Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Perang Membara di Timur Tengah, 4 Negara Arab Ini di Ambang 'Kiamat'
Perang Membara di Timur Tengah, 4 Negara Arab Ini di Ambang 'Kiamat'

Jakarta, CNBC Indonesia - Timur Tengah (Timteng) saat ini dalam kondisi yang tidak stabil. Peperangan antara Israel dan juga Hamas di Jalur Gaza telah memicu keterlibatan beberapa milisi seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon serta negara-negara seperti Iran dan Suriah.

Peperangan telah membuat sebagian wilayah hancur porak-poranda. Gaza, misalnya, telah mengalami banyak gedung dan infrastruktur vital yang hancur. Bahkan, rumah sakit di wilayah itu telah hancur terkena serbuan dari militer Israel.
Badan Kemanusiaan PBB, OCHA, melaporkan bahkan sebelum perang Israel-Hamas pecah, negara tetangga Lebanon dan Suriah telah mengalami tantangan yang besar. Yaman, di sisi lain, telah mendapatkan mendapatkan gelar sebagai rumah bagi bencana kemanusiaan terburuk di dunia. 


"Kita mempunyai sejarah krisis berskala besar yang baru-baru ini terjadi di seluruh kawasan dan sekarang kita menghadapi konflik paling intens (Gaza) yang pernah kita lihat pada generasi modern, yang berisiko menimbulkan konflik di antara konflik-konflik lainnya," ujar James Denselow, kepala kebijakan konflik dan kemanusiaan di Save the Children, kepada The Guardian, Senin (22/1/2024).
"Bagi kami, sebagai lembaga kemanusiaan anak-anak, hal ini sangat buruk."
Empat krisis yang terjadi bersamaan di Gaza, Lebanon, Suriah dan Yaman telah memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap lembaga-lembaga bantuan. Komunitas kemanusiaan harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka tidak dapat lagi memenuhi permintaan.

"Kombinasi krisis kemanusiaan di Timur Tengah, termasuk bencana kemanusiaan di Gaza, telah memberikan tekanan yang lebih besar dibandingkan yang pernah kita lihat terhadap kemampuan finansial donor untuk merespons dan kemampuan aktor kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan mereka," kata Jeff Feltman, peneliti senior di UN Foundation.

"Segalanya memang buruk, namun konsensus menunjukkan bahwa masa-masa yang lebih suram akan segera terjadi. Ini mungkin akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," timpal Jens Laerke, pejabat senior di OCHA di Jenewa.
Berikut beberapa gambaran situasi dan kondisi di empat wilayah timur tengah tersebut. 


1. Suriah
Dengan makin dekatnya peringatan 13 tahun konflik Suriah, negara yang dilanda perang ini mendapati dirinya terjerumus ke dalam bencana kemanusiaan yang semakin parah.
Penilaian terbaru menyimpulkan bahwa 85% rumah tangga bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dan 70% membutuhkan bantuan kemanusiaan. Negara ini, kata PBB, juga berada di pusat "krisis pengungsi terbesar di dunia".
Kebutuhan kemanusiaan di Suriah, menurut Komisi Eropa baru-baru ini, telah mencapai "titik tertinggi sepanjang masa".

Perang di negara itu pun belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir meski banyak negara telah ikut campur tangan. Pada hari Senin, Turki mengatur serangan udara terhadap pejuang Kurdi di negara tersebut. Keesokan harinya, Iran menembakkan rudal ke Suriah utara.

Dua hari kemudian, Kamis, giliran Yordania, kali ini menyerang sasaran di bagian selatan negara tersebut. Yang melengkapi minggu yang penuh gejolak ini adalah dugaan serangan udara pada hari Sabtu terhadap tokoh militer Iran di Damaskus.


2. Gaza (Palestina)
Pada awal bulan Oktober, hanya sedikit warga Palestina di Gaza yang dapat membayangkan betapa mendasarnya kehidupan mereka akan berubah. Terbaru, citra satelit mencatat tingkat kehancuran di sebagian besar wilayah pesisir sekitar 100 hari sejak Israel memulai serangannya.
Setidaknya setengah dari rumahnya diyakini hancur atau rusak. Lebih dari 85% penduduknya telah mengungsi. Seorang pejabat senior PBB baru-baru ini menggambarkan Jalur Gaza yang sempit sebagai wilayah yang "tidak dapat dihuni".

Di tengah musim dingin, ratusan ribu orang bertahan hidup di tempat penampungan sementara, di dalam mobil, atau di tempat terbuka.
"Lebih dari 1,4 juta dari 2,3 juta populasi sebelum perang tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak dan tidak sehat," menurut PBB.


3. Lebanon
Empat tahun setelah krisis ekonomi bersejarahnya, Lebanon telah lama dianggap sebagai salah satu negara yang menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari separuh penduduknya yang berjumlah 5,8 juta jiwa bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk kebutuhan dasar.
Sekali lagi, lembaga-lembaga bantuan khawatir karena tidak cukupnya bantuan yang diberikan. Sehari sebelum serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, PBB merasa cukup prihatin dan memperingatkan bahwa jumlah bantuan yang diberikan kepada Lebanon jauh lebih kecil dari tingkat kelangsungan hidup minimum yang biasanya didistribusikan.

Situasi ini kemungkinan besar akan diperburuk dengan terjadinya serangan di Gaza dan dampaknya terhadap bantuan di seluruh Timur Tengah.
Kesulitan sehari-hari diperparah oleh dampak inflasi dan depresiasi mata uang yang mendorong kenaikan harga komoditas dasar. Selain itu, lebih dari 1,2 juta orang memerlukan dukungan untuk mengakses air bersih dan sanitasi.
Sejumlah besar pengungsi Suriah, yang melarikan diri dari perang melintasi perbatasan, menambah tekanan pada negara yang rapuh ini.
"Lebanon kini menampung jumlah pengungsi per kapita dan per kilometer persegi tertinggi di dunia," tambah data PBB.


4. Yaman
Sebelum keterlibatan Houthi dalam serangan Laut Merah, negara Teluk yang hancur akibat perang saudara selama bertahun-tahun, telah mengalami kegagalan dalam banyak hal.
Sekitar 21 juta warga Yaman, atau dua pertiga penduduknya, bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup. Dari jumlah tersebut, lebih dari 14 juta orang berada dalam ancaman karena "kebutuhan mendesak yang akut". Selain itu, setidaknya 3 juta orang mengungsi dari rumah mereka sejak tahun 2015.
Serangan baru-baru ini yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris kepada Houthi telah memicu kepanikan baru, dengan beberapa operasi bantuan terhenti. Ini menjadi masalah lantaran 200 organisasi kemanusiaan dunia biasanya menyalurkan bantuan kepada rata-rata 8,9 juta warga Yaman setiap bulannya.

sumber
Diubah oleh 4574587568 23-01-2024 02:28
0
226
5
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.