Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Warga Tewas Ditembak & Ratusan Mengungsi Akibat Rencana Bangun Patung Yesus
Warga Sipil Tewas Ditembak di Papua dan Ratusan Mengungsi Akibat Rencana TNI-Polri Bangun Patung Yesus
28 Januari 2024, 10:00 WIB



PIKIRAN RAKYAT - Dua warga sipil menjadi korban penembakan dalam konflik bersenjata di Intan Jaya, Papua Tengah, dalam sepekan terakhir. Satu di antara mereka tewas di lokasi kejadian tanpa sempat dilarikan ke puskesmas terdekat.

Warga yang tewas adalah Yusak Sondegau. Dia ditembak dan tewas di halaman rumahnya pada 21 Januari 2024 sekira pukul 11.00 WIT. Informasi tersebut disampaikan warga Sugapa yang berada di lokasi dan turut mengangkut jenazah korban.

Saksi mata tersebut meminta identitasnya disembunyikan, karena khawatir akan mendapat intimidasi dalam situasi konflik yang belum mereda. Dia menuturkan bahwa sebelum ditembak, Yusak Sondegau baru saja pulang dari ibadah Minggu di gereja.

Rumah korban diketahui berada dekat pos Brimob. Posisi rumahnya tepat di belakang Bank Papua Sugapa.

"Setelah warga pulang ibadah, sekelompok personel TNI/Polri masuk ke rumah Yusak dan memeriksa dari kamar ke kamar. Mereka keluar setelah mengambil data orang-orang yang tinggal di rumah itu, termasuk Yusak," tuturnya.

Orangtua Yusak Sondegau yang bekerja di kantor bupati kemudian memberi minuman kepada para aparat keamanan tersebut. Sebelum kembali ke pos jaga, aparat memerintahkan semua warga kampung untuk masuk ke dalam rumah mereka.

Akan tetapi, Yusak Sondegau bertahan di luar rumah.

Dia duduk di halaman. "Lalu terdengar suara tembakan satu kali. Masyarakat bertanya-tanya itu tembakan apa. Ternyata aparat menembak Yusak. Dia mati di tempat. Waktu ditembak, dia tidak membawa senjata tajam apapun. Dia mengenakan baju hitam, jaket, dan sepatu lumpur," tutur saksi.

Informasi penembakan Yusak Sondegau pun beredar cepat. Tak lama berselang, pengurus beberapa gereja dan pejabat distrik datang, lalu mengevakuasi jenazah Yusak ke Puskesmas Yokatapa.

Orang-orang melarikan korban ke puskesmas bukan untuk menyelamatkan nyawanya. Namun pada saat dievakuasi, Yusak Sondegau sudah tidak bernapas dan ada peluru bersarang di punggung kanannya.

"Warga angkat jenazahnya ke puskesmas agar dokter bisa kasih surat kematian dan juga untuk bersihkan lukanya," ujar saksi mata lain.

TNI Akui Tembak Yusak

Juru Bicara Kodam Cenderawasih, Letkol Candra Kurniawan menyebut, pasukan TNI/Polri melakukan penindakan hukum yang mengakibatkan Yusak Sondegau tewas. Dia menuduh korban merupakan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

"Kejadian ini bermula saat dilakukan penegakan hukum oleh personel gabungan TNI/Polri yang melihat tujuh gerombolan KKB (istilah yang digunakan pemerintah untuk menyebut TPNPB)," katanya.

Candra Kurniawan mengklaim, pasukannya melihat tujuh orang itu membawa dua senjata laras panjang. Mereka berada di Kampung Baitapa menuju Kumbalagupa Sugapa.

Setelah menembak Yusak Sondegau, senjata laras panjang itu kemudian dibawa lari anggota TPNPB. Namun, klaim tersebut tidak sesuai dengan kesaksian warga.

Selain bukan anggota milisi pro-kemerdekaan, Yusak Sondegau disebut tidak pernah memiliki atau membawa senjata api saat terbunuh.

"Yusak sudah lama tinggal di rumah itu. Dia tidak pernah gabung dengan TPNPB atau OPM. Dia adalah seorang pekebun. Kami pikir aparat curiga gara-gara dia pakai sepatu lumpur. Tuduhan kepada Yusak sangat tidak benar," tutur saksi mata.

Tak lama berselang, petinggi TPNPB di Intan Jaya Gusby Wakerkwa menyebar pernyataan kepada pers di Papua bahwa Yusak Sondegau bukanlah anggota milisinya.

"Kalau ada berita bahwa mereka adalah anggota TPNPB, itu adalah pembohongan publik," ucapnya.

Panglima Kodam Cenderawasih, Mayjen Izak Pangemanan sebelumnya sempat mengakui bahwa terdapat satu warga sipil yang tertembak dalam peristiwa baku serang antara TNI/Polri dan TPNPB. Namun, dia membantah personelnya yang menembak warga sipil tersebut. Dia melempar tuduhan kepada TPNPB.

"Ada warga sipil yang tertembak, sudah pasti yang menembak bukan TNI. Saya jamin TNI tidak salah tembak," katanya.

Ratusan Warga Mengungsi, Rasa Takut Menghantui

Setelah Yusak Sondegau tewas, ratusan warga sipil dari enam kampung secara swadaya mengevakuasi diri. Mereka kini tersebar ke berbagai lokasi, antara lain Pastoran Gereja Katolik Santo Misael Bilogai, Gereja Protestan Tigamajigi, Greja Katolik Agapa, dan Gereja Katolik Stasi Baitapa.

Seorang warga yang mengungsi berkata, rasa takut kini menjalar ke hampir semua orang. Namun, laki-laki dewasa merasakan kecemasan yang paling berat. Mereka cemas bernasib sama seperti Yusak: dituduh anggota milisi pro-kemerdekaan, ditembak, lalu mati.

"Warga sangat trauma, terlebih laki-laki. Laki-laki kalau keluar paling hanya di halaman, lalu masuk kembali. Yang keluar dan petik sayur di halaman hanya perempuan," tutur warga yang meminta identitasnya disembunyikan atas dasar keamanan.

Menurut seorang warga, Kapolres Intan Jaya AKBP Afrizal Asri memberi pengumuman kepada masyarakat melalui pengeras suara masjid di Sugapa pada Kamis 25 Januari 2024. Dia meminta warga untuk tidak beraktivitas keluar rumah pada jam-jam tertentu. Dia juga meminta masyarakat menghindari aktivitas di "zona rawan konflik".

Sejak eskalasi kontak tembak meningkat pada 19 Januari 2024 lalu, setidaknya satu polisi dan lima orang yang diduga anggota TPNPB tewas. Polisi yang tewas adalah seorang anggota Brimob: Bripda Alfando Steven Karamoy.

Polemik patung Yesus

Pangdam Cenderawasih, Izak Pengemanan menuduh TPNPB membuat isu tidak benar terkait proyek pembangunan patung Yesus Kristus di Intan Jaya, yakni terdapat bom besar di dalam patung tersebut. Dia berkata, proyek patung itu telah sejak lama dibangun oleh TNI.

Satuan Tugas dari Batalyon Infanteri 330/Tri Dharma yang kini bertugas di Intan Jaya ditugaskan melanjutkan proyek pembangunan patung tersebut.

"Semua ini dilakukan untuk membangun perdamaian, saya tidak mau ada kekerasan dan pertumpahan di Tanah Papua. Saya sesalkan ada yang menyebar isu patung itu," ujar Izak Pengemanan.

Patung raksasa Yesus Kristus itu direncanakan akan menjadi lokasi wisata di Intan Jaya. Sejak awal Januari 2024 lalu, penolakan terhadap proyek itu bermunculan, antara lain dari kalangan mahasiswa. Mereka menduga, proyek patung Yesus ini berkaitan dengan eksploitasi sumber daya emas di Blok Wabu.

'Tugas TNI Bukan Bangun Patung Yesus'

Seorang rohaniawan Katolik asal Intan Jaya, Pastor Yeskiel Belau menilai proyek patung tersebut problematis. Menurutnya, proyek itu tidak semestinya ada, karena tugas pokok TNI/Polri bukan membangun sarana wisata rohani. Dua institusi tersebut juga tidak memiliki kewenangan menjalankan penginjilan Kristiani.

"Hal-hal yang berhubungan dengan kerohoanian, jalurnya adalah keagamaan," ucapnya.

"Patung-patung kudus, seperti patung para santo-santa maupun patung Yesus adalah ciri khas Gereja Katolik, maka jelas hubungan ini hendaknya membuka hati pemerintah Intan Jaya untuk menyerahkan pembangunannya kepada Gereja Katolik," kata Yeskiel Belau menambahkan.

Dia lantas menyebut bahwa tanpa izin pimpinan gereja seperti uskup atau imam, legalitas proyek patung Yesus berpotensi melanggar hukum Katolik.

"Gereja mempunyai sumber teologi. Magisterius Gereja berhubungan dengan hukum yang harus ditaati umat, yaitu Kitab Hukum Kanonik yang sudah mengatur semuanya, dari kelahiran, kematian, termasuk pembangunan sarana rohani," tutur Yeskiel Belau.

"Demi hukum Gereja dan situasi aman dan damai di Intan Jaya, serahkanlah patung Yesus itu kepada gereja untuk ditempatkan di tempat yang pantas," ujarnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC.***

https://www.pikiran-rakyat.com/nasio...yesus?page=all


Diubah oleh dragonroar 28-01-2024 09:11
ytbjts
ytbjts memberi reputasi
1
786
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.