Demi membendung ambisi ekspansi China di kawasan Indo-Pasifik, terutama di kawasan Asia tenggara. Negara-negara Barat kini mulai memberikan paket hibah senjata, khususnya yang diberikan berupa drone intai. Amerika jadi pelopor hibah drone intai untuk negara-negara Asean yang bersengketa wilayah dengan China. Amerika telah membagi rata drone intai ScanEagle kepada Filipina, Vietnam, Malaysia dan Indonesia.

Langkah Amerika tersebut kini juga diikuti oleh Jerman, di mana negara tersebut telah memberi tambahan drone intai Trinity F90+. Pada 11 Januari 2024 lalu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengunjungi Filipina untuk menyerahkan 4 drone dengan nilai 129 juta euro.

Sebelumnya pada Juni 2022, Penjaga Pantai Filipina telah menerima hibah 2 drone Trinity F90+. Drone akan digunakan untuk berpatroli di Laut Filipina bagian barat. Selain itu, drone akan dimaksimalkan untuk misi tanggap bencana, pengawasan maritim untuk menghadapi peredaran narkoba, serta operasi penangkapan ikan ilegal.

Drone Trinity F90+ mampu menyediakan gambar untuk tujuan pengintaian sekaligus menghasilkan peta beresolusi tinggi. Kemampuan ini bisa membantu memberi penilaian kerusakan akibat tumpahan minyak atau survei cepat di suatu wilayah untuk mengetahui adanya pelanggaran hukum di laut.



Drone Trinity F90+ dibuat manufaktur asal Jerman, yakni Quantum Systems. Desain drone ini menggabungkan desain helikopter dan sayap tetap. Mengutip informasi di website Quantum Systems, drone punya berat lepas landas 5,5 kg dan bisa terbang sampai ketinggian maksimal 4.500 meter. Sementara kecepatan maksimumnya (30 knots). Saat melakukan hovering, kecepatan angin yang dapat ditoleransi 9 meter per detik.

Sementara saat sedang terbang menjelajah kecepatan angin yang bisa ditoleransi adalah 12 meter per detik. Trinity F90+ dapat beroperasi di suhu -12 sampai 50 derajat celcius. Untuk muatannya, drone bisa dilengkapi berbagai sensor dengan berat maksimal 1 kg.

Drone ini punya durasi terbang 90 menit dan dapat memetakan lahan kurang lebih 300 hektar pada ketinggian 120 meter. Secara keseluruhan wilayah yang bisa dipetakan seluas 1.730 hektar. Drone dapat menangkap serangkaian gambar yang kemudian diolah menjadi peta beresolusi tinggi. Peta-peta ini dapat memberikan status suatu wilayah dan mempunyai potensi untuk berbagai kegunaan. Selama puncak pandemi, drone jenis ini digunakan Jerman untuk mengirimkan sampel medis ke laboratorium.



Drone dikendalikan dari base station GNSS dengan jarak kendali 7,5 km. Pihak Quantum Systems menyebut Trinity F90+ hanya memerlukan pelatihan yang singkat, drone dapat dibuka dan dirakit dalam waktu kurang dari 5 menit. Sebagai tambahan, untuk proses hibah drone ditangani perusahaan Jerman, yakni Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ).

Di sisi lain, belum diketahui negara mana lagi di Asean yang akan mendapat hibah drone dari Blok Barat ? Saat ini, hibah senjata yang diberikan masih berupa drone intai. Barat berharap hadirnya drone intai tersebut bisa membantu negara-negara di Asean untuk memantau pergerakan sang naga serta meningkatkan kemampuan pengawasan di laut memakai peralatan tak berawak seperti drone.







Referensi Tulisan: Quantum Systems
Sumber Foto: sudah tertera