Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Separatis Papua Beda Sikap, TPNPB-OPM Minta Egianus Kogeya Bebaskan Kapten Philips
Separatis Papua Beda Sikap, TPNPB-OPM Minta Milisi Egianus Kogeya Bebaskan Kapten Philips

Pembebasan pilot asal Selandia Baru itu demi kemanusiaan.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
   
FILE - Dalam foto tak bertanggal ini dirilis oleh Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap bersenjata dari Gerakan Papua Merdeka, pemberontak separatis Papua berpose untuk foto dengan seorang pria yang mereka katakan adalah pilot Selandia Baru Phillip Mark Mehrtens yang mereka sandera minggu lalu, di sebuah lokasi yang dirahasiakan di provinsi Papua, Indonesia. Pemberontak separatis di wilayah Papua yang bergolak di Indonesia merilis sebuah video pada hari Rabu, 26 April, yang memperlihatkan pilot Selandia Baru yang mereka sandera pada bulan Februari dengan mengatakan bahwa serangan militer Indonesia baru-baru ini mengancam keselamatannya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Pemimpin Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Ogranisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mendesak kelompok bersenjata Egianus Kogeya membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Marthen dari penyanderaan.

Kepala Staf Umum Komnas TPNPB Taryanus Satto menegaskan, pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu demi kemanusian. Kata dia, pembebasan sandera tak bisa ditukar dengan desakan kelompok separatisme bersenjata agar Indonesia memerdekakan Papua.

Pilot asal Selandia Baru yang sampai saat ini ditahan (disandera) oleh pasukan Egianus Kogeya harus dibebaskan demi kemanusiaan berdasarkan hukum perang humaniter internasional. Dan tidak ada alasan untuk pilot tersebut harus ditahan sampai kiamat,” kata Taryanus melalui siaran pers yang disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom kepada Republika, Sabtu (3/2/2024).

Taryanus, pun mengatakan, syarat pembebasan Kapten Philips yang selama ini disampaikan kelompok Egianus Kogeya tak masuk akal.
Kata Taryanus, Egianus Kogeya bersama-sama pasukannya di wilayah Nduga, Papua Pegunungan tak bisa menjadikan Kapten Philips sebagai sandera untuk kemerdekaan Papua.

Menurut Taryanus, meskipun Egianus Kogeya juga merupakan salah-satu pemimpin lapangan kelompok separatisme TPNPB-OPM, namun ancaman akan membunuh Kapten Philips jika Indonesia tak melepas merdeka wilayah Papua, adalah sikap dan reaksi yang berlebih-lebihan dan sulit terpenuhi. Apalagi mengingat Kapten Philips bukan warga negara Indonesia.

“Oleh karena itu, Egianus Kogeya dan pasukannya harus cabut pernyataannya yang mengatakan pilot yang disandera akan dijadikan jaminan Papua merdeka. Hal itu sama sekali tidak mungkin terjadi. Dan kami di pimpinan pusat markas pusat TPNPB-OPM bahwa pernyataan Egianus Kogeya tersebut, adalah pernyataan yang emosional, dan sama sekali tidak pernah dibicarakan dengan pimpinan pusat markas pusat TPNPB-OPM,” kata Taryanus.

Sebab itu, kata Taryanus, agar Egianus Kogeya berhati-hati dengan pernyataannya, dan agar segera membebaskan Kapten Philips.
Kaptens Philips Mark Marthen genap setahun dalam penyanderaan oleh kelompok separatisme bersenjata Papua Merdeka.

Pilot maskapai sipil Susi Air itu, ditangkap oleh kelompok separatisme yang dipimpin Egianus Kogeya di Lapangan Udara Paro, di Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023 lalu. Sebelum ditangkap, kelompok bersenjata itu melakukan serangan di lapangan udara pesawat perintis di kawasan pegunungan Papua tersebut. Upaya untuk membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu terus dilakukan sampai saat ini.

Pelibatan banyak tokoh lokal, dan agamawan turut disertakan dalam aksi persuasif untuk membebaskan Kapten Philips. Namun begitu, dari pihak keamanan TNI-Polri, pun melakukan serangkaian operasi militer untuk misi pembebasan Kapten Philips.

Dalam beberapa operasi pembebasan tersebut, kontak tembak pasukan TNI-Polri dengan kelompok separatisme berakhir dengan tewasnya sejumlah prajurit, maupun di pihak lawan. Tetapi upaya pembebasan melalui jalur dialog, dan operasi militer tersebut tetap tak membuahkan hasil hingga saat in
https://news.republika.co.id/berita/...kapten-philips











Pernyataan Umum dan Terbuka dari Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB

Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom (Doc. Prib)
The Papua Journal - Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (Komnas) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB OPM) merilis  pernyataan umum dan terbuka kepada semua pihak, Sabtu (03/02).

Pernyataan terbuka itu tertanda Kepala Staff Umum KOMNAS TPNPB, Mayjen Terryanus Satto dan Jubir KOMNAS TPNPB, Sebby Sambom itu memuat 10 pernyataan dan pesan.

“Pernyataan dan pesan Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Kepada semua Pejuang dan Rakyat Papua, juga lebih khusus kepada TPNPB di 36 Komando Daerah Pertahanan di seluruh Tanah Papua dan Wilayah Pertahanan III Ndugama Derakma,” jelas dalam pernyataan tertulis yang diterima The Papua Journal.

Berikut adalah isi pernyataan dan pesan dari Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB:

Pertama, Masalah Pembebasan Sandera Pilot Asal Selandia Baru Philip M. Marten adalah Tanggung Jawab KOMNAS TPNPB secara Komando dan hanya KOMNAS TPNPB yang akan pasang badan,  artinya resiko apapun yang dihadapi akan dipertanggungjawabkan adalah Pimpinan Markas Pusat KOMNAS TPNPB. Oleh karena itu semua komunikasi harus melalui Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB;

Kedua, Untuk mencari solusi Pembebasan Pilot Asal Selandia Baru  Philip M. Marten, kami di Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB tetap bekerja sama dengan Pihak Internasional yang netral dan independen sebagai Fasilitator dan juga sebagai mediator. Untuk poin ini kami juga membuka diri dan tetap bekerja sama dengan semua Pejuang Papua bersama rakyat yang berafiliasi dengan KOMNAS TPNPB atau kami juga minta dukungan moril dari semua pihak yang peduli akan kemanusiaan;

Ketiga, Pilot Asal Selandia Baru yang di tahan Pasukan TPNPB dibawah Pimpinan Panglima Brigadier General Egianus Kogeya harus dibebaskan demi kemanusiaan berdasarkan Hukum Perang Humaniter Internasional, dan tidak ada alasan untuk Pilot harus ditahan sampai dunia kiamat;

Keempat, Dan kami perlu sampaikan bahwa Pernyataan Panglima Egianus Kogeya dan Pasukannya yang mana mereka telah mengatakan bahwa Pilot asal Selandia baru yang mereka Tahan itu harus di tukar dengan Papua merdeka, tetapi kami dari Pimpinan Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB sampaikan bahwa itu Pernyataan yang emosional tanpa minta pendapat kepada Pimpinan TPNPB di Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB maka perlu di review;

Kelima, Oleh karena itu Panglima Egianus Kogoya dan Pasukannya harus cabut pernyataan sesuai poin 4 di atas ini yang mengatakan bahwa Pilot akan dijadikan jaminan Papua merdeka harga mati, hal ini sama sekali tidak mungkin terjadi.

Mengapa? Karena tidak ada sejarah di dunia ini bahwa ada Negara yang pernah merdeka ditukar dengan Kemerdekaan, jadi hal ini yang perlu dipahami oleh semua pihak, dan terutama TPNPB dan juga Pejuang dari Ndugama;

Keenam, Jika demikian, maka semua Pejuang dan kaum terpelajar di Wilayah adat Ndugama bisa bantu kami di Manajemen KOMNAS TPNPB untuk sampaikan pesan-pesan kami kepada Pasukan dan Pimpinan TPNPB di Wilayah Pertahanan III Ndugama Derakma, bahwa pentingnya bebaskan Pilot asal Selandia baru ini segera;

Ketujuh, Jika kami bebaskan Pilot Asal Selandia Baru ini dengan hormat, maka kami akan dihargai oleh masyarakat Internasional dan bahkan PBB, dan juga martabat perjuangan bangsa Papua untuk merdeka akan terangkat, namun jika Pilot ini mati di tempat yang ditahan maka kami akan disalahkan oleh Masyarakat Internasional dan PBB;
Kedelapan, Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB  tegaskan bahwa Pilot asal Selandia Baru yang tidak berdaya itu jangan jadikan Posisi Bargaining untuk Perundingan Politik tingkat Tinggi, karena Perundingan Politik tingkat tinggi dengan Indonesia akan datang secara alami sesuai perjuangan kami yang masif;

Kesembilan, Berdasarkan Poin nomor 8 di atas, maka kami dari Pihak Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB tegaskan bahwa TPNPB Komando Wilayah Pertahanan III Ndugama Derakma tidak boleh dengar hasutan oleh siapapun yang tidak bertanggung jawab, namun TPNPB Komando Wilayah Pertahanan tiga harus dan wajib berkomunikasi aktif hanya dengan Pimpinan Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB dan itu adalah mekanisme Protokol dalam Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.

Mengapa? Karena ada Oknum-oknum yang mengatakan bahwa Pilot Asal Selandia Baru yang tidak berdaya dan tidak tahu apa-apa itu akan dijadikan bargaining Politik Perundingan untuk Papua merdeka, maka orang-orang itu adalah agen BIN Indonesia. Dan dalam hal ini, jika  Pilot Asal Selandia Baru ini jadi korban, maka hal itu akan legitimasi stigma Teroris dan Kriminal yang distigmakan oleh Pemerintah Kolonial Republik Indonesia terhadap TPNPB;

Kesepuluh, Dengan hormat kami harus mampu bebaskan Pilot Asal Selandia Baru Philip M. Marten demi kemanusiaan berdasarkan Hukum Humaniter Perang Internasional, maka itu adalah peluang bagi bangsa Papua untuk kampanye Internasional, dan Lobi-lobi Politik di tingkat Internasional akan terbuka. Mengapa hal ini penting? Karena disana ada jalan, dan jika Pilot mati di tangan TPNPB, maka hal itu akan merugikan Bangsa Papua yang telah berjuang 60 tahun lebih.

“Demikian pernyataan dan Pesan ini dikeluarkan oleh Pimpinan Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB pada tanggal 3 Februari 2024, untuk menjadi perhatian dan dapat dilaksanakan oleh semua Pihak. Dan terima kasih atas dukungan serta kerja sama yang baik,” terang Sebby Sambom. (*)

https://www.thepapuajournal.com/taha...s-tpnpb?page=2

perkembangan sang pilot
0
311
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.