Wah, agan-agan dan sista-sista pasti udah pada tau dong debat capres kemarin? Nah, ada nih satu momen seru yang lagi jadi perbincangan di jagad maya. Gimana enggak, Prabowo tiba-tiba menyebut Anies Baswedan dengan sebutan "profesor"! Ane jadi penasaran, kenapa sih Prabowo bisa manggil Anies dengan sebutan itu?

Ternyata, hal ini bukan kali pertama Prabowo manggil Anies dengan sebutan profesor. Pas acara Rakernas APEKSI di Makassar, Prabowo juga menyebut Anies dengan kata itu. Dan yang bikin menarik, para undangan malah pada tepuk tangan meriah! Kok bisa ya?



Kalo menurut ane sih, Prabowo manggil Anies dengan sebutan profesor ini adalah sebuah strategi politik yang cerdik. Kita tahu kan kalau Anies itu seorang mantan profesor yang pintar dan berpendidikan tinggi. Dengan manggil Anies profesor, Prabowo mungkin ingin menggambarkan Anies sebagai sosok yang kompeten dan pinter dalam dunia akademik. Dan siapa tau dengan manggil Anies profesor, Prabowo berharap bisa menarik perhatian pemilih yang menghargai pendidikan tinggi.

Tapi yang bikin lucu adalah reaksi Prabowo yang manggil Anies profesor. Pas ditanya Bima tentang satu kata untuk menggambarkan Anies, Prabowo langsung jawab "profesor" dengan singkat. Eh, tapi kita jangan lupa juga kalau Anies itu sebenernya punya gelar PhD. Jadi sebenernya Anies itu bukan cuma profesor, tapi lebih tinggi lagi derajatnya!

Pokoknya, debat kemarin tuh penuh dengan momen seru dan bikin geleng-geleng kepala. Tapi salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah Prabowo manggil Anies dengan sebutan profesor. Bagi ane, itu adalah langkah cerdik dalam mempengaruhi persepsi publik.

Yuk kita intip pendidikan Pak Anies,

PENDIDIKAN
SD IKIP Labrotori II, Yogyakarta ( 1982 )

SMP Negeri 5, Yogyakarta ( 1985 )

SMA, South Milwaukee, Senior High School (AFS Year Program), Wisconsin, Amerika ( 1988 )

SMA Negeri 2, Yogyakarta ( 1989 )

S1. Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta ( 1995 )

S2. University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat ( 1998 )

S3. Northern Illinois University, Department of Political Science, DeKalb, Illinois, Amerika Serikat ( 2005 )

Anies Baswedan menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang doktoral atau strata tiga (S3) di luar negeri, dia menyandang gelar PhD di belakang namanya.

Gelar PhD adalah kepanjangan dari Doctor of Philosophy. Meskipun memiliki kata philosophy yang bermakna filsafat. Bukan, berarti gelar PhD hanya didapatkan oleh lulusan ilmu filsafat saja. Kata filsafat disematkan untuk gelar penghargaan tertinggi dalam ilmu pengetahuan atau dalam dunia akademik.

Lantas kalau Profesor, siapa sih mereka? Mungkin ada yang bertanya-tanya apa bedanya profesor dengan dosen biasa. Nah, kali ini ane bakal jelasin apa itu profesor tanpa ribet dan pake bahasa formal, biar sista-sista juga bisa ngerti.

Profesor itu sebenarnya merupakan pangkat akademik tertinggi yang bisa diraih oleh seorang dosen. Jadi, bukan sembarang dosen bisa jadi profesor, agan-agan. Untuk mencapai pangkat profesor, seorang dosen harus melewati berbagai tahap pencapaian angka kredit dan juga memenuhi syarat-syarat tertentu.



Biasanya, pangkat profesor ini didapatkan setelah melewati beberapa tahap, mulai dari Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan yang tertinggi adalah Guru Besar atau profesor. Prosesnya ga mudah, sista. Dosen harus terus meningkatkan kemampuannya dan aktif dalam melakukan penelitian serta publikasi karya ilmiah, terutama yang terpublikasi di jurnal internasional bereputasi.

Profesor tidak hanya mengajar, tapi mereka juga harus melakukan penelitian. Kalo dosen-dosen biasa fokusnya mengajar dan memberikan kuliah, profesor ini jauh lebih spesialis. Mereka jadi pakar di bidangnya masing-masing dan biasanya memiliki keahlian yang mendalam dalam ilmu yang mereka kuasai.



Mungkin ada yang penasaran, apa sih yang bikin profesor beda dengan dosen biasa? Selain tingkat pendidikan dan pengalaman kerja yang lebih tinggi, profesor juga memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam menjalankan tugas-tugas akademik. Mereka harus terus melakukan riset dan menghasilkan publikasi yang bermanfaat untuk dunia akademik.

Namun, jangan salah sangka ya, sista. Profesor bukan hanya mereka yang mengajar di perguruan tinggi. Profesor juga bisa ada di luar kampus, seperti di institusi penelitian atau perusahaan. Jadi, pangkat profesor ini lebih ke arah pengakuan atas keahlian dan kontribusi yang telah diberikan oleh seseorang dalam bidang akademik atau profesinya.

Nah, itu dia penjelasan singkat tentang profesor. Semoga bisa menjawab pertanyaan sista tentang apa itu profesor. Jadi, jangan main-main dengan profesor ya, karena mereka udah punya banyak pengalaman dan pengetahuan di bidangnya.



Syarat Menjadi Profesor: Rahasia Menuju Puncak Karir Akademik!

Pastinya, menjadi profesor adalah mimpi banyak dosen yang ingin mencapai puncak karirnya. Tapi, tahukah agan-agan dan sistah-sistah bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum bisa mendapatkan gelar profesor? Nah, kali ini ane mau kasih tau rahasia-rahasia tersebut, yuk disimak!

Pertama-tama, sebelum bisa menjadi profesor, seorang dosen harus memiliki gelar Doktor. Yap, nggak bisa sembarangan, harus yang Strata 3. Selain itu, ada juga syarat umum yang harus dipenuhi, yaitu peserta sertifikasi dosen yang diakui oleh negara. Jadi, penting banget nih buat agan-agan dan sistah-sistah untuk memiliki sertifikat dan nomor registrasi yang sah.

Selanjutnya, ada syarat khusus yang nggak kalah pentingnya. Seorang dosen harus menjadi penulis pertama di suatu jurnal yang sudah bereputasi internasional. Wah, emang nggak gampang ya? Tapi, dengan kerja keras dan kemampuan menulis yang mumpuni, pasti bisa agan-agan dan sistah-sistah capai!



Nah, buat agan-agan dan sistah-sistah yang sudah berhasil memenuhi syarat tersebut, jangan senang dulu ya! Ada syarat tambahan lagi yang harus dipenuhi. Menurut Kemenristekdikti, setiap dosen yang ingin mengusulkan menjadi profesor harus memiliki artikel ilmiah yang dipublikasikan di Jurnal Terindeks dalam basis data internasional yang diakui. Wah, keren banget kan?

Selain itu, agan-agan dan sistah-sistah juga harus melampirkan bukti proses akreditasi jurnal tersebut. Jadi, pastikan jurnal yang agan-agan dan sistah-sistah tulis dipercaya dan bereputasi di dunia internasional. Ingat ya, prestasi dan kredibilitas agan-agan dan sistah-sistah sangat penting dalam menjalani proses ini.

Nggak hanya itu, agan-agan dan sistah-sistah juga harus memiliki pengalaman kerja sebagai dosen selama minimal 10 tahun. Nggak main-main, kan? Tapi, kalau agan-agan dan sistah-sistah memang memiliki dedikasi dan passion dalam dunia akademik, pasti bisa meraihnya!

Oh iya, jangan lupa bahwa beberapa persyaratan ini dapat bervariasi tergantung pada kebijakan masing-masing universitas. Jadi, pastikan agan-agan dan sistah-sistah mencari informasi yang lebih rinci mengenai syarat menjadi profesor di tempat agan-agan dan sistah-sistah bekerja.



Nah, itu dia rahasia-rahasia untuk bisa menjadi profesor yang nggak sembarang orang bisa capai. Tapi, bukan berarti mustahil, kan? Dengan kemampuan, kerja keras, dan dedikasi yang tinggi, pasti agan-agan dan sistah-sistah bisa meraih gelar profesor yang membanggakan!

Jadi, buat agan-agan dan sistah-sistah yang ingin mencapai puncak karir akademik, semangat terus ya! Persiapkan diri agan-agan dan sistah-sistah sebaik mungkin dan jangan lupa untuk selalu belajar dan mengembangkan diri. Siapa tahu suatu hari nanti, agan-agan dan sistah-sistah akan menjadi profesor yang menginspirasi banyak orang. Good luck, agan-agan dan sistah-sistah! Semoga sukses!

Gimana menurut agan dan sista? Jangan lupa share pendapatnya ya!

Sumber 1, 2