Caleg Jual Ginjal Demi Biaya Kampanye di Bondowoso, Worth It-kah?

Beranda

...

The Lounge
Caleg Jual Ginjal Demi Biaya Kampanye di Bondowoso, Worth It-kah?

harrywjyy

17-01-2024 08:55

Caleg Jual Ginjal Demi Biaya Kampanye di Bondowoso, Worth It-kah?

Sumber Gambar

Seorang Calon Legislatif (Caleg) di Bondowoso, Jawa Timur, telah membuat gebrakan yang kontroversial dalam upaya membiayai kampanye dan kemenangannya pada pemilu Februari 2024 mendatang. Erfin Dewi Sudanto, calon legislatif dari Partai PAN dengan nomor urut 9 Daerah Pemilihan 1, telah menyatakan kesediaannya untuk menjual salah satu ginjalnya.

Keputusan Erfin untuk menjual ginjalnya sebagai sumber dana kampanye yang tidak mencukupi ini cukup mengejutkan. Dalam surat pernyataan yang ditandatangani dan diberi stempel, Erfin menyatakan kesediaannya untuk menjual ginjalnya dan meminta pihak yang berminat untuk segera menghubunginya.

Alasan di balik keputusan ini adalah keterbatasan dana yang dimiliki Erfin untuk membiayai kampanyenya. Mencalonkan diri dalam kontes politik telah menjadi hal yang memerlukan biaya besar, dan Erfin menghadapi tantangan tersebut. Dengan menjual ginjalnya, ia berharap dapat mengumpulkan dana yang cukup untuk mendukung kampanye politiknya.

Meskipun tindakan ini mencerminkan komitmen Erfin dalam dunia politik, tetap saja keputusannya menuai kontroversi. Banyak yang meragukan etika dan moralitas dari tindakan tersebut, dan ada keprihatinan tentang dampak jangka panjang bagi kesehatan Erfin.

Sumber Gambar

Namun, hal ini juga memunculkan pertanyaan lebih luas tentang biaya yang terkait dengan mencalonkan diri dalam pemilihan umum. Banyak calon legislatif menghadapi tantangan keuangan dalam memenuhi persyaratan kampanye dan mendapatkan suara pemilih. Langkah ekstrem yang diambil Erfin hanya menyoroti masalah ini dengan lebih tajam.

Saat ini, Erfin adalah salah satu dari 118 calon legislatif yang mendaftar di Bondowoso. Pemilihan umum dijadwalkan pada Februari 2024, dan tahap kampanye akan dimulai pada November 2023. Menurut Ketua KPU Bondowoso, kampanye di tempat umum diizinkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Biaya kampanye menjadi salah satu aspek yang penting bagi calon legislator atau caleg dalam mempersiapkan diri untuk Pemilu 2024. Menurut laporan dari Lembaga Pengembangan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPM FE UI), modal untuk menjadi seorang caleg memiliki variasi yang cukup bervariasi.

Berdasarkan penelitian mereka, perkiraan modal untuk menjadi calon anggota DPR RI berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Sementara itu, calon anggota DPRD Provinsi membutuhkan modal sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar, dan calon anggota DPRD kabupaten/kota membutuhkan modal sekitar Rp 250 juta hingga Rp 300 juta.

Sumber Gambar

Modal tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk perjalanan ke daerah pemilihan. Selama kampanye, caleg harus mengunjungi daerah pemilihan minimal selama satu bulan, dua kali. Biaya transportasi, penginapan, dan makanan menjadi bagian dari biaya yang harus dikeluarkan oleh caleg selama perjalanan kampanye mereka.

Selain itu, modal caleg juga digunakan untuk persiapan atribut kampanye seperti kaos, umbul-umbul, iklan, spanduk, dan logistik lainnya. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan branding caleg dan menarik perhatian massa pendukung untuk mau memilihnya.

Tidak hanya itu, modal caleg juga digunakan untuk tim sukses, bantuan sosial, biaya untuk mengumpulkan massa pendukung, dan biaya saksi. Semua ini diperlukan untuk memastikan bahwa kampanye caleg berjalan dengan lancar dan mendapatkan dukungan yang cukup untuk memenangkan Pemilu.

Keputusan Erfin untuk menjual ginjalnya sebagai sumber dana kampanye menyoroti tantangan finansial yang dihadapi oleh calon legislatif. Sementara langkah tersebut kontroversial, ini juga merupakan pengingat tentang pentingnya reformasi dalam sistem pemilihan untuk memastikan kesetaraan akses bagi semua calon legislatif, terlepas dari latar belakang keuangan mereka.

Sumber: Link Referensi

emoticon-Cendol Gan