Generasi Z Suka Ngutang, tapi Gak Suka Bayar! Kenapa Begitu?

Beranda

...

Perencanaan Keuangan
Generasi Z Suka Ngutang, tapi Gak Suka Bayar! Kenapa Begitu?

harrywjyy

28-01-2024 22:52

Generasi Z Suka Ngutang, tapi Gak Suka Bayar! Kenapa Begitu?

Sumber Gambar

Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, sedang menghadapi berbagai tantangan dalam era digital saat ini. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh generasi ini adalah perangkap pinjaman online dan investasi yang tidak masuk akal. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memiliki literasi keuangan yang baik agar terhindar dari risiko finansial yang mungkin timbul.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa generasi Z cenderung senang berutang namun enggan membayar kewajiban keuangan mereka. Data OJK menunjukkan bahwa generasi muda ini menjadi penyumbang terbesar dalam kredit macet perusahaan teknologi finansial. Pada rentang usia 19-34 tahun, generasi milenial dan Gen Z menyumbangkan kredit macet sebesar Rp763 miliar, atau sekitar 47 persen dari total. Hal ini menjadi perhatian serius karena literasi dan iklusi keuangan pada generasi Z dianggap sangat penting untuk perekonomian masa depan.

Generasi Z adalah kelompok yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi digital. Mereka sering terjerat pinjaman online tanpa pemahaman yang cukup tentang konsekuensi dan tanggung jawab keuangan. Dalam upaya untuk meningkatkan literasi keuangan mereka, OJK mengadakan Festival Literasi Finansial 2023 di Universitas Nusa Cendana. Acara tersebut memberikan wawasan kepada generasi muda tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang baik dan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.

Horas V. M. Tarihoran, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, menekankan pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda dalam mencapai kebebasan finansial. Dia mengatakan bahwa generasi muda harus belajar berinvestasi ketika memiliki uang dan mengetahui cara yang tepat untuk melakukannya. Dalam pengelolaan keuangan yang baik, Tarihoran menyarankan untuk menggunakan 10 persen pendapatan untuk kebutuhan sosial, 20 persen untuk investasi dan proteksi, 30 persen untuk cicilan dan utang, serta 40 persen untuk biaya hidup.

Sumber Gambar

Dalam laporan yang dirilis oleh Financial Times, sebagian besar Gen Z di Amerika Serikat terlihat gengsi jika tidak menggunakan iPhone. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih fokus pada keinginan daripada kebutuhan sehari-hari. Dengan meningkatnya literasi keuangan, diharapkan generasi muda akan dapat memahami pentingnya mengelola keuangan mereka dengan bijaksana. Mereka harus mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan serta menghindari terjebak dalam jerat pinjaman online yang dapat mempengaruhi kesejahteraan finansial mereka di masa depan.

Penting bagi Generasi Z untuk tidak hanya kreatif dalam menggunakan media sosial, tetapi juga kritis dan bijak dalam mengambil keputusan keuangan. Mereka perlu mengenali risiko dan memahami bagaimana mengelola uang dengan baik. Literasi keuangan akan memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merencanakan masa depan keuangan mereka dengan lebih baik.

Dalam menghadapi era digital yang penuh dengan informasi, generasi ini perlu menjadi pengguna yang cerdas dan terhindar dari jerat pinjaman online yang merugikan. Dengan memiliki literasi keuangan yang baik, Generasi Z dapat menghindari jebakan finansial dan mencapai kebebasan finansial yang sejati. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk terus meningkatkan pemahaman mereka tentang literasi keuangan dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat yang lebih bijak secara finansial.

Meningkatkan literasi dan iklusi keuangan pada generasi Z menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat. Dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan yang benar, diharapkan generasi Z akan dapat membangun masa depan yang lebih cerdas secara finansial.

Sumber: Link Referensi

emoticon-Cendol Gan