yang sehat dan saling menghormati.


Sumber: Link Referensi